Klenteng Soei Goeat Kiong

Secara administratif klenteng atau Kelenteng Chandra Nadi (Soei Goeat Kiong) berada di wilayah Kalurahan 10 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Kotamadya Palembang. Klenteng ini letaknya berada di sebelah selatan tepian sekitar 110 meter dari Sungai Musi (sebelah timur Jembatan Ampera). Menurut penuturan dai Kwam in Fuk Cu (seorang penjaga Klenteng) mengatakan bahwa klenteng didirikan pada tahun 1839. Keberadaannyasebagai pengganti klenteng di kawasan pasar 7 Ulu yang terbakar (disamping rumah Kapiten Cina).

Beberapa peninggalan kuno yang masih terdapat di dalam Klenteng Soe Goeat Kiong antara lain: (1) tegel berwarna merah berbentuk segi delapan yang melambangkan Feng Shui (keberuntungan). Orang Tionghoa sendiri percaya bahwa warna merah merupakan warna keberuntungan mereka. Sehingga tidak mengherankan warna merah selalu mendominasi dari setiap sudut bangunan klenteng; dan (2) patung-patung yang diletakkan pada tiga ruangan peribadatan dan ruangan pendeta. Patung-patung tersebut adalah patung Dewi Kwam Im (Dewi Pengasih), patung Poo Shen (Dewa Pengobatan), dan patung Kwam Tun (Dewa Kesetiaan). Kedudukan dari patung Kwam Im berada di tengah-tengah relung ruangan diapit oleh patung Poo Shen pada relung sebelah kanan dan patung Kwam Tung di relung sebelah kiri

Di bagian dalam klenteng, tepatnya di paling belakang dan pada sisi ruangan paling timur terdapat gundukan tanah tumbuh. Oleh penjaga Klenteng dituturkan bahwa itu merupakan makam dari seorang muslimah (muslim perempuan) yang bernama Fatimah, keturunan dari Sultan Palembang yang dinikahi oleh orang Tionghoa.

Di lingkungan Klenteng Soei Goiat Kiong juga masih terdapat tradisi mendiri telur atau tradisi Klenteng Minyak. Keunikan yang terjadi pada tanggal lima dari bulan kelima Imlek ini adalah budaya antri untuk mendapatkan minyak gosok dari Klenteng Soei Goiat Kiong yang diyakini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Foto: https://dailyvoyagers.com/blog/2019/03/11/tempat-wisata-di-palembang-bagian-1/
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Pocong Gemoy

Archive