Asal Mula Desa Kandawati

(Cerita Rakyat Daerah Tangerang, Banten)

Di Kecamatan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang, ada sebuah desa bernama Kandawati. Masyarakatnya sebagian adalah keturunan para tokoh alim ulama yang apabila ditarik lebih jauh akan sampai pada Sultan Maulana Hasanuddin, Raden Kenyep/Arya Wangsakara dan Nyimas Gandawati.

Nyimas Gandawati atau lengkapnya Nyimas Gandasari Cirebon adalah murid dari Sunan Gunung Jati (Syekh Sayarief Hidayatulloh). Dia adalah anak angkat dari Pangeran Cakra Buana. Konon, sosoknya merupakan idaman para lelaki yaitu cantik rupawan dengan bentuk tubuh mempesona. Namun, dibalik kecantikan tersebut tersimpan kekuatan istimewa. Sesuai dengan namanya “ganda” yang berarti berlipat, Gandawati memiliki kekuatan berlipat-lipat.alias sakti mandraguna yang dapat menaklukkan siapa saja.

Bersama Sultan Maulana Hasanuddin Nyimas Gandasari mensyiarkan Islam di daerah Banten. Adapun wilayahnya di sepanjang pesisir utara Banten (sekarang wilayah Tangerang Utara) yaitu Belod, Cakung, Kedung, dan sekitarnya. Memakai media kendang dan Silat Paku sebagai daya tarik, dia mengajak penduduk setempat memeluk ajaran Islam.

Di salah satu tempat di wilayah Tangerang Utara Nyimas Gandawati tidak hanya menyebarkan syiar Islam dengan cara damai melainkan juga harus mengeluarkan kesaktiannya guna menaklukkan para jawara. Dan, berkat usahanya tersebut penduduk setempat kemudian menamai daerah yang meraka diami Kandawati sebagai penghormatan kepada Nyimas Gandawati. Kandawati dapat diartikan sebagai seorang kakak perempuan yang dituakan.

Sebagai catatan, sepeninggal Nyimas Gandawati, daerah Kandawati juga digunakan sebagai makam dan makom para ulama penyebar Islam lainnya, antara lain Syekh Abdul Jabbar, Syekh Hasan Basri, Syekh Astari/Ki Cakung, dan Syekh Cinding. Makom dan makam mereka saat ini dikeramatkan dan ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah di luar Kabupaten Tangerang. (gufron)
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Pocong Gemoy

Archive