Kadedemes adalah istilah orang Sunda di Sumedang bagi olahan singkong menjadi masakan bercita rasa gurih-pedas. Singkong (Manihot esculenta) sendiri adalah tumbuhan perdu yang hidup di daerah tropis dan subtropis. Ia memiliki ciri-ciri batang mencapai tujuh meter dengan cabang jarang, akar tunggang yang sebagian membesar membentuk umbi berdiameter 2-3 centimeter dan panjang 50-80 centimeter. Bagian dalam umbi berwarna putih atau kekuning-kuningan, sementara kulitnya berwarna coklat. Bagian kulit inilah yang kemudian diolah sedemikian rupa menjadi sebuah masakan lezat yang diberi nama kadedemes.
Konon, kuliner tradisional ini tercipta pada masa penjajahan Belanda. Waktu itu terjadi paceklik yang menyebabkan kondisi hidup menjadi sulit sehingga harus disiasati dengan berbagai macam cara agar dapat bertahan hidup. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan kulit singkong yang tadinya terbuang percuma menjadi bahan makanan.
Adapun cara mengolahnya diawali dengan merebus kulit singkong (yang telah dibersihkan) hingga empuk lalu tiriskan. Bila tidak ada air lagi yang menetes, kulit singkong dipotong-potong membentuk segi empat kecil. Bila telah terpotong kulit ditumis bersama aneka bumbu, seperti: bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai hijau, gula, garam, dan penyedap rasa. Dan, bila telah matang dan berbau harum kadedemes siap disajikan bersama nasi hangat.