Mamaca adalah sebuah kesenian khas orang Madura yang termasuk dalan seni suara berupa puisi yang dinyanyikan lalu dituturkan. Dalam konteks ini suatu cerita dinyanyikan oleh seorang pembaca (laki-laki), kemudian diterjemahkan, dijelaskan, dan dikembangkan oleh orang kedua (laki-laki) dengan gaya deklamasi. Pada umumnya kedua mitra dalam acara mamaca saling bersahutan.
Mamaca biasanya diselenggarakan para acara arisan. Acara ini biasanya dimulai pada pukul 21.00-23.00 WIB. Selain pada acara arisan, mamaca juga dipentaskan dalam berbagai kesempatan, seperti pada upacara rokat bhuju (makam keramat) atau di rumah pribadi dalam rangka upacara di lingkaran hidup individu (sunat, perkawinan, dan nazar). Mengingat teks yang harus dibaca biasanya utuh (seluruhnya), maka waktu yang dibutuhkan relatif lama ketimbang pementasan mamaca dalam acara arisan (pukul 22.00-04.00 WIB).
Mamaca menggunakan buku berbahasa Madura dan Jawa. Sedangkan, huruf yang digunakan adalah huruf Jawa dan atau Arab. Teksnya sendiri menggunakan bahasa Jawa-Kawi dengan aksara Arab. Beberapa tembang di tulis dalam bahasa Madura yang berasal dari abad ke-20. Namun, tembang-tembang yang populer diambil dari kesusasteraan Jawa. Tembang-tembang berbahasa Jawa tidak hanya terdapat di kalangan luar keraton (di pedasaan), tetapi juga di kalangan bangsawan. Dalam pementasan sebuah mamaca ada dua atau tiga repertoar, yaitu naratif (cerita), prosodis (tembang), dan musikal (gendhing).