Mengkudu

Mengkudu (Morinda citrifolis) adalah tumbuhan perdu yang dapat hidup pada dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan air laut. Pohon yang dapat tumbuh di mana saja ini tingginya antara 3-8 meter. Buahnya bersifat majemuk yang tumbuh banyak dalam tiap ranting. Buah yang masih muda berwarna hijau dengan bintik-bintik di seluruh bagian luarnya. Bila telah masak, warna buah menjadi putih, kuning atau kecoklatan berbintik hitam dan berbau tidak sedap.

Namun walau berbau tidak sedap dan rasanya tidak enak, buah mengkudu banyak mengandung senyawa yang berkhasiat bagi tubuh. Sedikitnya ada belasan senyawa yang terdapat dalam buah mengkudu, yaitu: aerta yaitu senyawa aktif yang merangsang pineal untuk mengeluarkan serotonin dan endorphin dalam tubuh; antiseptik dan antibakteria pathogen (Eschericia colli, Salmonella, Staphylococcus aureus); nutrisi (protein, vitamin, mineral); selenium sebagai antikoksidan untuk sistem kekebalan tubuh; terpenoid yang membantu proses sintesis organik dan pemulihan sel-sel tubuh; scolopetin sebagai antiperadangan dan antialergi; xeronine berfungsi sebagai pengatur dan pengendali fungsi protein dalam tiap sel tubuh; Salmonella montivideo, S. scotmuelleri, S. Typhi, Shigella dusenteriae, S. Flexnerii, S. Pradysenteriae, dan Staphylococcus yang dapat mematikan bakteri-bakteri penyebab infeksi; dan senyawa bermanfaat lainnya (plant sterois, alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium).

Seluruh senyawa tersebut dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit. Berikut adalah cara pengolahan secara tradisional buah dan daun mengkudu dalam mengobati suatu penyakit.

Sakit perut
Tumbuk halus beberapa helai daun mengkudu lalu ditambah sedikit garam dan seduh hingga panas. Setelah dingin saring ampasnya dan airnya diminum.

Demam
Tumbuk halus buah mengkudu bersama kencur lalu rebus dalam dua gelas air hingga tersisa satu gelas saja. Setelah dingin atau hangat, saring ampasnya dan minum airnya pada pagi dan sore hari.

Darah tinggi
Sebanyak dua buah mengkudu masak diperas untuk diambil airnya, kemudian aduk bersama satu sendok makan madu, saring dan minum setiap dua hari sekali.

Sisik pada kaki atau betis
Cuci bersih buah mengkudu lalu gosokkan pada kaki atau betis yang bersisik. Kemudian diamkan selama 10-15 menit agar sari buah mengkudu meresap dalam kulit lalu basuh dengan air hangat.

Kegemukan
Beberapa buah mengkudu ditumbuk halus lalu tambahkan sedikit madu dan minum sekitar 30 menit sebelum makan. Guna mengkudu adalah untuk membatasi penyerapan lemak dalam darah yang berasal dari makanan.

Batuk
Cuci bersih sebuah mengkudu dan setengah genggam daun poo (bujanggut) lalu rebus dalam dua gelas air hingga mendidih dan hanya menyisakan satu gelas saja. Selanjutnya, saring air rebusan tersebut dan minum pada pagi dan sore hari.

Sakit kuning
Sejumlah dua buah mengkudu masak diperas untuk diambil airnya, kemudian aduk bersama sebongkah kecil gula batu dan satu sendok makan madu. Setelah rata tercampur, saring dan minum setiap dua hari sekali.

Kencing manis
Buah mengkudu dipendam atau diperam dalam beras dan apabila sudah matang dapat langsung dimakan atau ditaburi gula pasir/garam untuk mengurangi rasanya yang tidak enak.

Mengecilkan rahim
Pasca melahirkan rahim seorang perempuan akan terlihat melar atau membesar. Untuk mengatasinya dapat menggunakan beberapa lembar daun mengkudu muda yang direbus sebagai lalapan atau mengukusnya lalu dibalutkan pada bagian perut selama kurang lebih 12 jam.

Foto: https://www.kompasiana.com/newgodokindonesia/5a6984cadcad5b676c56ef82/manfaat-mengkudu-memang-sangat-luar-biasa

Bujang Katak

(Cerita Rakyat Daerah Bengkulu)

Alkisah, ada seorang perempuan tua yang hidup sebatang kara. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dia bekerja sebagai peladang di tanah peninggalan milik orang tuanya. Namun karena usia telah lanjut, Sang perempuan tua tidak dapat bekerja penuh di ladang sebagaimana orang-orang di desanya. Sebagian besar waktu hanya dia gunakan untuk beristirahat di teras maupun di dalam rumah.

Suatu hari, di kala sedang beristirahat dia berangan ingin memiliki seorang anak laki-laki. Pikirnya, bila memiliki anak laki-laki tentu dapat membantu pekerjaannya di ladang. Tak masalah rupa dan penampilan fisik anak tersebut menyerupai katak sekalipun. Yang penting dia dapat bekerja dengan rajin di ladang serta patuh terhadapnya.

Rupanya angan-angan sekaligus harapannya didengar oleh Langit. Hanya dalam waktu beberapa minggu saja di dalam perutnya terasa ada yang aneh. Seiring waktu perut tadi semakin membesar menandakan tengah mengandung. Para tetangga yang melihat menjadi gempar, sebab seumur hidup Sang perempuan tua belum pernah menikah. Mereka menjadi curiga kalau dia telah melakukan perbuatan asusila dengan laki-laki yang belum menjadi suami.

Kecurigaan semakin bertambah kuat ketika ada beberapa di antara mereka yang memberi “bumbu” pada cerita tentang asal-usul kehamilan Sang perempuan tua. Akibatnya, banyak penduduk kampung menjadi terpancing mendatangi gubuk reot Sang perempuan tua untuk mengetahui duduk perkara yang sebenarnya. Mereka khawatir apabila dibiarkan akan menimbulkan malapetaka bagi seisi kampung.

Namun baru sampai di muka gubuk, dari dalam terdengar suara tangisan. Dia telah melahirkan seorang bayi. Orang-orang pun langsung merangsek ke dalam gubuk untuk mengetahui kondisi bayi beserta ibunya. Di sana mereka melihat seorang bayi laki-laki sehat dengan ukuran dan bentuk tubuh yang sangat aneh (menyerupai seekor katak).

Melihat kondisi fisik si bayi yang tidak lazim, sontak saja sebagian besar dari mereka terperanjat. Muncullah lagi prasangka-prasangka negatif yang berujung ejekan, cemoohan, dan bahkan bahan tertawaan karena mengira Sang perempuan tua telah berhubungan dengan seekor katak sehingga anak yang dihasilkan mirip seperti katak.

Berbagai perkataan miring tadi tidak dihiraukan. Dia tetap menyayangi serta merawat bayinya dengan sepenuh hati. Baginya, sang bayi merupakan sebuah anugerah dari Langit yang harus disyukuri. Dia tidak menyesal bila angan-angannya ingin memiliki anak walau berbentuk menyerupai katak rupanya dikabulkan.

Seiring waktu Sang bayi tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Dalam bergaul walau memiliki bentuk tubuh aneh, dia tidak dikucilkan oleh teman-teman sebayanya. Mereka memanggilnya dengan sebutan Bujang Katak karena tubuhnya menyerupai seekor katak.

Ketika dewasa, pada suatu kesempatan Sang ibu bercerita tentang Raja mereka yang memiliki tujuh orang putri cantik jelita. Tanpa disangka, Bujang Katak mengatakan pada ibunya bahwa ingin mempersunting salah seorang dari mereka. Hal ini tentu saja membuat Sang ibu terkejut lalu menjelaskan bahwa Bujang Katak bukanlah padanan para putri tersebut. Bujang Katak hanyalah rakyat kebanyakan sementara mereka adalah para bangsawan yang mempunyai status sangat tinggi dalam masyarakat. Tetapi karena terus memaksa, terpaksa Sang ibu menuruti walau dalam hati merasa pesimis akan disambut baik oleh Raja.

Keesokan hari, pagi-pagi sekali mereka telah berangkat menuju kerajaan. Awalnya mereka disambut ramah oleh Raja beserta para putrinya karena melihat penampilan fisik Bujang Katak yang ajaib. Tetapi keramahan beralih menjadi kemarahan dan cacian dari para putri raja ketika Sang Ibu memberanikan diri melamar salah seorang dari mereka untuk diperistri Bujang Katak. Bahkan sebagian besar mereka meludah di depan anak-beranak tadi sambil memalingkan muka pertanda jijik. Hanya Sang putri bungsu yang merasa kasihan tetapi hanya berdiam diri tidak berbuat apa-apa.

Merasa masih ada harapan (dari putri bungsu), hari berikutnya anak-beranak itu datang lagi ke istana. Kali ini “sambutan” yang mereka dapatkan bukanlah amarah serta cacian, melainkan tertawaan dari segenap penghuni istana. Raja yang juga ikut mentertawakan lalu membuat siasat agar Bujang Katak beserta ibunya jera. Dia akan menikahkan salah seorang putrinya dengan Bujang Katak bila sanggup membuat sebuah jembatan emas dari gubuknya hingga ke istana hanya dalam waktu satu minggu. Sebuah syarat yang sangat mustahil dapat dipenuhi oleh manusia biasa.

Anehnya, setelah mendengar persyaratan tersebut Bujang Katak langsung menyanggupi. Dan, dengan raut muka masih terlihat datar dia meminta izin untuk pulang kembali ke gubuk guna mempersiapkannya. Sesampai di rumah, tanpa berganti pakaian dia pergi lagi ke suatu tempat untuk bertapa. Adapun tujuannya adalah mencari “wangsit” agar dapat membuat jembatan emas.

Namun, setelah bertapa selama enam hari enam malam, belum juga muncul tanda-tanda turunnya wangsit. Baru pada hari ketujuh secara perlahan tubuhnya mengeluarkan sinar berwarna keemasan. Bersamaan dengan itu, kulit tubuh yang berbentuk menyerupai katak secara perlahan pula mulai mengelupas hingga menampakkan wujud asli berupa seorang pemuda nan tampan dan gagah. Sementara kulit yang mengelupas tadi secara ajaib berubah menjadi batangan-batangan emas berjumlah ratusan ribu buah. Selanjutnya, batangan-batangan emas tadi dia susun sedemikian rupa membentuk sebuah jembatan mulai dari depan gubuk hingga ke istana raja.

Sang raja yang melihat ada sebuah jembatan emas di depan pintu istana tentu saja kaget bukan kepalang. Dia tidak menyangka kalau syarat mustahil yang diajukan ternyata dapat dipenuhi tepat waktu. Sebagai konsekuensinya, dia terpaksa harus menepati janji untuk menikahkan salah seorang putrinya dengan Bujang Katak. Dia lalu memerintah salah seorang penjaga memanggil Bujang Katak beserta ibunya datang ke istana.

Setelah mereka datang, giliran para putri raja yang terkejut sekaligus terkesima melihat ketampanan dan kegagahan Bujang Katak. Masing-masing berusaha tebar pesona agar dipilih menjadi isteri Sang Bujang. Namun, hati Bujang Katak telah tertambat pada Putri Bungsu yang tidak ikut menghina ketika tubuhnya masih berbentuk menyerupai katak. Selain itu, di antara para saudarinya Putri bungsulah yang memiliki paras paling cantik serta tubuh indah mempesona.

Singkat cerita, Bujang Katak memilih Putri bungsu sebagai calon pendampingnya. Pernikahan dilangsungkan secara meriah selama tujuh hari tujuh malam dengan dihadiri segenap rakyat kerajaan. Mereka pun hidup bahagia hingga akhir hayat.

Diceritakan kembali oleh Gufron

Putri Gading Cempaka

(Cerita Rakyat Daerah Bengkulu)

Alkisah, di daerah Bengkulu Tinggi pernah ada sebuah kerajaan bernama Sungai Serut. Adapun pendiri yang sekaligus sebagai raja pertama adalah Ratu Agung, seorang pangeran dari Kerajaan Majapahit. Dia memerintah dengan arif dan bijaksana, sehingga oleh rakyat dianggap sebagai penjelmaan dewa yang turun ke Gunung Bungkuk untuk mengatur kehidupan di bumi. Seluruh rakyat tunduk dan patuh padanya, tidak terkecuali orang-orang dari Rejang Sawah yang mayoritas berperawakan tinggi-besar.

