(Cerita Rakyat Rembang, Jawa Tengah)
Pada zaman dahulu, di daerah Rembang, Jawa Tengah, pernah terjadi kekeringan yang amat panjang. Hal ini tentu saja membuat penduduk di daerah itu menjadi resah karena lahan pertanian mereka menjadi kering dan tidak dapat ditanami lagi. Untuk mencari jalan keluar, mereka kemudian berkumpul di balai desa. Dan, dalam pertemuan itu akhirnya disepakati untuk meminta pertolongan Kiai Mojo Agung yang berasal dari daerah Tuban.
Singkat cerita, saat Kiai Mojo Agung datang, ia disambut oleh penduduk Rembang dengan penuh harap. Menyaksikan para penduduk yang tampak lusuh dan sebagian besar bertubuh kurus hati Kiai Mojo Agung menjadi terharu. Ia lalu menancapkan sebuah tongkat besi yang selalu dibawanya ke tanah dan mulai berdoa.
Selesai berdoa, Kiyai Mojo Agung segera mengangkat kepala dan memandang sekelilingnya sambil berkata, “Akan datang air dan kura-kura”. Setelah berkata demikian, tiba-tiba gunung batu karang yang ada dihadapannya mulai merekah dan mengeluarkan air. Dalam air tersebut berenang pula ikan-ikan kecil dan kura-kura.
Melihat hal tersebut, penduduk segera berlutut di hadapan Kiai Mojo Agung. Mereka mengucapkan terima kasih karena Kiai Mojo Agung telah membebaskan dari bencana kekeringan yang berkepanjang.
Selanjutnya, Kiai Mojo Agung membuat sebuah tanda di gua yang terbentuk dari aliran air yang keluar dari gunung batu karang. Dan, sebelum kembali ke Tuban ia mengamanatkan kepada penduduk agar hanya memanfaatkan air yang keluar dari dalam goa.
Diceritakan kembali oleh Pepeng
Pada zaman dahulu, di daerah Rembang, Jawa Tengah, pernah terjadi kekeringan yang amat panjang. Hal ini tentu saja membuat penduduk di daerah itu menjadi resah karena lahan pertanian mereka menjadi kering dan tidak dapat ditanami lagi. Untuk mencari jalan keluar, mereka kemudian berkumpul di balai desa. Dan, dalam pertemuan itu akhirnya disepakati untuk meminta pertolongan Kiai Mojo Agung yang berasal dari daerah Tuban.
Singkat cerita, saat Kiai Mojo Agung datang, ia disambut oleh penduduk Rembang dengan penuh harap. Menyaksikan para penduduk yang tampak lusuh dan sebagian besar bertubuh kurus hati Kiai Mojo Agung menjadi terharu. Ia lalu menancapkan sebuah tongkat besi yang selalu dibawanya ke tanah dan mulai berdoa.
Selesai berdoa, Kiyai Mojo Agung segera mengangkat kepala dan memandang sekelilingnya sambil berkata, “Akan datang air dan kura-kura”. Setelah berkata demikian, tiba-tiba gunung batu karang yang ada dihadapannya mulai merekah dan mengeluarkan air. Dalam air tersebut berenang pula ikan-ikan kecil dan kura-kura.
Melihat hal tersebut, penduduk segera berlutut di hadapan Kiai Mojo Agung. Mereka mengucapkan terima kasih karena Kiai Mojo Agung telah membebaskan dari bencana kekeringan yang berkepanjang.
Selanjutnya, Kiai Mojo Agung membuat sebuah tanda di gua yang terbentuk dari aliran air yang keluar dari gunung batu karang. Dan, sebelum kembali ke Tuban ia mengamanatkan kepada penduduk agar hanya memanfaatkan air yang keluar dari dalam goa.
Diceritakan kembali oleh Pepeng