Museum Dewantara Kirti Griya terletak di kompleks Perguruan Tamansiswa, Jalan Taman Siswa No.31, Yogyakarta. Letaknya yang berada di jantung Kota Yogyakarta dan berdekatan dengan beberapa museum lainnya, seperti Museum Biologi UGM, Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Soedirman, serta Museum Puro Pakualaman, membuat Museum Dewantara Kirti Griya atau biasa disebut Museum Kirti Griya banyak didatangi pengunjung.
Museum Dewantara Kirti Griya pada mulanya adalah bekas kediaman Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soerjaningrat adalah pendiri Perguruan Tamansiswa yang bertujuan untuk mencerdaskan rakyat Indonesia yang waktu itu sedang dijajah oleh bangsa Belanda. Perhatiannya yang besar terhadap dunia pendidikan yang menurut keyakinannya dapat membebaskan bangsa ini dari belenggu penjajahan, membuat Ki Hadjar Dewantara menjadi salah satu tokoh pejuang kemerdekaan, terutama dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah kemudian mengangkatnya menjadi pahlawan nasional dengan sebutan Bapak Pendidikan Nasional dan bahkan hari lahirnya pun (2 Mei) dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Sebelum menjadi tempat kediaman Ki Hadjar Dewantara dan akhirnya menjadi museum, bangunan seluas 300 meter persegi yang berdiri di atas lahan seluas 2.720 meter persegi ini adalah merupakan rumah milik saudagar Belanda yang dibangun sekitar tahun 1915. Pada sekitar tahun 1934 bangunan tersebut kemudian dibeli oleh Ki Hadjar Dewantara seharga 3.000 Gulden untuk dijadikan rumah tinggal. Kemudian ia mendirikan beberapa buah bangunan lagi sehingga menjadi sebuah kompleks yang diberi nama Perguruan Tamansiswa. Bangunan-bangunan sesudah rumah tinggal Ki Hadjar Dewantara tersebut, diantaranya adalah: sebuah joglo yang bernama Pendopo Agung Tamansiswa, Taman Indria (sekolah TK), Taman Muda (SD), Taman Dewasa (SMP), dan Kantor Majelis Luhur Tamansiswa.
Keinginan untuk menjadikan tempat kediamannya sebagai sebuah museum diutarakan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam rapat pamong Tamansiswa pada tahun 1958, dengan harapan agar generasi mendatang dapat mengetahui dan mengenang perjuangan generasi sebelumnya. Namun, sebelum keinginannya sempat terwujud, pada tanggal 26 april 1959 Ki Hadjar Dewantara lebih dahulu dipanggil ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa.
Mulai tahun 1960 yayasan Tamansiswa berusaha mewujudkan gagasan Ki Hadjar Dewantara untuk menjadikan rumahnya sebagai sebuah museum. Untuk itu, mereka memanggil Ki Drs. Moh. Amir Sutaarga yang bertugas di Museum Nasional Jakarta dan masih keluarga dekat Tamansiswa untuk datang ke Yogyakarta dan memberikan pengetahuan dasar tentang permuseuman. Selanjutnya, pada tahun 1963, bertempat di Museum Perjuangan Yogyakarta di Ndalem Brontokusuman, dibentuklah panitia pendiri Museum Tamansiswa yang terdiri atas: keluarga Ki Hadjar Dewantara, keluarga besar Tamansiswa, Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, dan para sejarawan.
Setelah semuanya siap, 7 tahun kemudian tepatnya pada tanggal 2 Mei 1970, museum secara resmi dibuka oleh Ketua Umum Persatuan Tamansiswa Nyi Hadjar Dewantara (Nyi Sutartinah) dan selanjutnya diberi nama “Dewantara Kirti Griya”. Peresmiannya ditandai dengan Candrasengkala “Miyat Ngaluhur Trusing Budi” (1902 Saka).
Koleksi Museum Dewantara Kirti Griya
Museum Dewantara Kirti Griya bersifat memorial yang di dalamnya menyimpan sekitar 3.000 benda yang berhubungan dengan kehidupan Ki Hadjar Dewantara. Benda-benda milik Ki dan Nyi Hadjar Dewantara tersebut diantaranya adalah: baju, tempat tidur, mesik ketik, barang pecah-belah, foto-foto Ki Hadjar dan keluarganya semasa masih hidup, video klip dari pidato Ki Hadjar pada kongres Tamansiswa I sampai wafatnya, buku-buku, kumpulan surat Ki Hadjar, dan lain sebagainya. Sebagai catatan, kumpulan surat dan tulisan Ki Hadjar Dewantara yang jumlahnya mencapai 879 pucuk telah dikonversikan dengan teknologi mutakhir dalam bentuk microfilm dan disimpan di Badan Arsip Nasional Jakarta.
Untuk menjaga seluruh koleksi museum agar tidak hilang atau rusak dan merawat bangunan yang terdiri dari ruang pameran tetap, ruang perpustakaan, ruang administrasi, pendopo, dan toilet, maka pihak perguruan Tamansiswa mempekerjakan 4 orang pegawai, yang terdiri atas: satu orang kurator, satu orang bagian administrasi, satu orang bagian teknis, dan satu orang cleaning service.
Sebagai catatan, Museum Dewantara Kirti Griya dibuka untuk umum setiap jam kerja dengan perincian: Senin-Kamis pukul 08.00-13.30 WIB, Jumat pukul 08.00-11.00 WIB, dan Sabtu pukul 08.00-12.30 WIB. Namun, jika ada permintaan atau keperluan khusus, museum ini dapat menerima kunjungan sewaktu-waktu. Dan, untuk dapat mengunjungi museum pengunjung tidak dikenakan biaya, namun ada semacam kotak untuk menerima sumbangan yang besarnya tidak ditentukan (sukarela) sebagai pengganti tiket masuk. (ali gufron)
Image: http://bumi-nusantara.blogspot.com