Aji Menjangan Wulung

(Cerita Rakyat Daerah Cirebon, Jawa Barat)

Aji Menjangan Wulung awalnya digambarkan sebagai seseorang yang baik, penurut, dan juga cerdas. Namun, suatu hari dia berubah menjadi kejam sekaligus bengis. Kekejaman dan kebengisannya bermula ketika Sang Guru yang bernama Pangeran Ucuk Umun merasa disakiti oleh bangsa Wali. Doktrin-doktrin yang diberikan Ucuk Umun rupanya mengena pada diri Aji Menjangan Wulung sehingga timbullah kebencian pada para petinggi Islam yang tinggal di sekitarnya.

Adapun penyalurannya Menjangan Wulung memilih menjadi lone wolf dengan melakukan teror seorang diri. Berbekal ilmu santen yang dipelajari dari Ucuk Umum, dia mulai membantai masyarakat Cirebon, khususnya yang memeluk Islam. Salah satu aksi yang dijalankan adalah tiap menjelang sholat subuh mengubah diri menjadi wulung (terung hitam) di memolo Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Orang-orang yang mengumandangkan azan akan diganggunya hingga meninggal.

Aksi menduduki memolo itu terus dilakukan selama sekitar tujuh bulan lamanya. Oleh karena masyarakat mulai dilanda ketakutan, Sunan Gunung Jati mencari cara agar Aji Menjangan Wulung tidak mengganggu lagi. Adapun caranya adalah dengan memerintahkan tujuh orang muazin mengumandangkan azan secara bersamaan. Hasilnya, entah mengapa, sejak saat itu Aji Menjangan Wulung tidak lagi mengganggu. Dan, hingga sekarang setiap ibadah shalat Jumat ada kumandang azan yang dilakukan tujuh orang muazin berbaju putih secara bersamaan di Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Pocong Gemoy

Archive