Permainan komboyan atau gaya baru menggunakan peralatan dari potongan genting dan bola kasti. Genting dibuat bundar dengan jumlah sesuai dengan jumlah pemain. Genting tersebut disusun kemudian dilempar dengan bola kasti. Jarak antara susunan genting dengan tempat melempat kurang lebih lima meter.
Penentuan pemain dan penjaga (disebut kucing) dilakukan dengan cara gambreng. Setelah terpilih penjaga dan pemain barulah permainan komboyan itu dimulai. Si kucing terlebih dahulu menyusun genting, setelah itu satu persatu pemain melempar genting dari tempat yang telah ditentukan. Jika bola mengenai genting, para pemain berhamburan untuk bersembunyi. Namun jika pada hitungan pemain terakhir masih tidak ada yang mengenai, maka penjaga berkesempatan untuk melempar dan bila mengenai yang menjadi kucingnya pelempar yang pertama begitu seterusnya.
Pada saat pemain berhamburan, si kucing segera menyusun genting kembali. Setelah genting selesai disusun ia akan mencari pemain satu persatu. Menangkap pemain cukup lihat dan menyebutkan namanya saja, setelah itu menginjak garus bulat tempat genting disusun. Maka pemain yang bersembunyi sudah dinyatakan tertangkap. Namun jika ada pemain yang berhasil mendahului si kucing ke posnya, si pemain langsung menendang genting kemudian berlari lagi bersama pemain yang tertangkap untuk bersembunyi. Dan jika semua pemain sudah tertangkap maka yang menjadi si kucing adalah pemain yang pertama tertangkap. Permainan baru diakhiri apabila para pemain telah lelah bermain.
Sumber:
Purnama, Yuzar, dkk,. 2004. Budaya Tradisional pada Masyarakat Indramayu. Bandung: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung.
Penentuan pemain dan penjaga (disebut kucing) dilakukan dengan cara gambreng. Setelah terpilih penjaga dan pemain barulah permainan komboyan itu dimulai. Si kucing terlebih dahulu menyusun genting, setelah itu satu persatu pemain melempar genting dari tempat yang telah ditentukan. Jika bola mengenai genting, para pemain berhamburan untuk bersembunyi. Namun jika pada hitungan pemain terakhir masih tidak ada yang mengenai, maka penjaga berkesempatan untuk melempar dan bila mengenai yang menjadi kucingnya pelempar yang pertama begitu seterusnya.
Pada saat pemain berhamburan, si kucing segera menyusun genting kembali. Setelah genting selesai disusun ia akan mencari pemain satu persatu. Menangkap pemain cukup lihat dan menyebutkan namanya saja, setelah itu menginjak garus bulat tempat genting disusun. Maka pemain yang bersembunyi sudah dinyatakan tertangkap. Namun jika ada pemain yang berhasil mendahului si kucing ke posnya, si pemain langsung menendang genting kemudian berlari lagi bersama pemain yang tertangkap untuk bersembunyi. Dan jika semua pemain sudah tertangkap maka yang menjadi si kucing adalah pemain yang pertama tertangkap. Permainan baru diakhiri apabila para pemain telah lelah bermain.
Sumber:
Purnama, Yuzar, dkk,. 2004. Budaya Tradisional pada Masyarakat Indramayu. Bandung: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung.