Museum Affandi

Sejarah
Affandi adalah satu dari segelintir maestro seni lukis Indonesia beraliran ekspresionisme1 yang hasil karyanya pernah dipamerkan ke berbagai negara di dunia, baik di benua Asia, Eropa, Amerika, maupun Australia. Semasa hidupnya, pria yang lahir di Cirebon sekitar tahun 1907 ini telah menghasilkan lebih dari 2.000 buah karya lukis yang 300 buah diantaranya kini disimpan di museum sekaligus kediamannya (tokohindonesia.com). Letak museum berada di tepi Sungai Gajahwong atau tepatnya di Jalan Laksda Adisucipto No. 167 Yogyakarta dengan titik koordinat 7,7827°LS 110,3963°BT. Untuk mencapai lokasinya, apabila menggunakan angkutan umum relatif mudah karena masih berada di dalam kota dan tidak jauh dari bandara, terminal bus, dan stasiun kereta api. Jadi, dapat menggunakan taxi, bus Trans-Jogja, bus kota, becak atau bahkan andong.

Museum yang diberi nama Affandi ini dirancang oleh sang empunya nama sendiri pada sekitar tahun 1962 dengan biaya dari hasil penjualan lukisan-lukisannya. Menempati lahan di sekitar kediamannya, Affandi mulai membangun galeri pertamanya seluas 314,6 meter persegi sebagai ruang pamer. Namun, setelah digunakan selama beberapa tahun barulah galeri diresmikan pada sekitar tahun 1974 oleh Prof. Ida Bagus Mantra yang waktu itu menjabat sebagai Direktur Kebudayaan Umum (id.wikipedia.org).

Sekitar 13 tahun kemudian, dibangun lagi sebuah galeri seluas 351,5 meter persegi atas bantuan pemerintah melalui Presiden Soeharto yang kemudian diresmikan pada tanggal 9 Juni 1988 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Prof. Dr. Fuad Hasan (id.wikipedia.org). Setelah Affandi wafat2, Yayasan Affandi mendirikan sebuah galeri lagi yang peresmiannya dilakukan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, pada bulan Mei tahun 2000. Galeri ini didirikan untuk memenuhi permintaan Sang Maestro yang ingin memiliki sebuah ruang penyimpanan (storage) untuk seluruh hasil karyanya maupun karya pelukis lain yang menjadi koleksinya. Dan, galeri terakhir dibangun sekitar tahun 2002 guna memamerkan lukisan-lukisan hasil karya keluarga Affandi.

Selanjutnya, agar lebih berperan aktif dalam mempromosikan seni dan budaya Indonesia serta sebagai bentuk perhatian terhadap dunia pendidikan dan pariwisata, pihak Yayasan Affandi selaku pengelola museum kemudian bergabung dalam oganisasi Barahmus (Badan Musyawarah Museum) Daerah Istimewa Yogyakarta dan menjadi anggota BMMI (Badan Musyawarah Museum Indonesia). Konsekuensi logis dari peran aktif tersebut tentu saja membuat museum harus memiliki visi dan misi sebagai pedoman untuk mencapai tujuan agar masyarakat dapat menikmati karya seni dan terinspirasi oleh sosok Affandi.

Adapun visi dan misi Museum Affandi menurut affandi.org adalah: (1) menjaga dan melestarikan (konservasi) dari Museum Affandi dan koleksinya; (2) mempromosikan nilai pendidikan dan rekreasi; (3) memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh lapisan masyarakat; (4) berkomunikasi dan menginformasikan koleksi Museum Affandi sebagai bukti sejarah yang kaya seni dan budaya Indonesia; (5) mengembangkan Museum Affandi menuju standardisasi internasional, dan (6) membuat Museum Affandi sebagai pusat penelitian dan pengetahuan tentang koleksi karya Affandi.

Komplek Museum Affandi
Komplek Museum Affandi menempati lahan seluas 3.500 meter persegi, terdiri atas: menara pandang, bangunan tempat tinggal Affandi semasa hidup, sebuah gerobak, makam Affandi dan isterinya, empat buah galeri, dan dua buah studio. Menara pandang berada dalam posisi yang strategis sehingga apabila berada di bagian puncaknya dapat melihat seluruh komplek museum, Sungai Gajahwong, hingga hiruk pikuk di Jalan Laksda Adisucipto.

Agak ke barat dari menara pandang terdapat sebuah bangunan tempat tinggal Affandi berbentuk panggung dua lantai dengan tiang utama terbuat dari beton dan sebagian dari kayu berukir serta beratap menyerupai daun pisang. Bangunan yang sekarang difungsikan sebagai cafe bernama Loteng ini dahulu lantai atasnya adalah kamar tidur Afandi dan keluarganya sedangkan lantai bawah untuk ruang tamu dan garasi.

Di sebelah kiri bangunan rumah terdapat sebuah gerobak yang kini difungsikan sebagai mushola. Dahulu gerobak tersebut merupakan salah satu elemen pelengkap sebagai tempat beristirahat siang isteri Affandi, Maryati. Di dalamnya telah dimodifikasi menjadi sebuah ruangan lengkap dengan dapur dan toilet. Gerobak modifikasi ini adalah ide Affandi untuk mewujudkan permintaan Maryati yang menginginkan adanya sebuah tempat tinggal berpindah mirip seperti caravan di Amerika.

Beralih dari gerobak, terdapat galeri pertama yang menjadi cikal bakal Museum Affandi. Di dalamnya terdapat tempat pembelian tiket dan pusat informasi; beberapa buah patung terbuat dari perunggu, tanah liat, dan semen berbentuk wajah Affandi beserta puterinya (Kartika) buatan tahun 1943 dan 1954; lukisan-lukisan karya Affandi dalam media kanvas maupun sketsa menggunakan cat air, cat minyak, atau pastel; sebuah mobil Mitsubishi Colt Gallant buatan tahun 1976 berwarna kuning kehijauan yang dimodifikasi hingga menyerupai seekor ikan; sepeda onthel merk The Raleigh buatan tahun 1975; foto-foto kenangan Affandi; kliping berita koran; piagam penghargaan yang pernah diterima Affandi; seri perangko bergambar Affandi keluaran PT. Pos Indonesia; serta beberapa barang yang sehari-hari biasa dikenakan Affandi (sandal jepit, sarung bermotif kota-kotak, kuas, ember, kain, dan pipa cangklong kesayangannya).

Beberapa meter dari galeri pertama ada galeri kedua berukuran sekitar 315,5 meter persegi dan berlantai dua. Lantai pertama digunakan sebagai ruang pamer lukisan-lukisan yang bersifat abstrak, sementara lantai kedua untuk sejumlah lukisan yang lebih bercorak realis namun memiliki ketegasan (yogyes.com). Lukisan-lukisan tersebut berasal atau dibuat oleh para seniman kondang, seperti: Sudjojono, Barli, Basuki Abdullah, Hendra Gunawan, Fajar Sidik, Rusli, Popo Iskandar, Mochtar Apin, Wahdi S., Bagong Kussudiarjo, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, ada galeri ketiga (tidak berapa jauh dari menara pandang) yang bangunannya mirip dengan galeri pertama dan kedua, yaitu berbentuk garis melengkung dengan atap menyerupai daun pisang. Galeri ketiga ini terdiri dari dua lantai plus satu lantai berada di bawah tanah. Lantai kedua dipergunakan sebagai ruang perawatan lukisan (restorasi), lantai dasar (ruang bawah tanah) sebagai tempat penyimpanan koleksi, sedangkan lantai pertama dipergunakan sebagai ruang pamer sejumlah karya seni keluarga Affandi, di antaranya: lukisan karya Rukmini Yusuf (puteri Affandi dari isteri keduanya); lukisan-lukisan Kartika Affandi (puteri Maryati) yang diberi judul "Apa yang Harus Kuperbuat" (Januari 1999), "Apa Salahku? Mengapa ini Harus Terjadi" (Februari 1999), "Tidak Adil" (Juni 1999), "Kembali pada Realita Kehidupan", dan Semua Kuserahkan Kepada-Nya" (Juli 1999); lukisan Juki Affandi; dan lukisan serta sulaman Maryati (isteri pertama Affandi).

Terakhir, ada sebuah galeri lagi dengan atap terbuat dari anyaman bambu yang difungsikan sebagai ruang pamer bagi berbagai lukisan karya Didit, cucu Affandi. Selain itu, ada pula dua buah studio yang dibangun pada tahun 2004 dan 2010. Studio yang namanya diambil dari sungai yang mengalir di sebelahnya ini dipergunakan sebagai ruang pameran, lokakarya, dan tempat bagi anak-anak maupun orang dewasa belajar, mengembangkan inovasi, kreativitas, dan bakatnya dalam bidang seni rupa.

Bagaimana? Anda berminat mengunjungi dan menikmati seluruh hasil karya para seniman yang ada di Museum Affandi? Sebagai catatan, Museum Affandi dibuka untuk umum dari hari Senin-Minggu dengan perincian: Senin-Sabtu pukul 09.00-16.00 WIB, sedangkan Minggu pukul 09.00-13.00 WIB. Khusus untuk hari Minggu terlebih dahulu harus menghubungi pengelola museum karena kemungkinan tidak buka. Adapun biaya masuknya hanya sebesar Rp. 20.000,00 (sudah termasuk bonus pensil dan kupon soft drink di Cafe Loteng), serta tambahan Rp.10.000,00 apabila ingin memotret di dalam galeri (sekarang tidak diperkenankan lagi memotret). (Ali Gufron)

Foto: http://asiaforvisitors.com/indonesia/java/central/yogya/museum-affandi/index.php
Sumber:
"Mission and Vission", diakses dari http://www.affandi.org/museum/organization/mission-and-vission, tanggal 11 Desember 2014.

"Pengertian dan Sejarah Seni Rupa Aliran Ekspressionisme", diakses dari http://www.g-excess.com/pengertian-dan-sejarah-seni-rupa-aliran-ekspressionisme.html, tanggal 11 Desember 2014.

"Affandi, Maestro Seni Lukis Indonesia", diakses dari http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/564-maestro-seni-lukis-indonesia, tanggal 12 Desember 2014.

"Museum Affandi, Mengunjungi Istana Sang Maestro", diakses dari http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/museum-and-monument/affandi/, tanggal 12 Desember 2014.

"Museum Affandi", diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Affandi, tanggal 13 Desember 2014.
____________________________________________________________
[1] Menurut g-excess.com, ekspresionisme adalah kecenderungan untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional yang dituangkan oleh seorang seniman dalam bentuk karya lukis, sastra, film, arsitektur, atau musik. Selain itu, ekspresionisme juga didefinisikan sebagai kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam yang biasanya dihubungkan dengan kekerasan atau tragedi.
[2] Affandi wafat pada tanggal 23 Mei 1990 dan dimakamkan di antara galeri I dan II, berdampingan dengan isteri dan dikelilingi oleh seluruh hasil karya seninya.

Museum Batara Guru

Museum Batara Guru berada di Jalan Andi Jemma No.1, Kelurahan Batu Pasi, Kecamatan Wara Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Untuk mencapainya, apabila menggunakan angkutan umum relatif mudah karena hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer dari Pelabuhan Tanjungringgit dan 3 kilometer dari Terminal Dangerakko.

Museum ini dahulu merupakan istana Raja Luwu yang dibangun sekitar tahun 1920. Setelah tidak ditempati lagi, bangunan dijadikan museum dan diberi nama Museum Batara Guru pada tanggal 26 Juli 1971. Adapun peresmiannya dilakukan oleh Andi Achmad, salah seorang ahli waris Raja Luwu yang saat itu menjabat sebagai Bupati Luwu. Tujuan pendiriannya, adalah untuk melestarikan budaya Kerajaan Luwu agar dapat diwariskan pada generasi berikutnya.

Museum Batara Guru memiliki luas tanah sekitar 10.000 meter persegi yang di dalamnya terdapat sebuah bangunan berukuran sekitar 968 meter persegi. Di dalam bangunan itu terdapat sebuah ruang pamer seluas 120 meter persegi, ruang administrasi, ruang perpustakaan, mushola dan juga toilet. Ruang pamer museum menyimpan sekitar 831 buah koleksi, terdiri atas koleksi prasejarah, keramik, heraldika, etnografi, naskah, numismatik, dan foto-foto. Sebagai catatan, apabila berniat menyaksikan ke-831 koleksi tersebut Museum Batara Guru dapat dikunjungi pada hari Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Minggu dengan perincian: Selasa-Kamis dan Minggu pukul 08.00-16.00 WITA, sedangkan Jumat pukul 08.00-10.30 WITA. Khusus untuk hari Senin dan Sabtu museum ditutup untuk umum.

Foto: http://www.sulsel.go.id/content/museum-batara-guru

Pantai Jogan

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki garis pantai sepanjang 113 kilometer yang terbagi dalam tiga kabupaten, yaitu: Gunungkidul (71 kilometer), Bantul (17 kilometer), dan Kulon Progo sepanjang 25 kilometer (ppejawa.com). Di sepanjang alur pantai tersebut terdapat puluhan obyek wisata bahari yang sering dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Salah satu diantaranya adalah Pantai Jogan yang terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tapus, Kabupaten Gunung Kidul.

Untuk mencapai lokasi pantai yang berkoordinat di S8°10'49" E110°40'33" ini, dari Yogyakarta berjarak sekitar 70 kilometer atau sekitar 2 jam perjalanan. Adapun rutenya menurut wisataku.net dan kedaisusu01.blogspot.com adalah sebagai berikut: dari Kota Yogya menuju Piyungan, Patuk, Sambipitu, rest area Hutan Bunder, Gading, Bundaran Siyono, Alun-alun Wonosari, Baleharjo, Jalan Wonosari Semanu, Jembatan Jirak Semanu, Pasar Semanu, Panggul, Jalan Girisubo Wonosari, Purwodadi, hingga Jalan Raya Pantai Siung. Dan, apabila telah berada di dekat pos retribusi Pantai Siung, perjalanan dilanjutkan melalui jalan bercor semen ke arah barat sejauh kurang lebih 200 meter menuju Pantai Jogan.

Kondisi Pantai Jogan
Pantai Jogan berada diantara tebing-tebing tinggi pegunungan kapur yang langsung berhadapan dengan laut sehingga nyaris tidak berpasir. Di pantai yang relatif masih sepi ini pengunjung dapat melihat keindahan alam berupa garis horizon panjang yang mempertemukan langit dan lautan sambil menikmati deburan ombak khas laut selatan yang tinggi, besar, dan konstan. Selain itu, dapat pula dapat pula melihat sebuah air terjun yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari bibir pantai. Air terjun yang juga diberi nama Jogan ini berketinggian sekitar 10 meter dengan debit air bergantung musim. Apabila musim penghujan, air yang berasal dari pegunungan (kapur) karst di sekitar Kecamatan Tapus akan mengalir deras melalui dua buah sungai kecil menuju ke air terjun. Namun bila musim kemarau tiba, debit airnya sangat kecil dan bahkan nyaris kering.

Sebagai catatan, apabila tidak puas dengan hanya menyaksikan keindahan air terjun dari kejauhan dan ingin berada tepat di bawah curahan airnya haruslah bersusah payah terlebih dahulu dengan cara menuruni jalan berbatu karang yang agak licin dan tajam hanya dengan bantuan kayu-kayu pegangan sebagai penopang tubuh serta melewati karang-karang yang dihuni oleh ribuan bayi kepiting berwarna transparan berukuran 5 milimeter. (gufron)

Foto: http://ayongetrip.com/wisata-gunung-kidul-air-terjun-di-pantai-jogan/

Air Terjun Jogan

Air terjun Jogan terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tapus, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Untuk mencapai lokasi air terjun yang berkoordinat di S8°10'49" E110°40'33" ini, dari Yogyakarta berjarak sekitar 70 kilometer atau sekitar 2 jam perjalanan. Adapun rutenya menurut wisataku.net dan kedaisusu01.blogspot.com adalah sebagai berikut: dari Kota Yogya menuju Piyungan, Patuk, Sambipitu, rest area Hutan Bunder, Gading, Bundaran Siyono, Alun-alun Wonosari, Baleharjo, Jalan Wonosari Semanu, Jembatan Jirak Semanu, Pasar Semanu, Panggul, Jalan Girisubo Wonosari, Purwodadi, hingga Jalan Raya Pantai Siung. Dan, apabila telah berada di dekat pos retribusi Pantai Siung, perjalanan dilanjutkan melalui jalan bercor semen ke arah barat sejauh kurang lebih 200 meter menuju Pantai Jogan.

Setelah sampai di Pantai Jogan pengunjung akan melihat sebuah air terjun yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari bibir pantai. Air terjun ini berketinggian sekitar 10 meter dengan debit air bergantung musim. Apabila musim penghujan, air yang berasal dari perbukitan (kapur) karst di sekitar Kecamatan Tapus akan mengalir deras melalui sungai-sungai kecil menuju ke air terjun. Namun bila musim kemarau tiba, debit airnya sangat kecil dan bahkan nyaris kering.

Sebagai catatan, apabila tidak puas dengan hanya menyaksikan keindahan air terjun dari kejauhan dan ingin berada tepat di bawah curahan airnya haruslah bersusah payah terlebih dahulu dengan cara menuruni jalan berbatu karang yang agak licin dan tajam hanya dengan bantuan kayu-kayu pegangan sebagai penopang tubuh serta melewati karang-karang yang dihuni oleh ribuan bayi kepiting berwarna transparan berukuran 5 milimeter.

Foto: http://yogyakarta.panduanwisata.id/daerah-istimewa-yogyakarta/gunung-kidul/air-terjun-pantai-jogan-kesegaran-mata-air-bukit-karst/

Air Terjun Gedangan


Bila mendengar nama Giriloyo pikiran kita mungkin akan tertuju pada sebuah daerah di Yogyakarta yang terkenal akan sentra produksi batik-tulisnya. Batik tulis yang diproduksi penduduk Giriloyo konon berawal bersamaan dengan berdirinya makam raja-raja di Imogiri yang terletak di Bukit Merak pada sekitar tahun 1654. Sejalan dengan berdirinya makam raja-raja itu maka perlu tenaga yang bertanggung jawab untuk memelihara dan menjaganya. Untuk itu, keraton menugaskan sebagian abdi dalemnya yang dikepalai oleh seorang berpangkat bupati. Para abdi dalem itulah yang menularkan kepandaian membatik dengan motif batik halus keraton di wilayah Bukit Merak, khususnya di Dusun Pajimatan. Dari Pajimatan, keterampilan membatik akhirnya menular ke daerah lain di sekitarnya, termasuk ke Giriloyo.

Selain mendapat predikat sebagai sentra batik-tulis, Giriloyo ternyata juga menyimpan sebuah daya tarik lain yang juga dapat menyedot wisatawan untuk datang berkunjung. Daya tarik itu berupa beberapa air terjun yang salah satunya bernama Gedangan. Untuk mencapai air terjun ini, menurut wizid.blogspot.com dan jogjaholidays.com, dapat ditempuh melalui dua rute. Rute pertama, melewati salah satu dusun di Kelurahan Wukirsari dengan kondisi jalan telah beraspal. Dan, rute kedua, melalui jalan tanah selebar 30-50 centimeter sejauh 1,5 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 45 menit.

Kondisi Air Terjun Gedangan
Air Terjun Gedangan memiliki ketinggian sekitar delapan meter dengan curahan membentuk sebuah kolam berkedalaman sekitar satu meter. Oleh masyarakat setempat air terjun ini juga dinamakan sebagai air terjun Seribu Batu karena lokasinya dikelilingi oleh ribuan bebatuan yang berasal dari gunung api tua Ngelanggran (www.ragamtempatwisata.com.com). Adapun aliran airnya berasal dari sebuah sumber mata air di puncak pegunungan Mabul yang berhilir di Sungai Oya dan akhirnya bermuara di Pantai Parang Wedang. Bagi sebagian masyarakat, air dari pegunungan Mabul yang berdekatan dengan komplek makam raja-raja Mataram dan terjun bebas di Gedangan ini dipercaya memiliki khasiat tersendiri, yaitu dapat membuat seseorang yang menadi menjadi terlihat awet muda dan juga dapat mempererat hubungan antara suami-isteri. (gufron)

Foto: http://yogyakarta.panduanwisata.id/daerah-istimewa-yogyakarta/bantul/air-terjun-cengkehanseribu-batu/

Honda Ape 100 (2013)

Technical Specifications
2013 Honda Ape 100
Engine
Engine type Air cooled, single cylinder, four-stroke, OHC
Bore x Stroke 53.0 x 45.0 mm (2.1 x 1.8 inches)
Displacement 99.00 ccm (6.04 cubic inches)
Valves 2 valves per cylinder
Compression ratio
Max Power
Max Torque 6.60 Nm (0.7 kgf-m or 4.9 ft.lbs) @ 6000 rpm
Fuel system Carburettor
Transmission 5-speed
Final drive Chain
Clutch Wet, multiplate
Ignition type DC-CDI (Capacitor Discharge Ignition)
Starting system Kick Starter
Lubrication
Intake system
Spark plug
Battery
Gear ratios 1st: 2nd: 3rd: 4th:
Dimensions
Frame type Diamond
Rake/trail
Overall length 1715 mm (67.5 inches)
Overall width 770 mm (30.3 inches)
Overall height 1155 mm (45.5 inches)
Wheelbase 1190 mm (46.9 inches)
Seat height 715 mm (28.1 inches)
Ground clearance 140 mm (5.5 inches)
Weight 90 kg
Fuel capacity 5.50 litres (1.45 gallons)
Color Silver, grey
Suspension (front) Telescopic Fork
Suspension (rear) Swing arm (Pro-link)
Tyre (front) 120/80-R12
Tyre (rear) 120/80-R12
Brake (front) Expanding brake (drum brake)
Brake (rear) Expanding brake (drum brake)

