Pacri

Masakan praci terdiri dari beberapa macam. Yang membedakannya adalah bumbu-bumbu dan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat masakan tersebut, sehingga dikenal beberapa macam pacri, yaitu: pacri nenas atau pacri bombay dan pacri rempah.

Pacri Nenas/Pacri Bombay
Bahan
- Nenas

Bumbu
- bawang putih
- bawang merah
- bawang bombay
- cabe merah,
- gula pasir
- garam
- cengkih
- kayu manis
- kapulaga
- kunyit
- minyak goreng
- air

Cara Membuat
Cara membuatnya bumbu-bumbu di haluskan. Kunyit dihaluskan tetapi jangan dicampurkan dengan bumbu yang lain. Selain bumbu yang dihaluskan adapula bumbu yang diiris-iris seperti bawang putih, bawang merah, bawang bombay, serta cabe merah dibelah dua. Kemudian nenas dipotong lalu direbus. Setelah masak, air rebusan nenas dibuang karena air tersebut rasanya asam. Setelah itu nenas dilumuri air kunyit. Tumis bawang putih dan bawang merah iris masukkan nenas masak dengan air beserta bumbu-bumbunya. Masak sampai airnya mendidih, setelah pacri hampir masak, masukkan irisan cabe.

Selain menggunakan bahan utama nenas dapat juga dipakai terung ungu sebagai pengganti nenas. Terung ungu harganya lebih murah dibandingkan dengan nenas. Namun pacri dari terung ungu masakannya cepat basi. Oleh karena itu, penduduk Penyengat lebih suka memakai nenas karena dapat disimpan agak lama.

Pacri Rempah
Bahan
- Buah nenas
- Kelapa parut
- Santan

Bumbu
- cabe kering
- bumbu kari siap pakai
- bawang putih
- bawang merah
- jahe
- garam gula merah

Cara Membuat
Cara membuat pacri rempah agak sedikit berbeda dengan pacri nenas, yaitu bumbu-bumbu dihaluskan. Kelapa parut disangrai. Buah nenas dipotong lalu direbus. Air rebusan yang terasa asam dibuang. Bumbu-bumbu yang telah dihaluskan tadi ditumis, setelah harum masukkan nenas. Setelah itu masukkan santan, garam dan gula merah. Terakhir masukkan kelapa sangrai. Masak hingga kuahnya mengental.

Penyajian
Masakan pacri ini dapat disajikan pada waktu perayaan pesta-pesta perkawinan atau khitanan. Dipilihnya masakan ini karena rasanya yang menyegarkan diantara masakan-masakan yang berlemak.

Nilai Budaya
Adapun nilai yang terkandung dalam masakan tradisional ini adalah nilai budaya. Dengan pengetahuan masyarakat tentang makanan yang menghasilkan beragam masakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, maka masyarakat setempat dapat terus mempertahankan budayanya.

Sumber:
Setiati. Dwi. 2000. Tata Saji Hidangan Melayu Pada Peringatan Hari-Hari Besar Islam Di Pulau Penyengat. Tanjungpinang: Balai Kajian Sejarah Dan Nilai Tradisional Tanjungpinang.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive