Jalur pendakian di Gunung Manglayang dapat dibagi menjadi empat, yaitu: melalui Bumi Perkemahan atau Wanawisata Situs Batu Kuda di Kabupaten Bandung; Palintang di Ujungberung, Kota Bandung; Baru Beureum atau Manyeuh Beureum; dan Jatinangor di Kabupaten Sumedang. Sementara untuk wisata alam, di antaranya adalah Curug Cilengkrang dan tangga seribu yang berada di Kampung Cikoneng Babakan, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Untuk mencapai lokasi tangga seribu dari Kota Bandung relatif mudah karena berjarak hanya sekitar 10-15 kilometer hingga ke daerah Ujungberung, Cibiru maupun Cileunyi. Dari Ketiga daerah ini terdapat jalan-jalan kecil berukuran lebar 3-4 meter dengan jarak antara 10 hingga 12 kilometer hingga ke lokasi, yaitu: Jalan Cilengkrang I, Jalan Desa Cipadung, Jalan Manisi, Jalan Sindangreret, Jalan Sadang, hingga Jalan Villa Bandung Indah. Jalan-jalan tersebut telah beraspal atau cor beton, sehingga walau tidak ada angkutan umum (kecuali ojek) dapat dilalui relatif cepat. Namun apabila hendak ke lokasi, sebaiknya menggunakan kendaraan berkondisi prima karena medannya selalu menanjak.
Oleh karena terbilang cukup baru, belum ada petugas yang datang atau berjaga untuk menarik retribusi di tangga seribu. Area parkir pun juga belum tersedia sehingga pengunjung yang membawa kendaraan "terpaksa" memarkirkannya di beberapa rumah penduduk yang paling dekat menuju objek wisata ini. Sebagai catatan, tangga seribu merupakan bagian dari program padat karya Kementerian Ketenagakerjaan. Adapun tujuannya adalah untuk memberdayakan masyarakat penganggur dan setengah penganggur, mempercepat laju perekonomian masyarakat, dan memanfaatkan serta mengoptimalisasi sumberdaya lokal. Masyarakat setempat yang dilibatkan dalam proyek pembuatan tangga seribu dikategorikan menjadi tiga berdasarkan kemampuan mereka, yaitu: pekerja biasa berupah Rp.56.500 per hari, kepala kelompok berupah Rp.62.000 per hari, dan tukang berupah sebesar Rp.67.000 per hari.
Untuk mempertegas tujuan di atas, begitu akan menapaki tangga di sisi sebelah kanan terdapat sebuah "monumen kecil" penanda bertuliskan "Padat Karya Infrastruktur Pembuatan Rabat Jalan Desa Cibiru Wetan, Kec. Cileunyi, Kab. Bandung Program PPKK Kemnaker RI Ta 2017". Selanjutnya, terdapat 880 buah anak tangga (hok) yang harus ditapaki bila ingin menuju puncak. Di sisi kiri dan kanan hok merupakan hamparan perkebunan (entah milik penduduk atau Perhutani ^_^) yang ditanami bermacam tumbuhan khas pertanian tanah kering (ladang).
Sesampai di hok terakhir ada beberapa buah saung terbuat dari bambu yang sebagian telah diisi oleh pedagang makanan, minuman, dan gorengan. Sebagian saung lainnya ada yang masih belum beratap dan ada pula yang baru kerangkanya saja. Di depan saung-saung tersebut terdapat tempat duduk bambu saling berhadapan yang di tengahnya ada tiang dengan bagian atas memiliki penutup terbuat dari rumbia. Di tempat ini pengunjung dapat melepas lelah sambil menikmati minuman atau makanan dan melihat (bila tidak berkabut) pemandangan yang luar biasa berupa panorama Kabupaten Bandung dari kejauhan. Sebagai catatan lagi, di lokasi saung ada sejumlah anak tangga lagi menuju ke toilet umum dan ke sebuah kolam kecil berlatar belakang puncak Gunung Manglayang dari kejauhan. Namun anak tangga tersebut masih berupa tanah berbatas potongan bambu kecil sehingga apabila hujan akan menjadi licin.
Bagaimana? Anda tertarik mengunjungi tangga seribu sembari berwisata dan berolahraga? Apabila tertarik, sebaiknya datang pada pagi hari saat cuaca sedang cerah. Sebab, apabila sedang berkabut yang tampak hanyalah gugusan pegunungan berselimut putih dengan sedikit pemandangan berupa rimbunan pepohonan.
SDN Cibiru 08