Letak dan Keadaan Alam
Desa Leuwihideung secara administratif berada dalam wilayah Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yang seluruh wilayahnya diperkirakan bakal tergenang dan menjadi bagian dari Waduk Jatigede. Secara geografis sebelah utara desa ini berbatasan dengan Desa Cibogo, selatan dengan Desa Sukamenak, timur dengan Desa Padajaya Kecamatan Wado, dan sebelah baratnya dengan Desa Jatibungur. Wilayahnya berada pada dataran rendah berkentinggian antara 120-261 meter di atas permukaan air laut dengan kemiringan antara 25°-45°.
Jarak Desa Leuwihideung dengan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Gedung Sate) kurang lebih 54 kilometer. Sedangkan, dengan pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang kurang lebih 29 kilometer dan dengan pusat pemerintahan Kecamatan Darmaraja kurang lebih 3 kilometer ke arah selatan. Meskipun letak desa berada tidak begitu jauh dengan pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang, tetapi untuk mencapainya relatif sulit karena sarana jalan yang harus dilalui tidak layak (rusak). Tidak adanya perbaikan jalan di desa ini adalah akibat rencana pembangunan Waduk Jatigede. Gubernur Jawa Barat waktu itu pernah mengeluarkan Surat Keputusan No.181.1/Pem/UM/1981 tentang pelarangan membangun sarana fisik di areal rencana genangan. Akibatnya, infrastruktur di daerah-daerah rencana genangan tidak pernah diperbaiki sampai sekarang (Sutisna, 2011).
Secara keseluruhan, Luas Desa Leuwihideung mencapai 350 ha, dengan rincian: pemukiman penduduk (30,30 ha), sawah irigasi teknis dan setengah teknis (128 ha), (tegalan (80 ha), kas desa (39,175 ha), tanah bengkok (1,665 ha), perkantoran pemerintah (8,0 ha), pemakaman (2 ha), sarana peribadatan (mesjid dan mushola) (0,042 ha), sarana pendidikan (Sekolah Dasar) (0,365 ha), sarana kesehatan (posyandu) (0,03 ha), dan sarana olahraga (0,07 ha) (KKNM Unpad Leuwihideung, 2013).
Kependudukan
Penduduk Desa Leuwihideung berjumlah 1.582 orang, atau 528 KK. Jika dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah perempuannya mencapai 784 orang, sedangkan penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah 798 orang. Jika dilihat berdasarkan angkataan kerja, penduduk yang berusia antara 18-56 tahun sebanyak 1.263 orang. Dari jumlah tersebut yang masih sekolah dan tidak bekerja ada 27 orang (2,14%), menjadi ibu rumah tangga sebanyak 217 orang (17,18%), bekerja penuh sebanyak 21 orang (1,66%), tidak mempunyai pekerjaan tetap sejumlah 1.0215 orang (80,35%), dan tidak dapat bekerja karena menderita cacat sejumlah 2 orang (0,16%).
Pola Pemukiman
Pemukiman penduduk Desa Leuwihideung umumnya berjajar dan menghadap ke jalan. Arah rumah yang berada bukan di pinggir jalan pun arahnya mengikuti yang ada di pinggir jalan. Jumlah rumah yang ada di desa tersebut ada 501 buah. Dari ke-501 buah rumah tersebut, 409 buah diantaranya berbentuk rumah permanen (berdinding tembok, beratap genteng, dan berlantai semen atau keramik). Sisanya, ada yang hanya sebagian berdinding tembok, kayu/papan, dan bambu (92 rumah). Jarak antarrumah bergantung daerah pemukimannya, pada daerah yang berdekatan dengan kantor desa umumnya jarak antarrumah berdekatan. Namun, semakin ke arah persawahan dan perladang jarak itu semakin renggang atau jauh.
Mata Pencaharian
Jenis-jenis mata pencaharian yang digeluti oleh warga masyarakat Desa Leuwihideung cukup beragam, tetapi sebagian besar tidak mempunyai matapencaharian tetap (67,54%). Urutan kedua adalah bertani, terdiri dari buruh tani (12,23%) dan petani pemilik sawah/ladang (16,51%). Urutan ketiga adalah tukang ojeg (1,45%), disusul oleh Pegawai Negeri Sipil (0,78%), tukang kayu (0,61%), Polri (0,33%), pedagang (0,28%), pembantu rumah tengga (0,11%), dan penjahit (0,11%).
Pendidikan dan Kesehatan
Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Leuwihideung hanya berupa 2 buah Sekolah Dasar (SDN Leuwihideung dan SDN Cihideung) serta sebuah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). PAUD di desa ini menampung 35 siswa dengan jumlah pengajar sebanyak 3 orang. Sedangkan Sekolah Dasar menampung 162 siswa dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 12 orang. Gambaran tersebut menujukkan bahwa sarana pendidikan yang dimiliki oleh Desa Leuwihideung hanya sampai Sekolah Dasar.
Sementara untuk sarana kesehatan hanya ada tiga buah Posyandu dan dua buah dasawisma dengan tenaga medis sebanyak 42 orang, terdiri atas: seorang bidan, 15 orang kader posyandu aktif, dan 26 orang pengurus Dasawisma aktif. Selain itu, ada juga seorang dukun beranak atau paraji yang siap membantu kaum perempuan melahirkan.
Agama dan Kepercayaan
Agama yang dianut oleh warga masyarakat Desa Leuwihideung adalah Islam. Aktivitas keagamaan yang rutin mereka lakukan adalah pengajian dan qasidahan. Untuk pengajian, kaum perempuan Leuwihideung telah memiliki jadwal rutin, yaitu: pada hari Selasa di Dusun Nangkod, Rabu di Dusun Nangewer, Kamis di Dusun Lemata, Jumat di Dusun Leuwiloa, Sabtu di Dusun Citapen, dan Minggu di Dusun Cihideung. Sedangkan qasidahan yang juga diikuti oleh kaum perempuan sifatnya tidak rutin, hanya saat ada event tertentu saja seperti memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Namun demikian, kehidupan beragama warga masyarakat desa ini masih ada yang dipengaruhi oleh kepercayaan-kepercayaan berbau animisme, dinamisme, dan kekuatan magis lainnya yang tercermin dari berbagai kepercayaan terhadap makhluk-makhluk halus, upacara yang berkenaan dengan roh nenek moyang (para leluhur atau karuhun), upacara di lingkaran hidup individu, dan perilaku tertentu untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan.
Kepercayaan terhadap roh nenek moyang tercermin dalam perilaku jaroh dan nyekar atau ziarah ke makam yang dianggap keramat. Tujuannya adalah untuk mendoakan roh yang ada di makam tersebut. Menurut Lubis (2010), Makam keramat berupa situs-situs yang ada di Leuwihideung sebagian merupakan peninggalan masa prasejarah (terlihat dari tradisi megalit yang ada), masa Kerajaan Tembong Agung/Sumedanglarang, dan sebagian lagi makam leluhur pendiri desa. Situs-situs tersebut diantaranya adalah: (1) Situs Nangewer, berupa makam kuna (keramat) Embah Mohammad Abrul Saka di Dusun Nangewer; (2) Situs Leuwiloa, berupa makam keramat Embah Wacana di Dusun Leuwiloa; (3) Situs Tembongagung, berupa patilasan Kerajaan Tembongagung yang sudah sulit dikenali dan hanya ditemukan sebaran keramik Cina dari masa Dinasti Ming, berlokasi di Dusun Muhara; (4) Situs Muhara, berupa makam keramat Eyang Marapati dan Eyang Martapati; (5) Situs Marongpong, berupa makam keramat Embah Sutadiangga dan Embah Jayadiningrat, pendiri Dusun Cihideung; (6) Situs Nangkod, berupa makam keramat Embah Janggot Jaya Prakosa di Dusun Nangkod; (7) Situs Sawah Jambe di Dusun Sawah Jambe berupa tiga buah batu berdiri; (8) Situs Lameta di Dusun Lameta berupa makam keramat Embah Dira dan Embah Toa, pendatang dari Betawi yang membedah aliran Cihaliwung dan Cisadane. Ketua tokoh ini juga diceritakan sebagai laladong (tempat berobat) Prabu Siliwangi; dan (9) Situs Betok, berupa komplek makam di Dusun Betok.
Organisasi Pemerintahan dan Kemasyarakatan
Secara administratif dan teritorial, Desa Leuwihideung terbagi ke dalam 3 dusun (Lemata, Cihideung, dan Leuwiloa) serta 5 kampung, yaitu: Nangewer, Nangkod, Citapen, Betok, Muhara, dan Sawah Jambe. Tampuk pimpinan tertinggi desa dipegang oleh seorang kepala desa (Kades) yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai “kuwu”. Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang sekretaris desa yang lebih dikenal sebagai “juru tulis” dan sering disingkat menjadi “ulis”. Ia bertugas mengkoordinir pemerintahan, kesejahteraan rakyat, perekonomian dan pembangunan, keuangan, serta kemasyarakatan (umum). Untuk melaksanakan tugas itu ia dibantu oleh seorang: Kaur (kepala Urusan) Kesejahteraan Rakyat, Perekonomian dan Pembangunan, kemasyarakatan, dan trantib. Dengan demikian, perangkat Desa Cihideung, termasuk dengan kepala desanya, berjumlah 10 orang.
Selain perangkat desa, Leuwihideung juga memunyai organisasi kemasyarakatan lainnya yaitu: Badan Perwakilan Desa (BPD) beranggotakan 7 orang, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) beranggotakan 7 orang, Karang Taruna beranggotakan 15 orang, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) beranggotakan 15 orang, 4 unit kelompok usaha tani dengan jumlah pengurus sebanyak 45 orang, dan 4 unit organisasi perempuan dengan jumlah pengurus sebanyak 68 orang. (ali gufron)
Sumber:
Nanang Sutisna. 2011. “Menanti Rampung Megaproyek Jatigede” http://www.kabar-priangan .com/news/detail/2080. Diakses 18 Agustus 2013.
KKNM Unpad Desa Leuwihideung 2013. http://kknm.unpad.ac.id/leuwihideung/. Diakses 19 Agustus 2013.
Nina Herlina Lubis. 2010. “Mengenal Situs Jatigede”. http://wadosumedang.wordpress.com /2010/02/13/situs-jadi-gede/. diakses 23 Agustus 2013.