Asal Mula Desa Lontar

Desa Lontar yang berada di Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, sebelum kemerdekaan termasuk dalam Kawedanaan Mauk. Setelah kemerdekaan ada program pemerintah memekarkan wilayah kota kecamatan dengan dibentuknya kantor perwakilan kecamatan Desa Lontar masuk ke dalam Kemantren Kemiri. Dan, baru pada tahun 2004 Kemantren Kemiri berubah status menjadi kecamatan dengan masih mengikutsertakan Desa Lontar ke dalam wilayahnya.

Sejarah panjang desa Lontar tidak hanya tercatat ketika menjadi bagian dari Kawedanaan Mauk saja. Berdasarkan tradisi lisan yang berkembang di sana, wilayah Lontar telah berpenghuni jauh sebelum penjajahan Belanda. Tanahnya yang subur dengan banyak ditumbuhi pepohonan lontar membuat banyak orang tertarik untuk menetap di sana.

Para penduduk yang berinteraksi menggunakan istilah “lontar” untuk menamai perkampungan mereka berdasarkan banyaknya pepohonan lontar yang tumbuh di sana. Mereka hidup rukun sebagai sebuah komunitas petani yang bergantung sepenuhnya pada alam dengan cara mengolahnya dalam bentuk pertanian lahan kering maupun basah.

Oleh karena semakin hari bertambah jumlah penduduknya, para pendatang baru kemudian menetap di bagian utara Lontar. Adalah Ki Latip yang pertama kali membuka hutan di sana untuk dijadikan lahan tempat tinggal. Orang-orang yang mengikuti jejaknya lantas memberi nama tempat itu Kampung Selatip sebagai penghormatan atas jasa Ki Latip.

Seiring berubahnya administrasi pemerintahan, kedua kampung disatukan dalam sebuah desa bernama Desa Lontar. Pada sekitar tahun 1978 Desa Lontar menambah satu kampung lagi karena adanya migrasi penduduk Selapajang Benda di sebelah timur Kabupaten Tangerang akibat ada pembangunan Bandara Soekarno-Hatta. Kampung baru ini dinamakan Pajang Kelapa Dua karena di tempat mereka bermukim terdapat dua buah pohon kelapa yang tumbuh sejajar di tengah areal persawahan. (gufron)
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Pocong Gemoy

Archive