Bila berbicara mengenai emansipasi di Indonesia, tentu yang terbayang adalah gambaran nama-nama besar seperti Kartini sebagai perempuan Jawa yang walau dapat menyuarakan isi hati melalui tulisan namun tetap tunduk pada aturan patriakis, Raden Dewi Sartika yang memberi pengajaran bagi anak negeri, hingga perempuan-perempuan gagah berani (Cut Nyak Dhien dan Martha Kristina Tiahahu) yang memimpin pasukan menghalau penjajah.
Di beberapa daerah juga ada perempuan-perempuan pejuang emansipasi seperti di atas, namun karena peran mereka kurang diekspos, maka jarang ada yang mengetahui. Di daerah Bekasi misalnya, ada seorang perempuan pejuang bernama Siti Rohmah. Beliau adalah putri dari KH Abdul Mugni dan isteri dari pahlawan nasional KH Noer Ali. Mereka menikah pada bulan April 1940 dan dikaruniai tujuh orang putri serta lima orang putra.
Perempuan yang biasa dipanggil Nyai Rohmah ini merupakan orang yang berada di belakang perjuangan KH Noer Ali yang terkenal dengan julukan Si Singa Bekasi. Sang suami berjuang dengan memanggul senapan memimpin laskar Hisbullah menghalau penjajah, sedangkan sang isteri dalam dunia pendidikan demi mencerdaskan kaum bumi putra.