Image: http://www.ibike.com.hk/02_market/ahlam/web/04_exhaustsystem/yoshimura/2007/1_exhaust/honda/ape100/1.htm

Honda RS 125

Technical Specifications
Honda RS 125
Engine
Engine type Air cooled, single cylinder, four-stroke, OHC
Bore x Stroke 52.4 mm x 57.9 mm
Displacement 124.8 cc
Valves 2 valves per cylinder
Compression ratio
Max Power 6.9 (9.4) @ 7,500 rpm
Max Torque 10.4 @ 5,000 rpm
Fuel system Carburetor
Transmission Constant Mesh, 4-Speed rotary type / N-1-2-3-4
Final drive Chain
Clutch
Ignition type DC-CDI (Capacitor Discharge Ignition)
Starting system Electric & Kick Starter
Lubrication
Intake system
Spark plug
Battery
Gear ratios 1st: 2nd: 3rd: 4th:
Dimensions
Frame type
Rake/trail
Overall length 1909mm
Overall width 800mm
Overall height 1068mm
Wheelbase 1237 mm
Seat height 776 mm
Ground clearance 132 mm
Weight 96.3 kg
Fuel capacity 3.8 litres
Color Magnetite silver, sahara blue metallic, victory red
Suspension (front) Telescopic Fork
Suspension (rear) Twin shocks
Tyre (front) 2.25 - R17 M/C 33L
Tyre (rear) 2.50 - R17 M/C 38L
Brake (front) Hydraulic ventilated disk
Brake (rear) Mechanical leading trailing

Image: http://www.hondaph.com/showcase/rs-125

Honda XRM125 DSX

Technical Specifications
Honda XRM125 DSX
Engine
Engine type Air cooled, single cylinder, four-stroke, OHC
Bore x Stroke 52.4 mm x 57.9 mm
Displacement 124.8 cc
Valves 2 valves per cylinder
Compression ratio
Max Power 6.9 (9.4) @ 7,500 rpm
Max Torque 10.4 @ 5,000 rpm
Fuel system Carburetor
Transmission Constant Mesh, 4-Speed rotary type / N-1-2-3-4
Final drive Chain
Clutch
Ignition type DC-CDI (Capacitor Discharge Ignition)
Starting system Electric & Kick Starter
Lubrication
Intake system
Spark plug
Battery
Gear ratios 1st: 2nd: 3rd: 4th:
Dimensions
Frame type
Rake/trail
Overall length 1902mm
Overall width 805mm
Overall height 1072mm
Wheelbase 1239 mm
Seat height 776 mm
Ground clearance 136 mm
Weight 99 kg
Fuel capacity 3.8 litres
Color Black
Suspension (front) Telescopic Fork
Suspension (rear) Twin shocks
Tyre (front) 2.50 - R17 M/C 33L
Tyre (rear) 2.50 - R17 M/C 38L
Brake (front) Hydraulic ventilated disk
Brake (rear) Hydraulic ventilated disk

Image: http://www.hondaph.com/showcase/xrm125-dsx

Honda Wave Dash 110

Technical Specifications
Honda Wave Dash 110
Engine
Engine type Air cooled, single cylinder, four-stroke, OHC
Bore x Stroke 50.0 mm x 55.6 mm
Displacement 110.1 cc
Valves 2 valves per cylinder
Compression ratio
Max Power 6.22 (8.46) @ 7,500 rpm
Max Torque 8.59 @ 5,500 rpm
Fuel system Carburetor
Transmission Constant Mesh, 4-Speed rotary type / N-1-2-3-4
Final drive Chain
Clutch
Ignition type DC-CDI (Capacitor Discharge Ignition)
Starting system Electric & Kick Starter
Lubrication
Intake system
Spark plug
Battery
Gear ratios 1st: 2nd: 3rd: 4th:
Dimensions
Frame type
Rake/trail
Overall length 1885mm
Overall width 709mm
Overall height 1071mm
Wheelbase 1221 mm
Seat height 669mm
Ground clearance 147mm
Weight 94 kg
Fuel capacity 3.7 litres
Color Blue, red, silver
Suspension (front) Telescopic Fork
Suspension (rear) Twin shocks
Tyre (front) 70/90 - R17 M/C 38P
Tyre (rear) 80/90 - R17 M/C 50P
Brake (front) Hydraulic ventilated disk
Brake (rear) Mechanical leading trailing

Image: http://www.hondaph.com/showcase/wave-dash-110

Honda NC750X (2014)

