Apabila ngawalajar menggunakan traktor, maka proses ngangler dan ngagaru tidak perlu dilaksanakan karena tanah sudah rata dan berbentuk seperti lumpur. Namun, bila ngawalajar menggunakan bajak bertenaga munding (kerbau), setelah proses mapak galeng selesai dilanjutkan dengan ngangler untuk menghancurkan atau melembutkan tanah yang masih berbongkah-bongkah dengan menggunakan pacul. Tujuan dari ngangler agar tahap berikutnya (ngagaru) dapat dilakukan dengan mudah, karena tidak mungkin ngagaru dilakukan pada tanah yang berbongkah-bongkah. Tahap ini biasanya dilakukan sehari setelah mapag galeng dengan tujuan agar air dapat betul-betul meresap ke dalam tanah, sehingga pencangkulan dapat dilakukan dengan mudah.
Setelah tanah tidak lagi berbongkah-bongkah, proses selanjutnya adalah merata-haluskannya menggunakan garu, sehingga prosesnya dinamakan ngagaru. Garu adalah sebuah alat persegi panjang dengan ujung menyerupai sisir. Pada salah satu sisi garu diberi tangkai dengan arah agak mencuat ke atas untuk disambungkan pada pasangan agar dapat ditarik kerbau. Prosesnya dilakukan dua kali karena ngagaru pertama hasilnya tidak akan betul-betul rata dan halus. Ngagaru kedua dilakukan pada hari kedua sampai ke empat setelah ngagaru pertama dengan tujuan agar air betul-betul meresap ke dalam tanah hingga menyerupai lumpur.
Garu |
Sosorog |