Ki Peurat

Ki peurat atau Andrographis paniculata adalah istilah orang Sunda bagi sejenis tumbuhan yang berasal dari kingdom plantae, ordo lamiales, famili acanthaceae, genus andrographis, dan spesies paniculata (id.wikipedia.org). Tanaman yang tumbuh pada ketinggian hingga 700 meter di atas permukaan air laut dengan curah hujan antara 2.000-3.000 mm/tahun dan suhu udara 25-32 derajat Celcius ini memiliki batang bercabang banyak berbentuk segi empat dengan nodus membesar dan tinggi antara 50-90 centimeter. Daunnya berbentuk tunggal bertangkai pendek dengan permukaan bagian atas berwarna hijau tua sedangkan bawahnya hijau muda. Panjang daun antara 2-8 centimeter, lebar 1-3 centimeter dengan bagian ujung meruncing dan tepian rata. Bunganya berbentuk tabung kecil berwarna putih bernoda ungu, sedangkan buahnya berbentuk silindris berwarna hijau kekuningan dengan panjang sekitar 1,5 centimeter dan lebar 0,5 centimeter. Apabila telah masak, buah ki peurat akan pecah membujur menjadi 4 keping biji pipih berwarna cokelat muda.

Kandungan Kimia
Tanaman ki peurat mengandung banyak sekali zat kimia yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Zat-zat kimia tersebut diantaranya adalah: laktone berupa deoxyandrographolide, andrographolide (zat pahit), neoandrographolide, 14-deoxy-11, 12-didehydroandrographolide, dan hormonandropholide pada daun dan batangnya; sementara bagian akarnya mengandung flavonoid berupa polymethoxyflavone, andrigraphin, panicolin, mono-o methilwithin, apigenin-7, 4-dimetol eter, alkane, keton, aldehid, anrodrafoliida 15, kelmegin, hablur kuning, kalium, kalsium, natrium serta asam kersik (sambiloto.org).

Zat-zat kimia tersebut memiliki fungsi masing-masing. Misalnya, kalium berfungsi untuk meningkatkan sekaligus membantu mengeluarkan urin dalam tubuh; laktone yang mengandung neoandrographolid, anrographolid, deoksiandrographolid, 14-deoksi-11, dan 12-dehidroandrographolid berfungsi sebagai antiradang dan antipiretik; andrografolid berfungsi menurunkan demam yang ditimbulkan oleh pemberian vaksin yang menyebabkan panas serta melindungi sel hati dari zat toksik; flavonoid berfungsi mencegah dan menghancurkan penggumpalan darah; dan berbagai macam fungsi lainnya yaitu menghambat pertumbuhan sel kanker hati, trofit placenta, meningkatkan aliran empedu, merangsang daya tahan selular (fagositosis), meningkatkan antibody (immunostimulant), menghambat penyebaran HIV (Human Immunodeficiency Virus), merangsang dayatahansel (fagositosis) darah putih, antiracun (detoksikasi), penghambat reaksi imunitas (imunosupresi), dan penghilang rasa nyeri (analgesic).

Khasiat Ki Peurat
Lepas dari banyaknya jumlah senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan tersebut, sejak dahulu kala ki peurat telah digunakan sebagai bahan pengobatan. Tanaman ini, baik daun, batang, maupun akarnya, dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti: hepatitis, disentri basiler, influenza, infeksi saluran empedu, malaria, abses paru, radang amandel (tosilitis), radang paru (pneumonia), radang ginjal akut (pielonefritis), radang saluran napas (bronkhitis), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi, kencing manis (diebetes melitus), kencing nanah (gonore), TB paru, batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma), darah tinggi (hipertensi) kusta (morbus hansen), keracunan makanan, kanker, kehamilan anggur (mola hidatidosa), trofoblas ganas, tumor paru, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa cara pengolahan sambiloto untuk mengobati suatu penyakit.

1. Hareeng (demam)
Keringkan lalu tumbuk hingga halus segenggam daun ki peurat, kemudian rebus dengan satu gelas air. Setelah dingin, air rebusan tersebut dapat diminumkan sementara ampasnya jadikan sebagai tapal badan yang panas.

2. TB paru
Gilingan daun ki peurat yang telah menjadi bubuk dicampur madu lalu dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil berukuran sekitar 0,5 centimeter. Untuk mengobati TB paru, bulatan kecil ki peurat tadi diminum 2-3 kali sehari sejumlah 15-30 butir per sekali minum.

3. Kencing nanah
Sejumlah tiga batang ki peurat berikut daunnya yang masih menempel dicuci, keringkan, lalu rebus dalam 4 gelas air. Setelah tersisa kira-kira 2,5 gelas, saring dan tambahkan madu secukupnya untuk dijadikan minuman.

4. Tifus
Cuci dan rebus 10-15 lembar daun ki peurat dengan dua gelas air hingga mendidih dan hanya menyisakan satu gelas saja. Setelah dingin tambah dengan satu sendok makan madu atau air jahe manis agar tidak terlalu pahit ketika diminum.

5. Darah tinggi
Cuci dan potong kecil-kecil 7-9 lembar daun ki peurat lalu rebus dengan satu gelas air hingga mendidih. Setelah dingin, tambahkan satu sendok makan madu dan minum minumal tiga kali sehari.

6. Mencret (diare)
Daun ki peurat dikeringkan lalu tumbuk hingga halus atau langsung rebus dalam 4-5 gelas air hingga tersisa 2-3 gelas. Air rebusan tersebut kemudian didinginkan dan minum selama 2 hari, masing-masing sebanyak 1 gelas. Apabila perlu dapat tambahkan satu sendok madu sebelum memulai perebusan.

7. Nyeri sirah
Keringkan segenggam daun ki peurat lalu tumbuk hingga halus dan kemudian rebus dengan satu gelas air. Setelah dingin, air rebusan terdebut dapat diminum.

8. Kencing manis
Setengah genggam daun ki peurat dicuci lalu rebus dalam tiga gelas air hingga tersisa sekitar 2 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sebanyak 3/4 gelas tiap selesai makan.

Foto: http://awanherbal.com/4-tanaman-obat-asam-urat-dan-cara-membuat-ramuannya.html
Sumber:
"Sambiloto", diakses dari http://sambiloto.org/sambiloto/, tanggal 4 Juli 2014.
"Sambiloto", diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sambiloto, tanggal 4 Juli 2014.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive