Bahan
Tepung Terigu
Ubi jalar
KentangUdang kering
Bumbu
Mentega
Merica
Bawang merah
Bawang putih
Garam
Peralatan Masak
Peralatan yang digunakan untuk membuat tembose adalah baskom untuk membuat adonan, sendok kue untuk mengaduk-aduk adonan, cetakan kue tembose, wajan dan sutil untuk menggoreng, dan gilingan untuk menghaluskan bumbu-bumbu.
Cara Membuat
Pembuatan tambose dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar atau kulit dan bagian dalam atau isi. Cara membuat kulit tembose adalah tepung, mentega, dan air garam diaduk sampai merata. Setelah adonan dapat diuli atau tidak meleleh di tangan, giling adonan tipis-tipis dan cetak dengan bentuk bundar dengan ukuran sesuai yang diinginkan. Untuk membuat isi tembose yaitu ubi jalar dan kentang dibersihkan, lalu dipotong-potong bentuk dadu, sisihkan. Setelah itu tumis udang kering dan bumbu-bumbu yang telah dihaluskan terlebih dahulu, kemudian masukkan potongan ubi jalar dan kentang. Tumis sampai ubi dan kentang masak.
Setelah isi selesai dibuat, isikan pada kulit yang sudah disiapkan. Kulit bagian pinggir dipilin sehingga isi tidak dapat keluar. Setelah itu, goreng dengan minyak panas sampai kulit berwarna kuning kecoklatan.
Penyajian
Makanan ini dapat dikategorikan sebagai salah satu makanan sehari-hari yang berupa kue atau makanan ringan. Makanan tradisional ini dapat disantap untuk teman minum teh atau kopi di sore hari, selain itu dapat juga dimakan setiap saat, apabila menginginkannya. Tambose dapat dikonsumsi oleh seluruh keluarga atau dapat juga dihidangkan apabila ada tamu yang berkunjung ke rumah.
Nilai Budaya
Makanan tradisional tembose mengandung nilai ekonomis bagi masyarakat yang membuat dan menjualnya. Masyarakat yang biasa berjualan kue ini dapat membantu ekonomi keluarga karena mereka juga dapat menerima pesanan dalam jumlah yang banyak. Pesanan kue biasanya apabila ada masyarakat yang akan mengadakan kenduri atau selamatan, tembose dapat menjadi salah satu pilihan untuk melengkapi acara tersebut.
Sumber:
Evawarni. 2000. Naskah Kuno: Sumber Ilmu Yang Terabaikan (Telaah Terhadap Beberapa Naskah Kuno). Tanjungpinang: Balai Kajian Sejarah Dan Nilai Tradisional Tanjungpinang.
Tepung Terigu
Ubi jalar
KentangUdang kering
Bumbu
Mentega
Merica
Bawang merah
Bawang putih
Garam
Peralatan Masak
Peralatan yang digunakan untuk membuat tembose adalah baskom untuk membuat adonan, sendok kue untuk mengaduk-aduk adonan, cetakan kue tembose, wajan dan sutil untuk menggoreng, dan gilingan untuk menghaluskan bumbu-bumbu.
Cara Membuat
Pembuatan tambose dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar atau kulit dan bagian dalam atau isi. Cara membuat kulit tembose adalah tepung, mentega, dan air garam diaduk sampai merata. Setelah adonan dapat diuli atau tidak meleleh di tangan, giling adonan tipis-tipis dan cetak dengan bentuk bundar dengan ukuran sesuai yang diinginkan. Untuk membuat isi tembose yaitu ubi jalar dan kentang dibersihkan, lalu dipotong-potong bentuk dadu, sisihkan. Setelah itu tumis udang kering dan bumbu-bumbu yang telah dihaluskan terlebih dahulu, kemudian masukkan potongan ubi jalar dan kentang. Tumis sampai ubi dan kentang masak.
Setelah isi selesai dibuat, isikan pada kulit yang sudah disiapkan. Kulit bagian pinggir dipilin sehingga isi tidak dapat keluar. Setelah itu, goreng dengan minyak panas sampai kulit berwarna kuning kecoklatan.
Penyajian
Makanan ini dapat dikategorikan sebagai salah satu makanan sehari-hari yang berupa kue atau makanan ringan. Makanan tradisional ini dapat disantap untuk teman minum teh atau kopi di sore hari, selain itu dapat juga dimakan setiap saat, apabila menginginkannya. Tambose dapat dikonsumsi oleh seluruh keluarga atau dapat juga dihidangkan apabila ada tamu yang berkunjung ke rumah.
Nilai Budaya
Makanan tradisional tembose mengandung nilai ekonomis bagi masyarakat yang membuat dan menjualnya. Masyarakat yang biasa berjualan kue ini dapat membantu ekonomi keluarga karena mereka juga dapat menerima pesanan dalam jumlah yang banyak. Pesanan kue biasanya apabila ada masyarakat yang akan mengadakan kenduri atau selamatan, tembose dapat menjadi salah satu pilihan untuk melengkapi acara tersebut.
Sumber:
Evawarni. 2000. Naskah Kuno: Sumber Ilmu Yang Terabaikan (Telaah Terhadap Beberapa Naskah Kuno). Tanjungpinang: Balai Kajian Sejarah Dan Nilai Tradisional Tanjungpinang.