Ratu Agung dikaruniai enam orang putra bernama Kelamba Api (Raden Cilik), Manuk Mincur, Lemang Batu, Tajuk Rompong, Rindang Papan, Anak Dalam, serta seorang puteri (bungsu) bernama Gading Cempaka. Sang Putri memiliki perawakan sempurna layaknya bidadari (paras cantik jelita, tubuh tinggi semampai, dan rambut bak mayang terurai). Kesempurnaan tubuh inilah yang membuat Kerajaan Sungai Serut menjadi terkenal di mana-mana. Banyak pangeran dari negeri lain yang datang hanya untuk melihat kecantikan Gading Cempaka. Bahkan, ada di antara mereka yang mencoba melamar namun selalu ditolak dengan cara halus.

Suatu hari, Ratu Agung jatuh sakit. Sudah belasan tabib didatangkan guna mengobati, tetapi penyakitnya tidak kunjung sembuh dan malah bertambah parah. Ratu Agung pun sadar bahwa usianya mungkin tidak lama lagi. Oleh karena itu, dia lalu memerintah orang kepercayaannya mengumpulkan ketujuh orang anak-anaknya guna menyampaikan wasiat.

Setelah mereka berkumpul, tak ingin mengulur waktu Ratu Agung langsung menitipkan dua buah wasiat. Pertama, bila meninggal tahta kerajaan akan diserahkan kepada Anak Dalam yang dia anggap dapat menjunjung tinggi rasa keadilan, kedamaian, dan ketenteraman negeri. Sedangkan wasiat terakhir, adik-beradik tadi diperintahkan menyingkir ke Gunung Bungkuk apabila Kerajaan Sungai Serut ditimpa musibah besar. Di sanalah nanti akan datang seorang raja yang menjadi jodoh Putri Gading Cempaka sekaligus membawa mereka kembali ke Sungai Serut.

Usai mengutarakan wasiat, tidak lama berselang Ratu Agung wafat. Seluruh rakyat kerajaan berduka. Berbondong-bondong mereka datang ke kerajaan untuk memberikan penghormatan sekaligus menghantarkan Ratu Agung ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Setelah Ratu Agung dimakamkan, beberapa waktu kemudian Anak Dalam dinobatkan sebagai raja guna mengisi kekosongan kepemimpinan di Kerajaan Sungai Serut. Dan sama seperti ayahandanya, Anak Dalam memimpin dengan adil dan bijaksana sehingga rakyat hidup makmur sejahtera. Kerajaan semakin berkembang, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Banyak bangsawan dari kerajaan lain datang untuk belajar bagaimana Anak Dalam mengelola kerajaan.

Salah satunya adalah putra mahkota Kerajaan Aceh yang bernama Pangeran Raja Muda Aceh. Namun, ketika bertemu dengan keluarga kerajaan, terutama Putri Gading Cempaka, niat semula langsung berubah. Dia jatuh hati dan ingin mempersunting Sang Putri. Sekembalinya dari Sungai Serut dia mengutus beberapa penasihatnya guna melamar Putri Gading Cempaka.

Tanpa disangka pinangan Pangeran Raja Muda Aceh ditolak oleh Raja Anak Dalam. Dia tidak memberikan penjelasan apa pun pada para penasehat Sang Pangeran berkaitan dengan penolakan tersebut. Hal ini tentu memuat mereka terkejut dan agak marah, namun tidak dapat berbuat apa-apa selain pulang dengan tangan hampa. Bagi mereka, hanya Pangeran Raja Muda Acehlah yang dapat memutuskan tindakan selanjutnya.

Ketika penolakan pinangan dari Raja Anak Dalam mereka sampaikan, Sang Pangeran langsung murka. Bagi Sang Pangeran penolakan tersebut merupakan suatu penghinaan besar. Oleh karena itu, dia lalu memerintah para penasihatnya kembali lagi menemui Raja Anak Dalam bukan untuk bernegosiasi ulang mengenai pinangan melainkan menyatakan perang.

Raja Anak Dalam yang telah menduga akan ada akibat di balik keputusan menolak pinangan Sang Pangeran pada Gading Cempaka tidak merasa terkejut ketika para penasihat mendatanginya lagi. Bahkan, ketika mereka mengutarakan niat Pangeran Raja Muda Aceh untuk berperang, Raja Anak Dalam menanggapinya dengan tenang. Tantangan diterima dan tanpa basa-basi langsung menanyakan kapan waktu yang tepat dimulainya peperangan.

Pada hari yang telah ditentukan, terjadilah perang besar antara Kerajaan Aceh dengan Sungai Serut. Perang berlangsung hingga berhari-hari dengan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak. Mayat mereka bergelimpangan di mana-mana tanpa ada yang mengurusi hingga akhirnya membusuk dan berbau sangat menyengat.

Merasa terdesak serta tidak tahan melihat rakyat menjadi korban, Raja Anak Dalam bersama saudara-saudaranya memutuskan menyingkir ke Gunung Bungkuk. Mereka sepakat menjalankan wasiat kedua dari Ratu Agung yang memerintahkan agar mengungsi ke Gunung Bungkuk apabila ada suatu kejadian luar biasa melanda Sungai Serut.

Sepeninggal Raja Anak Dalam beserta kaum kerabatnya ke Gunung Bungkuk, Kerajaan Sungai Serut menjadi kosong. Pangeran Raja Muda Aceh yang dengan mudah masuk ke dalam istana menjadi kecewa karena tidak dapat menemukan Putri Gading Cempaka. Dia lalu memerintahkan seluruh prajurtinya menuju dermaga dan kembali ke Aceh.

Beberapa bulan kemudian datanglah empat orang bangsawan Lebong Balik Bukit ke bekas Kerajaan Sungai Serut yang ditinggalkan penghuninya. Keempatnya kemudian bersepakat menjadi penguasa di tempat itu. Seiring waktu, masing-masing berambisi menjadi penguasa tunggal sehingga terjadilah pertikaian. Namun, sebelum terjadi pertumbahan darah datanglah seorang pendamai bernama Maharaja Sakti. Dia adalah utusan Maharaja Diraja, penguasa Kerajaan Pagaruyung.

Maharaja Sakti berhasil mendamaikan dan bahkan menguasai keempatnya. Para bangsawan yang bertikai tadi malah bersepakat mengangkatnya menjadi raja di bekas Kerajaan Sungai Serut yang namanya diubah menjadi Bangkahulu. Ketika akan dinobatkan dalam sebuah upacara adat, tiba-tiba langit menjadi sangat gelap dan tidak lama kemudian turun hujan lebat disertai angin kencang.

Malam harinya, Maharaja Sakti bermimpi melihat sesosok bidadari menari di tengah hujan badai dengan pakaian tetap kering. Sang bidadari menari lemah gemulai selama beberapa saat sebelum terbang menuju Gunung Bungkuk. Maharaja Sakti yang menyaksikan kejadian itu hanya terpana tanpa dapat berkata apa-apa.

Saat terjaga dari tidur, dia langsung menceritakan perihal mimpinya itu pada keempat bangsawan yang mengangkatnya menjadi raja. Tetapi karena keempatnya bukanlah peramal atau ahli nujum, tidak ada seorang pun yang dapat menafsirkan mimpi Maharaja Sakti. Oleh karena itu, mereka lalu mendatangkan seorang ahli nujum yang memiliki keahlian khusus dalam menafsirkan mimpi.

Hasil tafsiran Sang ahli nujum menyatakan bahwa bidadari yang dilihat dalam mimpi Maharaja Sakti tidak lain adalah Putri Gading Cempaka. Dia adalah anak bungsu dari penguasa Kerajaan Sungai Serut yang sekarang telah menjadi wilayah kekuasaan Maharaja Sakti. Sang Putri bersama kaum kerabatnya mengungsi ke Gunung Bungkuk akibat diserang oleh Kerajaan Aceh.

Selain memaparkan sosok Putri Gading Cempaka, Sang ahli nujum juga memberi sedikit “pencerahan” agar Maharaja Sakti mau meminangnya. Ramalan Sang ahli nujum, apabila Maharaja Saki dan Putri Gading Cempaka bersama dalam sebuah ikatan perkawinan, maka Kerajaan Bangkahulu akan menjadi sangat kuat hingga beberapa generasi.

Ramalan Sang ahli nujum rupanya mengena di hati Maharaja Sakti. Dia lalu mengutus keempat bangsawan menuju Gunung Bungkuk untuk menyampaikan pinangan pada Putri Gading Cempaka. Tanpa disangka pinangan diterima oleh Raja Anak Dalam yang masih memegang teguh wasiat ratu agung tentang kedatangan seorang raja yang akan meminang Putri serta membawa mereka kembali ke Sungai Serut.

Singkat cerita, Maharaja Sakti menikah dengan Putri Gading Cempaka di Bangkahulu. Setelah menikah Maharaja Sakti membangun sebuah istana baru nan indah dan megah di daerah Kuala Sungai Lemau. Dan, karena pusat pemerintahan juga dialihkan ke Kuala Sungai Lemau, maka nama kerajaan kemudian diganti menjadi Sungai Lemau.

Diceritakan kembali oleh Gufron

Kunyit

Kunyit (Curcuma longa linn.) termasuk dalam tumbuhan semak berakar serabut dengan tinggi dapat mencapai sekitar 70 centimeter. Batangnya semu, tegak, bulat membentuk rimpang dan berwarna hijau kekuningan. Daun kunyit berbentuk tunggal, lanset memanjang sekitar 20-40 centimeter dengan bagian ujung-pangkal meruncing, lebar 8-13 centimeter, pertulangan menyirip dan warna hijau pucat. Bunganya majemuk, berambut, bersisik, kelopak silindris bercangap tiga dan berwarna putih keunguan.

Kunyit memiliki kandungan zat kimia bermanfaat, seperti: kurkuminoid (curcumin, dihidrokurkumin, desmetoksikurkumin, bisdesmetoksikurkumin), seskuiterpen, fenilpropana turmeron (aril-turmeron,alpha turmeron, beta turmeron), kurlon kurkumol, atlanton, sisabelon, seskuifellandren, zingiberin, aril kurkumen, humulen, arabinosa, fruktosa, glukosa, tanin, dammar, dan mineral (magnesium, mangan, kalsium, natrium, kalium, timbal, seng, kobalt, alumunium). Seluruh zat kimia tersebut dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Berikut adalah beberapa cara pengolahan kunyit dalam mengibati suatu penyakit.

Sariawan
Tumbuk kunyit hingga halus lalu campur dengan air teh dan oleskan pada bagian bibir atau mulut yang terkena sariawan.

Cacar air
Cuci bersih kunyit lalu iris tipis-tipis dan rebus dengan beberapa gelas air. Ketika mulai muncul gelembung udara, masukkan beberapa helai daun sirih dan tunggu hingga benar-benar mendidih. Minum dalam keadaan hangat 2-3 kali sehari sejumlah satu cangkir. Selain diminum, ada juga yang digunakan sebagai obat luar dengan menumbuknya bersama asam kawak sampai halus. Campur adonan tersebut dengan sedikit minyak kelapa dan oleskan pada permukaan cacar agar dingin.

Diare
Tumbuk halus satu rimpang kunyit lalu tempelkan pada bagian pusar selama 1-2 jam.

Nyeri haid
Tumbuk sejumlah tiga ruas kunyit bersama dengan gambir dan daun seureuh lalu tambahkan sedikit air agar menjadi seperti bubur. Selanjutnya, saring ramuan tersebut menggunakan penyaring atau kain bersih untuk diambil airnya sebagai obat.

Jengjeriheun
Cuci bersih, parut dan beri sedikit air beberapa rimpang kunyit. Selanjutnya, campur dengan tumbukan daun baluntas dan sedikit air asam untuk diminum.

Demam
Rimpang kunyit diparut, beri sedikit air dan peras. Sebelum diminum, tambahkan sedikit madu dan sebuah kuning telur ayam kampung.

Kencing manis
Cuci bersih dan iris tipis rimpang kunyit lalu beri setengah sendok teh garam dan rebus dengan satu liter air. Setelah mendidih, saring, dinginkan dan minum setiap hari sebanyak setengah gelas.

Borok
Sehelai daun kunyit oles dengan minyak kelapa dan panggang hingga hangat dan layu lalu tempelkan pada borok.

Batuk
Parut kunyit dan jahe lalu seduh dengan air. Saring dan tambahkan gula batu serta air jeruk nipis untuk diminum dua kali sehari.

Jerawat
Kunyit seukuran ibu jari dicuci, iris halus, dan seduh dengan segelas air. Ketika akan diminum tambahkan sesendok gula pasir agar tidak pahit.

Sembelit
Lumatkan kunyit seukuran ibu jari lalu rebus dengan segelas air. Setelah mendidih diamkan selama lima menit kemudian saring dan tambahkan segenggam daun asam segar. Ramuan harus diminum sekaligus sampai habis.

Gatal-gatal
Bakar sekelingking kunyit dan kemiri lalu lumatkan sampai halus. Ramuan dapat dioleskan pada bagian yang gatal sebanyak dua kali dalam sehari.

Keputihan
Rimpang kunyit dicuci bersih, parut serta beri sedikit air. Selanjutnya, tumbuk halus beberapa helai daun beluntas serta beri sedikit air asam dan gula aren. Campurkan kedua larutan tersebut untuk diminum sebelum tidur.

Kurang darah
Kunyit dicuci bersih, parut, beri sedikit air, dan peras. Campur perasan kunyit tadi dengan madu dan telur ayam kampung lalu kocok sampai merata untuk diminum. Dosisnya dua kali dalam sehari.

Foto: http://medan.tribunnews.com/2017/11/06/mengejutkan-ternyata-ini-salah-satu-manfaat-kunyit-yang-sering-kita-lupakan

Katuk

Katuk atau Sauropus androginus termasuk dalam tumbuhan perdu dengan tinggi antara 1-2 meter. Batangnya tegak bercabang jarang, berwarna hijau ketika masih muda dan setelah tua menjadi kelabu keputihan. Bunga katuk berkelopak keras berwarna putih kemerahan. Buahnya bulat kecil berwarna putih yang di dalamnya terdapat biji beruang empat. Tumbuhan yang dapat hidup dari dataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter di atas permukaan air laut ini banyak mengandung bahan-bahan berkhasiat bagi tubuh, yaitu: protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, dan vitamin (A, B, C), eter, alifatik, monometil suksinat, asam benzoat, asam 2-fenilmalonat, terbutol, 2-propagiloksan, asam palmitat, efedrin, metil piroglutamat, dan eikosanoid.

Dalam dunia pengobatan tradisional di beberapa daerah Nusantara, pohon katuk (terutama bagian daunnya) banyak dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Berikut adalah beberapa cara pengolahan daun katuk dalam mengobati suatu penyakit.

1. Sembelit
Rebus sejumlah daun katuk selama sekitar sepuluh menit lalu saring. Air rebusan diminum dua kali sedengan dosis sekitar 100 ml untuk sekali minum.

2. Sulit buang air kecil
Cuci bersih daun katuk lalu rebus dan airnya diminum secara teratur pada pagi dan sore hari.

3. Memperlancar asi
Daun katuk dapat digunakan untuk memperbanyak serta memperlancar keluarnya air susu. Adapun caranya adalah dengan mengkonsumsi daun katuk setiap hari, baik sebagai sayur maupun lalapan atau menumbuknya bersama dengan pegagan, rimpang temulawak, dan rimpang kunyit sambil beri air matang sedikit demi sedikit sebanyak satu gelas. Aduk terlebih dahulu saat hendak diminum dan bila perlu tambahkan sedikit madu atau gula aren dan perasan jeruk nipis. Dosisnya satu kali sehari hingga asi lancar.

4. Borok
Cuci bersih daun katuk lalu tumbuk hingga halus dan tempelkan pada bagian yang terkena borok.

5. Bisul
Sama seperti mengobati borok, pengobatan bisul juga cukup dengan mencuci dan menumbuk daun katuk hingga halus lalu tempelkan bagian yang terkena bisul

6. Menghilangkan bekas jerawat
Beberapa lembar daun katuk muda ditumbuk hingga halus dan oleskan pada bagian flek bekas jerawat. Lakukan setiap pagi dan malam hari hingga flek hitam memudar atau hilang.

Foto: https://en.wikipedia.org/wiki/Sauropus_androgynus

Kemangi

Kemangi atau dalam bahasa latinnya disebut Ocinumbassilum ferina citratum/Ocinum cannum merupakan tumbuhan yang termasuk dalam famili Ocinaceae. Tumbuhan yang kerap dijadikan sebagai bumbu masak dan lalapan karena memiliki aroma khas ini berbentuk perdu dengan tinggi dapat mencapai sekitar 100 centimeter. Daunnya panjang, tegak, berbentuk taji atau bulat telur, berwarna hijau muda. Ujung daun bisa tumpul atau bisa juga tajam dengan panjang mencapai 5 centimeter. Sementara bunganya tersusun di tandan yang tegak dan dapat hidup pada dataran rendah hingga ketinggian 500 meter di atas permukaan air laut.

Selain sebagai bumbu masak dan lalapan, kemangi juga dijadikan tanaman obat karena mengandung berbagai macam senyawa berkhasiat, seperti: anetol, apigenin, fosfor, kolagen, Kalsium, asam askorbat, asam kafeat, betakarotin, ß-sitosterol, ß-sitosterol, eskuletin, minyak astiri, eriodiktiol, eskulin, estragol, faenesol, histidin, magnesium, rutin, tanin. Betakarotin berperan mendukung fungsi pengelihatan, meningkatkan respon antibodi, mendukung proses pertumbuhan, dan antioksidan.

Senyawa-senyawa kimia tersebut memiliki fungsi dan peran masing-masing bagi tubuh manusia. Misalnya, kalsium berperan dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang, transmisi impuls saraf, membantu kontraksi otot, dan mengaktifkan reaksi enzim. Fosfor berperan dalam membantu penyerapan dan transportasi gizi serta mengatur keseimbangan asam dan basa. Magnesium membantu merilekskan jantung dan pembulu darah serta memperlancar aliran darah. Kolagen berfungsi memengaruhi integritas struktur sel di semua jaringat ikat. Eugenol dan flavonoid berperan sebagai antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas dan kolesterol. Arninin berfungsi untuk memperkuat daya tahan sperma dan mencegah kemandulan. Senyawa anetol dan boron berfungsi sebagai penjaga kesehatan reproduksi pria dan wanita, merangsang kerja hormon estrogen dan androgen, serta mencegah pengeroposan tulang. Dan, minyak atsiri berfungsi menangkal infeksi akibat virus Basillus subtilis, Samonella paratyphi, proteus vulgaris, serta mencegah pertumbuhan mikroba Staphylococcus aureus, Salmonella enteritidis, dan Escherichia coli. Berikut adalah beberapa cara pengolahan kemangi dalam mengobati suatu penyakit

Bau badan
Tumbuk halus daun, biji, dan akar kemangi lalu seduh dengan air gula aren secukupnya. Minum air seduhan tersebut pada pagi dan malam hari.

Masuk angin
Oleskan rebusan daun kemangi bersama bawang merah dan minyak kelapa pada bagian perut, dada, dan punggung.

Demam
Seduh satu sendok makan daun kemangi dengan setengah cangkir air dan bila perlu tambahkan madu sebelum diminum.

Sariawan
Mengunyak 3-5 lembar daun kemangi selama beberapa menit pada pagi, siang, dan malam hari.
Bau mulut
Ada dua cara menghilangkan bau mulut dengan menggunakan kemangi. Cara pertama adalah memakan kemangi sebagai lalapan, sedangkan cara kedua membersihkan daun, biji dan akar kemangi lalu seduh dengan air panas. Seteah hangat campur dengan gula merah agar tidak terlalu pahit.

Panu
Tumbuk halus daun kemangi lalu beri sedikit kapur sirih untuk selanjutnya dioleskan ke bagian yang terkena panu.

Kutil
Cara mengobatimya adalah dengan menggosokkan beberapa helai daun kemangi pada kutil secara teratur di pagi dan sore hari.

Mual
Seduh satu sendok makan daun kemangi dengan setengah cangkir air dan bila perlu tambahkan madu sebelum diminum.

Foto: http://manaberita.com/2018/06/selain-enak-jadi-lalapan-inilah-manfaat-daun-kemangi-untuk-kulit/
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive