Si Penyumpit

(Cerita Rakyat Daerah Bangka Belitung)

Alkisah, ada seorang pemuda yang ahli dalam menyumpit hewan buruan serta meramu obat-obatan. Masyarakat setempat menamai sesuai keahliannya, yaitu Si Penyumpit. Oleh warga sekitar dia sangat disukai karena ringan tangan. Hanya seorang saja yang tidak, yaitu Kepala Desanya sendiri bernama Pak Raje. Dia benci karena almarhum ayah Si Penyumpit pernah berhutang dan dilunasi. Sebagai gantinya, dia selalu menuntut Si Penyumpit membayar hutang ayahnya.

Bahkan, suatu hari dia memaksa Si Penyumpit melunasi hutang dengan cara menjaga area kebunnya dari serangan kawanan babi hutan. Namun, hal itu tidaklah mudah dilakukan. Sebab, dia mensyaratkan agar Si Penyumpit menjaga jangan sampai ada seekor pun babi hutan yang berhasil masuk ladang. Apabila didapati ada kerusakan pada tanaman ladangnya, maka Si Penyumpit harus menggantinya sejumlah dua kali lipat.

Paksaan tadi terpaksa diterima Si Penyumpit demi melunasi hutang. Baru beberapa hari berjaga kawanan babi hutan mulai terlihat. Mereka datang mengendus aroma buah-buhan yang mulai masak di pepohonan. Saat hendak masuk area ladang, Si Penyumpit yang bermata jeli langsung menyumpit salah seekor dari kawanan babi hutan itu hingga menguik-nguik kesakitan. Sisanya ketakutan dan kembali berlari masuk hutan.

Si Penyumpit langsung berlari ke arah babi hutan yang terkena anak sumpitnya. Namun, ketika sampai di lokasi yang ditemukan hanyalah bercak darah tercecer di tanah. Penasaran dengan apa yang terjadi pada Si babi hutan, dia menelusuri jejak darahnya hingga berhenti di sebuah pondok kecil di tengah hutan.

Di dalam pondok dia melihat beberapa perempuan cantik yang salah satunya terluka oleh anak sumpit pada bagian perut. Merasa itu adalah anak sumpitnya, Si Penyumpit lalu mengetuk pintu pondok untuk meminta penjelasan mengapa anak sumpit itu ada di perut si perempuan cantik.

Ketika pintu dibuka dia lalu memperkenalkan diri dan menerangkan bahwa tujuannya datang mengikuti jejak darah babi hutan yang baru saja disumpitnya. Tanpa dinyana sambutan tuan rumah agak menyentak. Dia marah adiknya mengerang kesakitan terkena tersumpit dan tidak tahu cara melepaskannnya.

Si Penyumpit terkejut mendengar perkataan perempuan cantik itu. Dia tidak menyangka kalau mereka adalah sekumpulan siluman babi hutan yang hendak mencari makan. Sambil meminta maaf dia menawarkan pada perempuan itu untuk melepaskan anak sumpit sekaligus mengobati luka di perut adiknya.

Setelah disetujui, dengan mudah Si Penyumpit mencabut anak sumpit miliknya dari perut adik perempuan cantik itu. Dia lalu meminta Sang kakak menumbuk beberapa helai daun keremunting untuk dibalurkan pada luka bekas tusukan anak sumpit sebagai penghenti pendarahan.

Tidak lama berselang Sang adik yang juga cantik mulai menunjukkan kemajuan. Dia sudah tidak mengerang kesakitan, namun tubuhnya masih lemah. Sebagai ungkapan terima kasih Sang kakak memberi Si Penyumpit empat bungkusan kecil yang katanya berisi kunyit, daun simpur, buah jering, dan buah nyatoh.

Awalnya Si Penyumpit menolak. Luka Sang adik disebabkan oleh anak sumpit yang dilepaskannya. Namun karena Sang perempuan cantik tetap memaksa, dia akhirnya menerima dan membawanya pulang ke ladang milik Pak Raje. Sampai di ladang bungkusan tetap disimpan dan baru dibuka ketika telah berada di rumahnya sendiri.

Ketika dibuka Si Penyumpit kaget bukan kepalang. Kunyit, daun simpur, buah jering, dan buah nyatoh yang tidak berharga hanyalah akal-akalan Sang Perempuan Cantik agar dia mau menerimanya. Padahal aslinya adalah butiran emas, intan, dan berlian yang apabila dijual harganya sangat mahal.

Si Penyumpit berinisiatif menjual barang-barang tersebut. Setelah semuanya terjual dia menuju rumah Pak Raje untuk melunasi hutang ayahnya. Pak Raje awalnya sinis melihat kedatangan Si Penyumpit. Dia mengira Si Penyumpit akan meminta hutang ayahnya dilunasi karena telah menjaga ladang. Namun, kesinisan berubah menjadi sebuah senyuman lebar tatkala Si Penyumpit menyerahkan sejumlah uang sesuai dengan hutang Sang ayah.

Sembari menerima uang Pak Raje lantas menanyakan dari mana Si Penyumpit bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Apakah dia mencuri atau merampok harta orang lain? Sebab, tidak mungkin bila pemuda miskin seperti dirinya memiliki banyak uang dalam waktu sangat singkat.

Pertanyaan Pak Raje dijawab jujur oleh Si Penyumpit. Dia lalu menceritakan pengalamannya ketika menjaga ladang, bertemu kawanan babi hutan, menyumpit salah satu di antaranya, dan mendapat hadiah dari babi hutan yang ternyata adalah bangsa siluman karena telah mengobati luka bekas sumpitan.

Jawaban Si Penyumpit rupanya mengundang minat Pak Raje yang ingin mengikuti jejaknya agar mendapat harta serupa. Oleh karena itu, malam harinya dia sudah berada di ladang guna menyumpit babi hutan yang hendak mencari makan. Dan, sama seperti Si Penyumpit dia juga berhasil melukasi satu ekor dan mengikuti hingga ke rumahnya.

Sampai di rumah siluman babi hutan dia juga mencoba menolong salah satu siluman yang terkena anak sumpit. Namun karena tidak memiliki pengetahuan tentang pengobatan, ketika mencabut anak sumpit dia tidak bisa menghentikan pendarahan. Walhasil, para siluman menjadi marah. Mereka beralih wujud dan menyerang Pak Raje hingga tubuhnya penuh luka dan lari tunggang langgang.

Sampai di rumah dia langsung tumbang dan tak sadarkan diri. Sang putri yang kebetulan sedang berada di rumah segera menemui Si Penyumpit. Sambil menangis dia meminta Si Penyumpit menolong ayahnya yang tidak sadarkan diri dengan banyak sekali luka di tubuhnya.

Oleh karena Si Penyumpit dikenal sebagai orang baik hati, dia langsung memberikan pertolongan pada Pak Raje. Padahal, selama ini selalu sinis padanya dan hanya pernah tersenyum satu kali ketika hutang ayahnya dilunasi. Sebelum itu Pak Raje selalu saja menagih hutangnya bila kebetulan berpapasan di tempat umum.

Singkat cerita, berkat pengobatan Si Penyumpit Pak Raje dapat siuman kembali. Selama beberapa berangsur-angsur dia pulih seperti sedia kala. Dan, sebagai balas jasa Pak Raje menikahkah putri sematang wayangnya yang cantik jelita. Beberapa tahun setelahnya Si Penyumpit ditunjuk sebagai pengganti dirinya menjadi kepala desa.

Diceritakan kembali oleh gufron

Simping Kaum Rizki

Foto: Gufron
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Pocong Gemoy

Archive