Kayu-ara berbentuk seperti pagoda sederhana menjulang ke atas. Dibuat dari tiang pohon pinang yang dilingkari oleh lingkaran-lingkaran bambu berhias, yang digantungi dengan berbagai macam benda seperti kain-kain, selendang, handuk dan lain-lain. Pada akhir upacara adat, pohon kayu ara ini dipanjat oleh kerabat yang membantu bekerja dalam upacara adat yang merebut buah kayu ara (kain-kain yang bergantungan) ini. Seringkali tiang pohon ara ini diberi pelicin agar tidak mudah dipanjat naik. Alat upacara ini berlaku di daerah pepadun.
Sumber:
Hadikusuma, Hilman, dkk. 1978. Adat Istiadat Derah Lampung. Jakarta: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.