Technical Specifications
2014 Honda NC750X
Engine
Engine type Liquid cooled, twin cylinders, four-stroke, SOHC
Bore x Stroke 77.0 x 80.0 mm (3.0 x 3.1 inches)
Displacement 745.00 ccm (45.46 cubic inches)
Valves 4 valves per cylinder
Compression ratio 10.7:1
Max Power 68.00 Nm (6.9 kgf-m or 50.2 ft.lbs) @ 4750 rpm
Max Torque
Fuel system Injection. PGM-FI, 36mm throttle body
Transmission 6-speed
Final drive Chain
Clutch Wet multiplate hydraulic clutch (DCT:Wet multiplate hydraulic 2-clutch)
Ignition type Computer-controlled digital transistorised with electronic advance
Starting systemElectric starter
Lubrication
Intake system
Spark plug
Battery 12V-11.2AH battery
Gear ratios 1st: 2nd: 3rd: 4th: 5th: 6th:
Dimensions
Frame type Diamond
Rake/trail 27.0°
Overall length 2210 mm (87.0 inches)
Overall width 840 mm (33.1 inches)
Overall height 1285 mm (50.6 inches)
Wheelbase 1540 mm (60.6 inches)
Seat height 830 mm (32.7 inches
Ground clearance 165 mm (6.5 inches)
Weight 219 kg
Fuel capacity 14.10 litres (3.73 gallons)
Color Red, white, black
Suspension (front) 41mm telescopic fork
Suspension (rear) Monoshock damper, Pro-Link swingarm, 150mm travel
Tyre (front) 120/70-ZR17
Tyre (rear) 160/60-ZR17
Brake (front) Single disc 320mm with two-piston calipers
Brake (rear) Single disc 240mm with two-piston calipers

Image: http://www.pro-bike.ro/forums/topic/114433-honda-nc750x-abs-anul-fabricatiei-2014/

Honda XRM125 Dual Sport

Technical Specifications
Honda XRM125 Dual Sport
Engine
Engine type Air cooled, single cylinder, four-stroke, OHC
Bore x Stroke 52.4 mm x 57.9 mm
Displacement 124.8 cc
Valves 2 valves per cylinder
Compression ratio
Max Power 6.9 (9.4) @ 7,500 rpm
Max Torque 10.4 @ 5,000 rpm
Fuel system Carburetor
Transmission Constant Mesh, 4-Speed rotary type / N-1-2-3-4
Final drive Chain
Clutch
Ignition type DC-CDI (Capacitor Discharge Ignition)
Starting system Electric & Kick Starter
Lubrication
Intake system
Spark plug
Battery
Gear ratios 1st: 2nd: 3rd: 4th:
Dimensions
Frame type
Rake/trail
Overall length 1902mm
Overall width 805mm
Overall height 1072mm
Wheelbase 1239 mm
Seat height 7756mm
Ground clearance 136 mm
Weight 99 kg
Fuel capacity 3.8 litres
Color River side blue, black, fighting red
Suspension (front) Telescopic Fork
Suspension (rear) Twin shocks
Tyre (front) 2.50 - 17 M/C 33L
Tyre (rear) 2.50 - 17 M/C 38L
Brake (front) Hydraulic ventilated disk
Brake (rear) Mechanical leading trailing

Image: http://www.hondaph.com/showcase/xrm125-dual-sport

Honda XRM125 Motard

Technical Specifications
Honda XRM125 Motard
Engine
Engine type Air cooled, single cylinder, four-stroke, OHC
Bore x Stroke 52.4 mm x 57.9 mm
Displacement 124.8 cc
Valves 2 valves per cylinder
Compression ratio
Max Power 6.9 (9.4) @ 7,500 rpm
Max Torque 10.4 @ 5,000 rpm
Fuel system Carburetor
Transmission Constant Mesh, 4-Speed rotary type / N-1-2-3-4
Final drive Chain
Clutch
Ignition type DC-CDI (Capacitor Discharge Ignition)
Starting system Electric & Kick Starter
Lubrication
Intake system
Spark plug
Battery
Gear ratios 1st: 2nd: 3rd: 4th:
Dimensions
Frame type
Rake/trail
Overall length 1893mm
Overall width 796mm
Overall height 1028mm
Wheelbase 1239 mm
Seat height 775 mm
Ground clearance 134 mm
Weight 101 kg
Fuel capacity 3.8 litres
Color Red, white, black
Suspension (front) Telescopic Fork
Suspension (rear) Twin shocks
Tyre (front) 2.50 - 17 M/C 33L
Tyre (rear) 2.50 - 17 M/C 38L
Brake (front) Hydraulic ventilated disk
Brake (rear) Hydraulic ventilated disk

Image: http://www.hondaph.com/showcase/xrm125-motard

Honda Wave 125 Alpha

Technical Specifications
Honda Wave 125 Alpha
Engine
Engine type Air cooled, single cylinder, four-stroke, OHC
Bore x Stroke 52.4 mm x 57.9 mm
Displacement 124.8cc
Valves 2 valves per cylinder
Compression ratio
Max Power 68.00 Nm (6.9 kgf-m or 50.2 ft.lbs) @ 4750 rpm
Max Torque
Fuel system Carburetor
Transmission Constant Mesh, 4-Speed rotary type / N-1-2-3-4
Final drive Chain
Clutch
Ignition type DC-CDI
Starting system Electric & Kick Starter
Lubrication
Intake system
Spark plug
Battery 12V-11.2AH battery
Gear ratios 1st: 2nd: 3rd: 4th:
Dimensions
Frame type
Rake/trail
Overall length 1889 mm
Overall width 725 mm
Overall height 1113 mm
Wheelbase 1253 mm
Seat height 778 mm
Ground clearance 157 mm
Weight 100 kg
Fuel capacity 3.7 litres
Color Red, white, black
Suspension (front) Telescopic Fork
Suspension (rear) Twin shocks
Tyre (front) 2.50 - R17 38L
Tyre (rear) 2.75 - R17 47P
Brake (front) Single hydraulic disc
Brake (rear) Mechanical leading trailing

Image: https://ph.news.yahoo.com/leader-pack-hpi-launches-wave-084106674.html

Honda TMX Supremo

Technical Specifications
Honda TMX Supremo
Engine
Engine type Air cooled, single cylinder, four-stroke, OHC
Bore x Stroke 57.3mm x 57.8mm
Displacement 149.2 cc
Valves 2 valves per cylinder
Compression ratio
Max Power 7.85 (10.7)(10.5hp) @ 7,000 rpm
Max Torque 11.58 (1.18kgfm) @ 5,000rpm
Fuel system Carburetor
Transmission Constant Mesh 5-Speed, manual / 1-2-3-4-5
Final drive Chain
Clutch
Ignition type DC-CDI
Starting system Electric & Kick Starter
Lubrication
Intake system
Spark plug
Battery 12V-11.2AH battery
Gear ratios 1st: 2nd: 3rd: 4th:
Dimensions
Frame type
Rake/trail
Overall length 2037 mm
Overall width 778 mm
Overall height 1068 mm
Wheelbase 1306 mm
Seat height 771 mm
Ground clearance 163 mm
Weight 120 kg
Fuel capacity 14.3 litres
Color Candy ruby red, black, blue metallic
Suspension (front) Telescopic Fork
Suspension (rear) Twin shocks
Tyre (front) 80/100 - 18M/C 47P
Tyre (rear) 90/90 - 18M/C 51P
Brake (front) Mechanical leading trailing
Brake (rear) Mechanical leading trailing

Image: http://www.hondaph.com/showcase/tmx-supremo

Honda Wave 100R (2014)

Technical Specifications
2014 Honda Wave 100R
Engine
Engine type Air cooled, singlecylinders, four-stroke, OHC
Bore x Stroke 50.0 x 49.5 mm (2.0 x 1.9 inches)
Displacement 97.10 ccm (5.93 cubic inches)
Valves 2 valves per cylinder
Compression ratio
Max Power 7.34 Nm (0.7 kgf-m or 5.4 ft.lbs) @ 5500 rpm
Max Torque
Fuel system Carburettor
Transmission 4-speed
Final drive Chain
Clutch
Ignition type AC-CDI (Capacitor Discharge Ignition)
Starting system Electric & kick starter
Lubrication
Intake system
Spark plug
Battery
Gear ratios 1st: 2nd: 3rd: 4th:
Dimensions
Frame type Steel
Rake/trail 27.0°
Overall length 1898 mm (74.7 inches)
Overall width 705 mm (27.8 inches)
Overall height 1057 mm (41.6 inches)
Wheelbase 1234 mm (48.6 inches)
Seat height 751 mm (29.6 inches)
Ground clearance 133 mm (5.2 inches)
Weight 91.5 kg (201.7 pounds)
Fuel capacity 3.70 litres (0.98 gallons)
Color Blue, red, white, silver
Suspension (front) Telescopic fork
Suspension (rear) Twin shocks
Tyre (front) 2.25 - 17 M/C 33L
Tyre (rear) 2.50 - 17 M/C 38L
Brake (front) Single disc. Hydraulic, ventilated
Brake (rear) Expanding brake (drum brake)

Image: http://www.hondaph.com/showcase/wave-100r

Honda NC750S (2014)

Technical Specifications
2014 Honda NC750S
Engine
Engine type Liquid cooled, twin cylinders, four-stroke, SOHC
Bore x Stroke 77.0 x 80.0 mm (3.0 x 3.1 inches)
Displacement 745.00 ccm (45.46 cubic inches)
Valves 4 valves per cylinder
Compression ratio 10.7:1
Max Power 68.00 Nm (6.9 kgf-m or 50.2 ft.lbs) @ 4750 rpm
Max Torque
Fuel system Injection. PGM-FI, 36mm throttle body
Transmission 6-speed
Final drive Chain
Clutch Hydraulic wet multi-plate clutch/clutches (DCT)
Ignition type Computer-controlled digital transistorised with electronic advance
Starting system Electric starter
Lubrication
Intake system
Spark plug
Battery 12V-11.2AH battery
Gear ratios 1st: 2nd: 3rd: 4th: 5th: 6th:
Dimensions
Frame type Diamond
Rake/trail 27.0°
Overall length 2195 mm (86.4 inches)
Overall width 780 mm (30.7 inches)
Overall height 1130 mm (44.5 inches)
Wheelbase 1525 mm (60.0 inches)
Seat height 790 mm (31.1 inches)
Ground clearance 140 mm (5.5 inches)
Weight 216 kg
Fuel capacity 14.00 litres (3.70 gallons)
Color Red, white, black
Suspension (front) 41mm telescopic fork
Suspension (rear) Monoshock damper, Pro-Link swingarm
Tyre (front) 120/70-ZR17
Tyre (rear) 160/60-ZR17
Brake (front) Single disc 320mm with two-piston calipers
Brake (rear) Single disc 240mm with two-piston calipers

Image: http://tuningpp.com/shad-nc750s-2-jpg/

Honda NC750D Integra (2014)

Technical Specifications
2014 Honda NC750D Integra
Engine
Engine type Liquid Cooled, in-line twin cylinders, four-stroke, SOHC
Bore x Stroke 77.0 x 80.0 mm (3.0 x 3.1 inches)
Displacement 745.00 ccm (45.46 cubic inches)
Valves 4 valves per cylinder
Compression ratio 10.7:1
Max Power
Max Torque 68.00 Nm (6.9 kgf-m or 50.2 ft.lbs) @ 4750 rpm
Fuel system Injection. PGM-FI electronic fuel injection
Transmission
Final drive Chain
Clutch Hydraulic wet multi-plate clutch
Ignition type Computer-controlled digital transistorised with electronic advance
Starting system Electric starter
Lubrication Forced pressure and wet sump
Intake system
Spark plug
Battery 12V-6AH
Gear ratios 1st: 2nd: 3rd: 4th: 5th: 6th:
Dimensions
Frame type Diamond steel
Rake/trail
Overall length 2195 mm (86.4 inches)
Overall width 810 mm (31.9 inches)
Overall height 1440 mm (56.7 inches)
Wheelbase 1525 mm (60.0 inches)
Seat height 790 mm (31.1 inches)
Ground clearance 135 mm (5.3 inches)
Weight 219.8 kg
Fuel capacity 14.10 litres
Color White/black/red/blue
Suspension (front) 41mm telescopic fork
Suspension (rear) Monoshock damper, Pro-Link swingarm
Tyre (front) 120/70-ZR17
Tyre (rear) 160/60-ZR17
Brake (front) Single hydraulic disc 320mm with two-piston caliper
Brake (rear) Single hydraulic disc 240mm with single-piston caliper

Image: http://www.honda-geneve.com/catalog/NC750D_Integra.php

Curug Cikaso

Provinsi Jawa Barat memiliki banyak obyek wisata yang dapat dijadikan sebagai "ladang" pendapatan daerahnya. Salah satu dari sekian banyak obyek wisata tersebut adalah Curug Cikaso. Curug Cikaso adalah sebuah obyek wisata alam berupa air terjun (curug) yang terletak di Kampung Ciniti, Desa Cibitung, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Obyek wisata ini sebenarnya bernama Curug Luhur, namun karena aliran airnya berasal dari anak Sungai Cikaso, maka kebanyakan orang menyebutnya Curug Cikaso (disparbud.jabarprov.go.id).

Untuk mencapai obyek wisata Curug Cikaso yang mempunyai titik koordinat 7° 21' 40.13" S 106° 37' 3.88" E dapat ditempuh melalui beberapa rute (menggunakan kendaraan pribadi atau umum) karena hanya berjarak sekitar 8 kilometer dari Surade, 15 kilometer dari Jampang Kulon, 30 kilometer dari Ujunggenteng, 70 kilometer dari Pelabuhanratu, dan 110 kilometer dari Kota Sukabumi. Rute pertama, menurut id.wikipedia.org, dapat ditempuh dari Kota Sukabumi ke selatan menuju arah Pantai Ujung Genteng selama kurang lebih empat jam perjalanan. Bila telah sampai di pertigaan Cinagean, Jampang Kulon, dapat menuju arah Cikaso sejauh lima kilometer. Namun bila sampainya di pertigaan Cibarehong arah SMAN 1 Surade, maka perjalanan menuju curug hanya tinggal sejauh tiga kilometer lagi.

Sedangkan rute lainnya, menurut utiket.com, dari Surade yang hanya berjarak sekitar delapan kilometer menuju pertigaan Jalan Cikaso menggunakan angkutan umum trayek Surade - Cikaso dengan tarif tarif Rp.6.000,00 per orang (sebelum BBM naik). Setelah tiba di pertigaan Jalan Cikaso perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh beberapa kilometer melewati lahan persawahan dan perladangan milik penduduk. Namun apabila malas berjalan kaki terlalu jauh, dapat pula menggunakan jasa sampan yang banyak "ngetem" di sekitar jembatan Cikaso dekat pertigaan. Ongkosnya antara Rp.70.000,00-Rp.80.000,00 per sampan berisi 10-12 orang penumpang. Kemudian, baru dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 100 meter menuju lokasi Curug Cikaso.

Kondisi Curug Cikaso dan Fasilitas yang Tersedia
Curug Cikaso merupakan bentukan dari tiga curug (air terjun) berketinggian sekitar 80 meter, yaitu: Curug Asepan di bagian kiri, Curug Meong di bagian tengah, dan Curug Aki yang letaknya agak tersembunyi di bagian kanan (timur). Ketiganya bertemu dan membentuk sebuah kolam besar dengan warna airnya yang hijau kebiru-biruan. Di kolam ini pengunjung dapat mandi, berenang, atau hanya sekadar bermain air sambil bercengkerama bersama keluarga. Namun, bila tidak ingin berenang atau bermain air, pengunjung masih dapat menikmati pemandangan alam yang sangat indah di sekitar curug, terutama pada pagi hari, saat limpahan air terjun membentuk butiran-butiran halus akibat terkena bias terpaan sinar matahari yang baru terbit.

Dan, apabila merasa lapar karena telah puas bermain, di sekitar curug terdapat warung-warung sederhana yang menjual berbagai macam makanan dan minuman. Selain warung, pihak pengelola obyek wisata Curug Cikaso juga menyediakan kios-kios penjual cinderamata, jasa penyewaan pelampung, dan dua buah MCK sebagai tempat membilas tubuh atau buang hajat. Sebagai catatan, untuk dapat menikmati keindahan Curug Cikaso, pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar Rp.2.000,00 untuk tiket masuknya. (gufron)

Foto: http://www.anjieya.com/2012/06/beauty-of-cikaso-waterfall-sukabumi.html
Sumber:
"Curug Cikaso", diakses dari http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=278&lang=, tanggal 25 November 2014.

"Air Terjun Cikaso - Sukabumi", diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Air_terjun_Cikaso_-_Sukabumi, tanggal 25 November 2014.

"Curug Cikaso Bandung, Indonesia", diakses dari http://www.utiket.com/id/obyek-wisata/bandung/306-curug_cikaso.html, tanggal 26 November 2014.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive