Jegog adalah suatu jenis gambelan yang mempunyai prinsip yang sama dengan gerantang seperti cara pembuatannya, bentuk gambelan dan teknik pukulannya. Gambelan ini hanya terdapat di daerah Jembrana, dan salah satu yang memberikan ciri khas kedaerahannya di samping beberapa bentuk kesenian lainnya.
Bahan gambelan ini juga dari bambu, biasanya dari tiing betung, tetapi ukurannya besar-besar. Di antara gambelan-gambelan Bali yang terbuat dari bambu, maka jegog inilah yang mempunyai ukuran paling besar, terutama bagian instrumennya yang disebut jegogan.
Gambelan ini disamping hanya dinikmati tabuh atau lagunya, juga berfungsi mengiringi tari khas daerah Jembana yang juga bernama Tari Jegog. Gerak-gerik tarinya banyak diangkat dari pencak silat. Tetapi akhir-akhir ini banyak dimasukkan tabuh-tabuh gong Kebyar untuk mengiringi tari kekebyaran.
Selain dari bentuk gambelannya yang lebih besar, hal lain yang membedakannya dari gerantang adalah posisi penabuh waktu memukulnya. Jika gerantang dipukul dalam posisi penabuh bersila, gambelan jegog dipukul sambil duduk di atas kursi karena ukuran selawahnya tinggi. Malahan yang betul-betul memberikan ciri khas cara menabuhnya adalah cara memukul instrumennya yang berukuran terbesar, yaitu jegogannya. Penabuhnya dua orang dengan jongkok bertengger di atas selawah bagian belakangnya. Seorang memukul di sebelah kiri di daerah yang bilahannya bernada rendah dan seorang lagi di sebelah kanan yang bilahannya bernada tinggi. Masing-masing membawa panggul besar seperti pemukul gong yang karena berat dan besarnya digenggam dengan kedua tangannya. Sedang seorang yang di sebelah kiri memukul dengan cara “polos” dan yang di sebelah kanan dengan cara “sangsih”. Untuk instrumen yang lain seperti undir, penyacah, dan kantil sama seperti gerantang masing-masing oleh seorang penabuh.
Tiap-tia instrumen mempunyai jumlah bilahan yang sama, yaitu delapan buah. Larasnya adalah laras selendro, tetapi hanya memakai empat nada hingga memberi nada selendro dengan wana yang khas, yang berbeda dengan nada selendro dalam gambelan gerantang atau yang lainnya dengan sistem lima nada. Urut-urutan nadanya yaitu:
Satu barung gambelan jegog terdiri dari
Kantil : tiga tungguh
Penyacah : tiga tungguh
Undir : tiga tungguh
Jegogan : tiga tungguh
Gambelan jegog yang mengiringi tari jegog adalah berfungsi sebagai hiburan. Untuk lebih memeriahkan suasana kadang-kadang diadakan festival antara dua group sekeha jegog yang disebut “mapadu” (bertanding)
Sumber:
Triguna, Ida Bagus Gde Yudha, dkk,. 1994. Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Bali. Denpasar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.