Puteran adalah nama permainan yang biasa dilakukan oleh anak perempuan, meskipun laki-laki tidak dilarang. Bermain puteran memerlukan pemain paling sedikit 3 orang. Umumnya mereka bermain dengan lima orang pemain. Alat yang digunakan dalam permainan ini adalah tali dari karet gelang yang diuntai memanjang hingga berukuran dua hingga tiga meter. Untuk melakukan permainan ini diperlukan lahan yang agak luas. Oleh karena itu, halaman rumah termasuk salah satu tempat yang cocok untuk bermain puteran.
Cara bermain puteran cukup sederhana. Terlebih dahulu melakukan penentuan urutan pemain, siapa yang mendapat giliran bermain kesatu, kedua, ketiga dan seterusnya. Dua orang yang mendapat urutan terakhir dibebani tugas memegang ujung-ujung rentangan tali karet. Jarak rentangan tali karet disesuaikan dengan ruang gerak pemainnya agar bisa bermain dengan leluasa. Selanjutnya kedua ujung tali karet diputar-putarkan sehingga membentuk rongga lingkaran yang cukup nyaman bagi pemain melakukan gerakan di dalamnya. Ayunan tali karet terus dilakukan. Pada saat yang tepat, pemain masuk dan melompat ke dalam ruang lingkaran karet. Setelah melakukan seluruh rangkaian gerakan yang harus diharuskan, pemain pertama keluar. Kemudian, masuk lagi pemain urutan berikutnya yang melakukan seluruh gerakan seperti pemain sebelumnya. Begitulah seterusnya sampai seluruh pemain yang melakukan kesalahan. Kesalahan terjadi karena gerakan pemain menyentuh tali karet yang diputarkan hingga menghentikan laju putaran karet.
Permainan puteran memerlukan keterampilan tersendiri. Pemain harus mampu mengikuti irama ayunan tali. Tentu saja ini memerlukan tenaga dengan nafas yang kuat. Jika pemain tidak memiliki kemampuan tersebut, gerakannya menjadi tersendat, dan badan akan menyentuh tali karet serta menghentikan ayunan karet.
Pengayun tali juga harus dapat menjaga ayunan tali agar tetap berputar secara konstan agar dapat selaras dengan gerakan pemain. Jika hal ini tidak dilakukan, pemain akan menegur pengayun untuk melakukan gerakan ayunan yang enak dan nyaman.
Sumber:
Sucipto, Toto, dkk,. 2003. Kebudayaan Masyarakat Lampung di Kabupaten Lampung Timur. Bandung: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung.
Cara bermain puteran cukup sederhana. Terlebih dahulu melakukan penentuan urutan pemain, siapa yang mendapat giliran bermain kesatu, kedua, ketiga dan seterusnya. Dua orang yang mendapat urutan terakhir dibebani tugas memegang ujung-ujung rentangan tali karet. Jarak rentangan tali karet disesuaikan dengan ruang gerak pemainnya agar bisa bermain dengan leluasa. Selanjutnya kedua ujung tali karet diputar-putarkan sehingga membentuk rongga lingkaran yang cukup nyaman bagi pemain melakukan gerakan di dalamnya. Ayunan tali karet terus dilakukan. Pada saat yang tepat, pemain masuk dan melompat ke dalam ruang lingkaran karet. Setelah melakukan seluruh rangkaian gerakan yang harus diharuskan, pemain pertama keluar. Kemudian, masuk lagi pemain urutan berikutnya yang melakukan seluruh gerakan seperti pemain sebelumnya. Begitulah seterusnya sampai seluruh pemain yang melakukan kesalahan. Kesalahan terjadi karena gerakan pemain menyentuh tali karet yang diputarkan hingga menghentikan laju putaran karet.
Permainan puteran memerlukan keterampilan tersendiri. Pemain harus mampu mengikuti irama ayunan tali. Tentu saja ini memerlukan tenaga dengan nafas yang kuat. Jika pemain tidak memiliki kemampuan tersebut, gerakannya menjadi tersendat, dan badan akan menyentuh tali karet serta menghentikan ayunan karet.
Pengayun tali juga harus dapat menjaga ayunan tali agar tetap berputar secara konstan agar dapat selaras dengan gerakan pemain. Jika hal ini tidak dilakukan, pemain akan menegur pengayun untuk melakukan gerakan ayunan yang enak dan nyaman.
Sumber:
Sucipto, Toto, dkk,. 2003. Kebudayaan Masyarakat Lampung di Kabupaten Lampung Timur. Bandung: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung.