Sambal Buroq

Sambal merupakan makanan penyedap yang diperkirakan telah dikonsumsi oleh masyarakat Nusantara, khususnya Jawa Kuno sejak abad ke-10 Masehi. Sambal memiliki cita rasa pedas karena dibuat dari cabai yang ditumbuk dan dihaluskan kemudian dicampur beberapa bahan lain, seperti: terasi, bawang, tomat, jeruk nipis, garam, gula, dan lain sebagainya.

Sambal memiliki berbagai macam variasi, bergantung pada daerah tempatnya di buat. Di Provinsi Banten misalnya, ada sejenis sambal yang diberi nama buroq. Sambal ini merupakan sajian rumahan yang kerap dihidangkan pada saat ngariung atau berkumpul di masjid atau rumah yang dihadiri oleh para lelaki (dewasa, muda, dan kanak-kanak) dalam rangkaian kegiatan seperti: doa bersama, shalawatan, dan mengaji bersama sebagai wujud ekspresi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sambal buroq mempunyai cita rasa pedas dalam campuran irisan kulit melinjo atau tangkil, bawang putih, bawang merah, daun salam, dan kemiri. Adapun bahan pembuatnya secara lengkap adalah tangkil atau kulit melinjo, teri medan, cabai rawit, cabai hijau besar, cabai merah, petai, kemiri, bawang merah, bawang putih, terasi matang, garam, gula, serai, dan lengkuas.

Sedangkan cara membuatnya diawali dengan mencuci bersih kulit melinjo lalu diiris tipis, menggoreng teri medan hingga renyah, dan mengiris cabai hijau dan merah dengan ketebalan sesuai selera. Selanjutnya, menumis kemiri, bawa merah, bawang putih, cabai rawit, dan etrasi hingga matang.

Apabila telah berbau harum tumisan ditambah serai dan lengkuas yang telah digeprek lalu masukkan potongan kulit melinjo dan aduk hingga kulit menjadi layu dan tercampur dengan bumbu.

Setelah kulit melinjo layu dan agak mengering, barulah dicampur dengan potongan cabai berah, cabai hijau, pete, dan teri medan lalu aduk hingga merata. Dan, apabila teah tercampur sempurna sambal buroq yang menggugah selera siap disantap bersama nasi sebagai pelengkap sajian ayam goreng, ikan bakar, atau makanan laut. (gufron)
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Pocong Gemoy

Archive