Ngawalajar adalah istilah orang Sunda bagi suatu proses membalikkan lapisan tanah agar tidak asam dan dapat terkena sinar matahari. Ngawalajar merupakan salah satu dari rangkaian dalam proses pengolahan lahan persawahan. Tahap ini mulai dilaksanakan setelah nyacar atau pembersihan jerami bekas panen pada tanah sawah yang telah tergenang air.
Setelah jerami mulai membusuk dan air yang menggenai sawah mulai surut, mulailah tahap ngawalajar dengan menggunakan peralatan berupa cangkul, bajak, atau traktor (bergantung pada luas dan kemiringan tanah). Pada sawah yang tidak begitu luas dan atau berada pada kemiringan relatif tinggi, maka ngawalajar hanya menggunakan cangkul. Sedangkan pada lahan sawah berukuran sedang hingga luas dan kontur tanahnya relatif datar dapat menggunakan bajak tenaga hewan atau bajak mesin (hand tractor).
Apabila menggunakan cangkul atau pacul yang pekerjaannya disebut macul, maka tanah dibalik memakai pacul lalu diinjak-injak agar bongkahan tanah dapat hancur dan terendam air. Pekerjaan macul ini dilakukan pada sawah yang luasnya relatif kecil dan berbentuk terasiring (berundak-undak) karena berada di sekitar kaki gunung yang konturnya tidak rata, sehingga hanya perlu satu hingga empat orang petani laki-laki untuk mengerjakannya. Selain tidak terlalu luas, kontur tanah yang tidak rata dan bahkan ada yang memiliki kemiringan tinggi tidak memungkinkan petani menggunakan bajak tenaga hewan atau mesin (traktor).