Valentino Rossi

Riwayat Singkat
Valentino Rossi lahir pada tanggal 16 Februari 1979 di Urbino, Italia. Dia adalah putera dari Graziano Rossi dan Stefania Palma. Ayah Vale (panggilan Valentino Rossi), adalah seorang mantan pembalap GP 250cc yang pernah menjadi juara III pada Kejuaraan Dunia Balap Motor di Sirkuit Morbidelli. Jadi, tidak mengherankan apabila Rossi memiliki bakat besar di dunia balap motor. Saat ini dia adalah pembalap tersukses di balap Grand Prix motor dunia setelah era Michael Doohan, dengan meraih titel juara dunia di empat kelas yang berbeda dalam waktu tujuh tahun berkarir. Total pembalap eksentrik ini membukukan 7 gelar juara dunia: sekali di kelas 125cc, sekali di kelas 250cc, dan lima kali di kelas puncak, 500cc dan Motogp.

Sebagai pembalap, Rossi mengalami proses metamorfosa dalam merintis karirnya di dunia balap motor. Sejak berusia 6 tahun (1985), dia sudah mulai mengenal dunia balap dengan mengikuti perlombaan gokart di kotanya. Empat tahun kemudian (1989), ia mengawali debutnya di lomba balap karting 60cc. Tidak lama setelah itu (1990), Rossi telah menjadi juara karting regional 60cc dengan memenangi sembilan seri balapan.

Setelah menjadi juara di karting regional kelas 60 cc ini, Rossi mulai menapaki kejuaraan balap yang lebih tinggi lagi kelasnya dan mulai mengukir prestasi. Kejuaraan-kejuaraan itu diantaranya adalah: (1) tahun 1991 meraih peringkat ke-5 di Kejuaraan Junior Gokart se Italia; (2) tahun 1992 menjadi Juara Italian Minibike Endurance; (3) tahun 1993 mengawali debutnya di dunia balap motor dan meraih peringkat ke-12 dalam Italian 125cc Sport Production Championship, dengan menggunakan motor Cagiva; (4) tahun 1994 menjadi juara Italian 125cc Sport Production, dengan menggunakan motor Cagiva; dan (5) tahun 1995 menjadi juara nasional Italia 125cc, peringkat ke-3 125cc di kejuaraan balap motor Eropa, dan peringkat ke-11 di Kejuaraan Spanish Open 125cc, semuanya dengan menggunakan motor Aprilia.

Setahun kemudian, Rossi mencoba mengadu nasib di balapan kelas dunia. Debut pertamanya di Grand Prix 125cc ialah ketika ia berhasil menjuarai GP di Republik Ceko. Hanya berselang satu tahun, di tahun 1997 dia telah berhasil membuktikan dirinya menjadi juara dunia termuda yang menjuarai 11 seri dari 15 seri Grand Prix 125cc, termasuk di Sirkuit Sentul, Indonesia.

Saat merajai kelas 125cc ini, Rossi menjuluki dirinya sebagai Rossifumi. Julukan ini diciptakan oleh temannya karena Rossi sangat kagum pada pembalap Jepang yang mempunyai gaya balap dan gaya rambut panjangnya yang khas, yaitu almarhum Norifumi Abe1 (Norick Abe). Abe yang saat itu baru berumur 17 tahun, berjuang sangat gigih melawan Michael Doohan dan Kevin Scwantz di kelas 500cc. Sebagai catatan, pada tahun 2004 Rossi dan idolanya itu sama-sama membela Yamaha namun dalam tim yang berbeda. Rossi bernaung di Glauoises Fortuna Yamaha Team, sedangkan Abe berada di Fortuna Gauloises Tech 3 Yamaha Team.

Sukses menjadi juara dunia di kelas 125cc, merupakan modal bagi Rossi untuk menjejakkan langkahnya ke kelas yang lebih tinggi, yaitu kelas 250cc. Pada tahun 1998 bersama tim Nastro Azzurro Aprilia, ia menjadi Runner up Grand Prix 250cc. Satu tahun kemudian (1999), barulah ia berhasil menyodok ke peringkat pertama dengan menjuarai 9 seri putaran GP 250cc di tahun itu. Saat berada di kelas 250cc ini Rossi berganti julukan menjadi Valentinik. Julukan ini berasal dari tokoh kartun Duffy Duck yang di Italia bernama Paperinik.

Pada musim balap tahun 2000, Rossi mulai tampil di kelas utama 500cc. Masih dengan tim Nastro Azzurro, ia pindah ke pabrikan Honda dan bergabung dengan tim bekas Michael Doohan yang dikepalai oleh seorang mekanik handal asal Australia bernama Jerremy Burgess. Tahun pertama tampil di kelas 500cc ini prestasi Rossi belumlah seberapa. Selain harus beradaptasi dengan kendaraan barunya, ia juga mendapat saingan ketat dari para pembalap senior yang lebih dulu malang melintang di balapan 500cc. Meskipun begitu, ia sempat menjadi juara di dua seri (GP Inggris dan GP Brazil) dan menjadi Runner up Grand Prix 500cc pada musim balap tahun itu (2000).

Setelah benar-benar memahami karakter tunggangannya, prestasi Rossi melesat bak meteor. Terbukti, setahun kemudian (2001), masih bersama tim Nastro Azzurro Honda, Rossi muncul sebagai juara dunia debutan terbaru setelah menjuarai 11 dari 17 seri GP, dengan total point 325. Keberhasilan ini membuat Rossi tercatat sebagai pembalap termuda ke-4 yang berhasil menjadi juara GP 500cc setelah Freddie Spencer, Mike Hailwood dan John Surtees.

Bahkan rekornya menjuarai tiga kelas, yaitu 125cc, 250cc, dan 500cc menyamai rekor yang pernah ditorehkan pembalap Phil Read (125cc, 250cc, 500cc) dan Mike Hailwood (250cc, 350cc, 500cc). Rossi juga tercatat sebagai juara di 38 GP sebelum genap berusia 23 tahun, sekaligus memecahkan rekor Loris Capirosi yang menjuarai 15 putaran Grand Prix sebelum usia 23 tahun.

Sebagai catatan, sejak menjadi juara dunia di kelas 500cc, Rossi mengubah lagi julukannya menjadi The Doctor. Julukan baru itu ia gunakan karena merasa bahwa balap kelas 500cc membutuhkan tingkat keseriusan yang tinggi. Selain itu, julukan The Doctor timbul karena ia menyukai ide-ide gila seorang ilmuwan yang melakukan eksperimen-eksperimen edan. Sejak itu pula ia merasa bukan anak kecil lagi dan mulai mengurangi perayaan kemenangan yang dianggapnya sudah tidak pantas ia lakukan. “Cukup dengan melambai seperti pembalap lain, lalu malamnya pesta habis-habisan bersama sahabat-sahabat saya,” ujarnya.

Sebagai catatan pula, sepanjang karirnya di dunia balap motor, Rossi selalu memakai nomor 46. Ia memakai nomor itu karena ayahnya, Graziano Rossi, juga memakai nomor 46 ketika memenangkan lomba pertama di Sirkuit Morbidelli pada tahun 1979. Selain itu, ia memakai nomor 46 karena terkesan oleh aksi seorang pembalap wildcard Jepang yang memakai nomor 46 yang tampil sangat mengesankan di salah satu seri balap Grand Prix motor. Saat ini Rossi tetap memakai nomor 46 kebanggaanya itu dan tidak mengikuti pembalap-pembalap sebelumnya yang memilih berganti nomor 1 setelah mendapatkan titel juara dunia.

Pada tahun 2002, ketika GP 500cc berganti nama menjadi MotoGp yang kelas utamanya menggunakan motor 4-tak berkapasitas mesin 1000cc, Rossi yang saat itu telah bergabung dengan Repsol Honda Team menjadi juara dunia lagi. Tahun 2002 itu, saat usianya telah 23 tahun, ia sudah mampu meraih sukses yang belum pernah dicapai oleh siapapun, yaitu memenangkan kejuaraan dunia untuk semua kategori: 125cc, 250cc, 500cc, dan MotoGP. Tahun berikutnya, masih bersama Repsol Honda Team, Rossi menjadi juara dunia MotoGP lagi.

Pada akhir musim 2003 menjelang musim 2004, Valentino Rossi membuat keputusan yang sangat mengejutkan. Ia memilih untuk hengkang dari tim yang telah membesarkan namanya dan yang telah mengantarkannya meraih juara dunia tahun 2002 dan 2003, yaitu Repsol Honda HRC. Tim ini adalah tim besar yang telah membawa Michael Doohan2 merebut gelar juara dunia 5 kali berturut-turut (1994, 1995, 1996, 1997, 1998) dan juga Alex Criville menjadi juara dunia tahun 1999.

Rossi memutuskan untuk meninggalkan tim super tersebut dan memilih bergabung bersama tim Yamaha. Ia tidak pindah ke tim Yamaha sendirian, tetapi juga membawa Jerremy Burgess, kepala mekaniknya yang dahulu juga menangani Doohan dan Criville. Mengenai kepindahannya ini, banyak orang yang pesimis kalau ia akan mampu mempertahankan gelar juaranya. Bagaimana tidak, waktu itu Honda adalah tim yang paling hebat dengan motor RC211V-nya, sedangkan Yamaha adalah tim yang tidak pernah menang sejak tahun 1992. Tapi setelah musim kompetisi 2004 bergulir, ia memantahkan semua pandangan pesimis tersebut. Valentino Rossi tetap menjadi juara dunia dengan motor Yamaha YZR M1-nya bersama tim Gauloises Fortuna Yamaha. Bahkan, pada musim balap berikutnya (2005), ia tetap mempertahankan gelarnya dan menjadi pembalap Yamaha pertama yang paling banyak memenangkan perlombaan dalam satu musim (sembilan kali).

Namun pada tahun 2006 prestasinya agak menurun. Bersama tim Camel Yamaha ia hanya mampu menjadi Runner up Motogp setelah dikalahkan oleh Nicky Hayden, pembalap dari tim Repsol Honda. Setahun berikutnya, prestasinya melorot lagi menjadi juara ketiga, setelah dikalahkan oleh Casey Stoner dari tim Ducati dan Dani Pedrosa dari Tim Repsol Honda. Saat tulisan ini dibuat, Valentino Rossi agaknya mulai menunjukkan kehebatannya lagi. Ia telah berhasil menjadi juara dunia pada musim kejuaraan MotoGp tahun 2008, walaupun masih ada 2 seri lagi yang tersisa.

1 Abe meninggal pada 7 Oktober 2007 setelah motor yang ditungganginya menabrak sebuah truck yang berbelok secara “ilegal” di sebuah tikungan “U” di dekat Kota Kawasaki, Jepang.
2 Tahun 1999 Michael Doohan mengalami kecelakaan serius di Sirkuit Jeres, Spanyol, yang membuatnya harus pensiun dari ajang Grand Prix 500cc.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive