Putri Pinang Masak

(Cerita Rakyat Daerah Jambi)

Alkisah, dahulu ada sebuah kerajaan gemah ripah lohjinawi berlokasi di sekitar Pantai Timur Pulau Sumatera. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang arif-bijaksana sehingga rakyatnya hidup makmur dan bahagia. Sang raja hidup seorang diri karena belum memiliki permaisuri sebagai pendamping. Padahal, usianya sudah tidak bisa dibilang muda lagi dengan kemampuan fisik mulai menurun.

Resah melihat sang anak tak kunjung menikah, hampir setiap hari Sang ibu selalu menanyakan kapan Raja akan mencari pendamping hidup. Pertanyaan itu selalu dijawab dengan diplomatis bahwa dia sedang memilah dan memilih calon istri.

Begitu seterusnya hingga suatu hari Raja mendengar ada seorang gadis cantik jelita dari daerah Minangkabau bernama Putri Pinang Masak. Menurut rumor yang berkembang di masyarakat ciri-ciri Sang gadis berperawakan semampai dengan warna kulit putih kemerah-merahan. Konon, laki-laki manapun yang memandangnya akan jatuh hati.

Tetapi penampilan tidaklah mencerminkan kepribadian. Walau cantik jelita Putri Pinang Masak memiliki sifat yang kurang baik. Dia sangat memuja kemewahan, baik berupa harta benda, pakaian, perhiasan, hingga rumah kediaman. Keinginan akan kemewahan inilah yang membuatnya menjadi tamak alias serakah. Segala cara akan dia lakukan demi mendapatkan harta benda.

Sang raja rupanya tidak begitu mempedulikan sifat Putri Pinang Masak karena lebih tertarik pada gunjingan orang tentang kencantikan dan kemolekannya. Oleh karena itu, dia pun berkunjung ke Minangkabau menemui Sang Putri. Setelah bertatap muka, tanpa basa-basi dia langsung melamarnya.

Bila tidak melihat status orang yang melamar, tentu Putri Pinang Masak akan langsung menolak. Sebab, Sang Raja adalah seorang bujang lapuk yang sudah agak bau tanah. Namun bila langsung ditolak, dia takut Raja akan tersinggung dan akibatnya bisa fatal. Agar penolakan tidak disambut dengan amarah Putri Pinang Masak meminta sebuah syarat yang sebenarnya mustahil dilaksanakan. Dia bersedia menjadi istri asalkan Raja mampu membuatkannya sebuah istana megah hanya dalam waktu semalam saja.

Tak disangka syarat itu disanggupi Raja. Dia lalu meminta para patih mengumpulkan seluruh laki-laki yang ada dikerajaannya. Mereka diharuskan bergotong-royong membangun istana megah sesuai persyaratan Putri Pinang Masak. Walhasil, baru menginjak tengah malam bangunan istana telah setengahnya rampung. Diperkirakan menjelang subuh istana megah telah siap ditempati.

Putri Pinang Masak yang dilapori dayangnya bahwa bangunan istana hampir selesai tentu saja menjadi kalang kabut. Dia tidak menyangka kalau permintaan mustahilnya dapat dipenuhi Raja. Apabila bangunan istana sampai terselesaikan, maka dia terpaksa harus menerima pinangan Sang Raja tua bujang lapuk.

Agar bangunan istana tidak sampai rampung Putri Pinang Masak terpaksa harus memikirkan cara bagaimana menggagalkannya. Tengah malam itu juga dia mengumpulkan para dayang dan orang-orang terdekatnya guna merundingkan jalan keluar terbaik. Dalam perundingan itu munculah ide menggunakan ayam-ayam jantan untuk mengelabuhi orang-orang yang sedang membuat istana.

Adapun caranya adalah dengan mengumpulkan ayam-ayam jantan pada suatu tempat dekat dengan pembangunan istana. Di sekitar lokasi diterangi dengan ratusan pelita minyak sehingga para ayam mengira fajar telah menyingsing. Walhasil, beramai-ramai meraka pun berkokok.

Suara kokokan ayam yang terdengar bersahutan membuat para pria menghentikan pekerjaannya. Mereka menyangka hari telah pagi dan harus menghentikan pekerjaan karena tenggat waktu pembangunan telah usai. Sang Raja yang kebetulan juga ada di lokasi pun mengira fajar akan segera menyingsing. Dengan rasa kecewa dia memerintahkan mereka kembali ke rumah masing-masing walau pekerjaan telah 95% rampung.

Tidak lama berselang datanglah Putri Pinang Masak menemui dan mengatakan bahwa Raja telah gagal memenuhi syaratnya. Sang Raja hanya terdiam mendengar perkataan Putri Pinang Masak. Tanpa menunggu jawaban, Putri Pinang Masak lantas menanyakan mau diapakan istana hampir rampung itu. Apakah akan dihancurkan atau diberikan kepadanya.

Sang Raja yang sudah tidak konsen lagi pada maksud dan tujuan membangun istana lantas memberikan begitu saja kepada Putri Pinang Masak. Bahkan, dia juga menghadiahinya uang serta emas permata sebagai bukti cintanya. Raja hanya berpesan agar istana tidak dihancurkan karena dibuat dari jerih payah rakyatnya.

Pesan tadi tidak diindahkan dan dianggap sebagai angin lalu. Tidak berapa lama setelah Raja kembali ke Pantai Timur istana dan seluruh pemberiannya dijual oleh Putri Pinang Masak dan uangnya digunakan untuk menyewa tentara bayaran. Rupanya Sang putri ingin menguasai kerajaan Sang Raja di Pantai Timur. Dia menginginkan lebih banyak harta Sang Raja.

Pada hari yang telah dia tentukan pasukan bayaran menyerang kerajaan pantai timur. Serangan dadakan ini tentu membuat prajurit Kerajaan Pantai Timur kewalahan dan akhirnya takluk. Putri Pinang Masak berhasil menguasai kerajaan dan mengubahnya menjadi Negeri Pinang. Oleh karena pinang dalam bahasa setempat disebut juga sebagai jambe, maka lambat laun orang menyebutnya menjadi negeri jambe atau jambi.

Diceritakan kembali oleh ali gufron
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Pocong Gemoy

Archive