Wayang golek cepak masuk dalam terminologi wayang golek pada umumnya. Yang membedakannya hanyalah hiasan kepala wayang yang papak/cepak (tidak runcing). Selain itu, cerita yang ditampulkannya bukanlah Ramayana atau Mahabarata, melainkan babad-babad Cirebon yang bernafaskan Islam, seperti: Sutajaya Kuncung, Sutajaya Kebon, Sutajaya Kalam, Sutajaya Kentol, dan Sutajaya Telon, Blambangan, Cakra Buana. Wali Sanga dengan menampilkan tokoh Nyi Mas Gandasari, Wiralodra, Ki Tinggil, Panji Semirang, Kuwu Sangkan, Bagal Buntung, dan lain sebagainya.
Adapun pertunjukannya diawali dengan pembukaan berupa instrumen lagu-lagu bayoman, kajengan, rungu-rungu, balo-balo. Kemudian disusul jejer/kaboran yang berbentuk keraton, petapan. Lalu dilanjutkan dengan Murwa, Catur (isi cerita), paseban (musyawarah), Perang, dan penutup (tutug).
Pertunjukannya sendiri diiringi oleh seperangkat waditra yang terdiri atas: demung, bonang, gambang, kemyang, saron, kendang, beri (simbal), kenong-jengglong, suling, titil, kebluk, kemanak, klenang, kiwul-gong, sabet-gong, bedug, dan kecrek atau keprak.