Pendekar Cisadane

(Cerita Rakyat Daerah Tangerang, Banten)

Alkisah, dahulu di sekitar aliran Sungai Cisadane banyak didiami oleh buaya yang salah satunya berukuran sangat besar. Dia adalah Ratu Siluman Buaya, makhluk sebangsa jin yang menyerupai buaya. Sang Ratu Buaya kerap mencelakai orang-orang yang sedang berada di sungai, terutama mereka yang bersikap tidak sopan atau mengganggu kelestarian lingkungan sekitar daerah aliran sungai.

Salah seorang korbannya adalah Sarif. Anak kepala dusun bernama Sanusi ini tiba-tiba menghilang saat sedang memancing di tepi sungai. Sang ayah beserta segenap warga dusun mencari hingga berhari-hari namun tidak juga menemukannya. Mereka akhirnya pasrah dan menganggap bahwa Sarif telah dimakan Ratu Siluman Buaya.

Sejak kejadian itu, warga di sekitar bantaran sungai menjadi lebih waspada. Mereka selalu cemas ketika beraktivitas di sungai seperti mandi, mencuci, dan lain sebagainya. Padahal, kehidupan sehari-hari warga masyarakat tak lepas dari sungai.

Begitu seterusnya, selama lebih dari lima tahun seluruh dusun dan desa di bantaran sungai selalu dibayangi ketakutan akan keberadaan Ratu Siluman Buaya hingga datanglah seorang pemuda bernama Aby. Pemuda berikat kepala ungu ini adalah seorang sakti mandraguna yang memiliki kekuatan luar biasa.

Sebelum bertindak, terlebih dahulu Sang pemuda melakukan observasi terhadap penduduk sekitar. Ditanyainya beberapa orang (termasuk Sanusi) yang dianggap mengetahui seluk beluk Ratu Siluman Buaya.

Dari keterangan warga Sang pemuda mengambil kesimpulan bahwa Ratu Siluman Buaya memang benar adanya. Sang Ratu Siluman Buaya rupanya mempengaruhi sisi psikologis mereka sehingga timbul kecemasan berlebih yang membuat takut beraktivitas di sungai. Mereka sangat membutuhkan bantuan agar terbebas dari kecemasan itu dan hidup tenteram seperti sediakala.

Segala keterangan tadi membawa Sang pemuda ke tepian sungai untuk membinasakan Ratu Siluman Buaya. Saat berada di sekitar sungai dia melihat ada seorang perempuan gemoy berparas cantik jelita sedang duduk termenung. Sang pemuda lalu mendatangi dan bertanya mengapa Sang perempuan termenung dan terlihat murung.

Sang perempuan terdiam beberapa saat sebelum menjawab bahwa dia sedang bersedih karena baru saja kehilangan anak semata wayang yang paling dikasihinya. Sambil terisak dia menceritakan kalau sang anak tiba-tiba tenggelam ketika sedang bermain di sungai dan sampai sekarang belum muncul ke permukaan.

Cerita yang disampaikan perempuan gemoy itu sebenarnya hanyalah karangan belakang. Sang perempuan bukanlah seorang manusia, melainkan Ratu Siluman Buaya yang sedang beralih wujud. Dia tahu kalau Sang pemuda sedang mencari dan ingin membinasakannya. Oleh karena itu, dia berusaha menyesatkan Sang pemuda agar terlena dan menjadi mangsanya.

Begitu juga dengan Sang pemuda. Dia sebenarnya tahu kalau Sang perempuan bukanlah seorang manusia. Dari aura yang memancar di tubuhnya jelas bahwa Sang Pemuda tahu kalau Sang perempuan berasal dari bangsa siluman. Dia sengaja meladeni permainan Ratu Siluman Buaya agar dapat menemukan tempat persembunyiannya.

Oleh karena itu, ketika perempuan jelmaan Ratu Siluman Buaya meminta tolong menemukan anaknya, Sang Pemuda menyanggupi. Dia lalu menyelam ke dasar sungai, tetapi baru beberapa menit mencari dia langsung tidak sadarkan diri.

Ketika siuman, Sang pemuda terkejut mengetahui dirinya telah berada di sebuah sel penjara di dalam gua bersama beberapa orang yang tidak dikenalnya. Pada bagian depan penjara terhampar harta benda berupa emas, intan, permata, dan pakaian yang tak ternilai harganya.

Melihat Sang pemuda telah siuman, salah seorang dari penghuni sel mendekat dan bertanya mengapa dia sampai tertangkap oleh Ratu Siluman Buaya. Apakah karena telah berlaku tidak sopan ketika berada di sungai? Atau ada hal lain yang membuat Ratu Siluman Buaya marah?

Sang pemuda menjawab bahwa dia memang sengaja datang ke tempat persembunyian Ratu Siluman Buaya. Adapun tujuannya adalah untuk menyelamatkan orang-orang yang telah ditenggelamkan oleh Sang Ratu.

Penjelasan tadi tentu disambut gembira oleh para tawanan. Namun, mereka juga memperingatkan pada Sang pemuda bahwa Ratu Siluman Buaya Sangatlah sakti. Bahkan, kesaktiannya semakin bertambah ketika dia menumbalkan tawanannya setiap bulan purnama. Selain itu, tumbal juga dapat membuat Ratu Siluman Buaya hidup abadi sepanjang masa.

Perbincangan antara para tawanan dengan Sang pemuda tiba-tiba terhenti ketika terdengar suara langkah kaki mendekat. Rupanya Sang Ratu Siluman Buaya datang untuk memeriksa keadaan para tawanan. Setelah berada tepat di depan sel dia meminta dengan agak memaksa Sang Pemuda ikut dengannya.

Mereka berjalan berkeliling gua sambil berbincang-bincang. Rupanya Sang Ratu Siluman Buaya menaruh hati pada Sang pemuda sehingga menceritakan asal usulnya sebagai penguasa buaya serta seluruh isi gua persembunyian yang merupakan istananya. Bahkan, saking kesengsemnya, Sang Ratu Siluman Buaya mau menceritakan rahasia bagaimana cara keluar dari gua persembunyian.

Informasi dari Ratu Siluman Buaya merupakan petunjuk berharga bagi Sang pemuda. Dia lalu mengatur rencana guna meloloskan diri bersama para tawanan tepat saat bulan purnama tiba. Sebab, saat itulah Ratu Siluman Buaya akan mengadakan semacam ritual guna menambah kesaktiannya. Dan, ketika mengadakan ritual Ratu Siluman Buaya akan melepaskan mustika yang merupakan pusat kesaktiannya.

Singkat cerita, tepat saat bulan Sang pemuda mengendap-endap mengambil mustika Ratu Siluman Buaya yang tengah melangsungkan ritual. Selanjutnya, bersama para tawanan melarikan diri menuju lorong rahasia yang diceritakan Ratu Siluman Buaya menuju suatu tempat di tepi sungai.

Sampai di mulut terowongan mereka kembali ke rumah masing-masing. Dan sejak saat itu daerah sekitar sungai tidak pernah diganggu lagi oleh Ratu Siluman Buaya karena mustika kesaktiannya telah dibawa Sang pemuda. Oleh masyarakat setempat dia kemudian digelari sebagai Pendekar Cisadane karena telah berjasa membuat daerah sekitar aliran Sungai Cisadane aman dari gangguan Ratu Siluman Buaya dan anak buahnya.

Diceritakan kembali oleh ali gufron
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Pocong Gemoy

Archive