Gurindam Dua Belas

Kata Gurindam Dua Belas tidak asing lagi bagi telinga masyarakat di berbagai pelosok tanah air, khususnya yang pernah duduk di bangku sekolah karena sering diucapkan oleh guru pengajar bahasa Indonesia. Gema dari Gurindam bahkan menerobos lintas negara, dari yang paling dekat (tetangga) sampai yang paling jauh. Ini artinya, bahwa orang Melayu telah dapat menghasilkan karya besar dalam susastra. Karya ini berisikan petuah atau nasihat-nasihat, baik untuk para remaja, orang yang sudah berumah tangga, maupun para pejabat. Petuah-petuah itu, sesuai dengan roh Melayu yang tidak lepas dari ajaran agama Islam.

Pada masa lalu gurindam dua belas hanya merupakan pembacaan Gurindam yang dilagukan semata (irama syair yang dipadukan dengan irama nandung). Akan tetapi, sekarang sering diiringi oleh musik. Pelantunnya bisa hanya perempuan, bisa laki-laki, atau perempuan dan laki-laki.

Kesenian yang termasuk jenis pembacaan syair dan diiringi musik ini dapat dikatakan hanya tersebar di Penyengat. Suatu pulau yang merupakan tanah kelahiran sang pengarang sekaligus pujangga istana yaitu Raja Ali Haji. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu-Kepulauan Riau yang huruf “er”-nya tidak terlalu jelas. Sedangkan, kostum yang dikenakan, baik laki-laki maupun perempuan adalah baju kurung Melayu. Untuk laki-laki sering menggunakan baju kurung teluk belanga. Sedangkan peralatan pengiringnya terdiri atas seruni, kompang, dan gong. Waktu pementasan biasanya pada saat acara penyambutan tamu, hari-hari besar nasional, dan festival-festival kebudayaan dan atau kesenian.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Pocong Gemoy

Archive