(Cerita Rakyat DKI Jakarta)
Pulau Untung Jawa yang pada masa penjajahan Belanda disebut sebagai Pulau Amiterdam ada sebuah cerita tentang kawanan monyet yang dipimpin oleh seekor monyet putih pernah menduduki pulau tersebut. Konon, peristiwa ini terjadi ketika pulau ditinggalkan penghuninya pada saat pemerintahan Belanda berakhir dan beralih ke Jepang. Dan, walaupun jejak-jejak Si Monyet Putih sudah tidak ada lagi, namun sebagian penduduk Pulau Untung Jawa masih mempercayai bahwa cerita itu benar adanya. Berikut adalah kisahnya.
Ketika pemerintahan Belanda berakhir dan beralih ke Jepang, terjadi mobilitas besar-besaran yang dilakukan oleh penduduk di Kepuluan Seribu. Sebagian dari mereka ada yang berpindah dari satu pulau ke pulau lain dan ada pula yang hijrah ke tanah Jawa untuk mencari penghidupan yang lebih layak.
Hal ini terjadi pula pada seluruh penduduk di Pulau Amiterdam. Mereka pindah ke pulau lain karena Pulau Amiterdam dianggap sudah tidak menjanjikan lagi. Akibatnya, Amiterdam pun menjadi pulau mati dan yang tersisa hanyalah rumah-rumah kosong serta barang-barang tidak berharga yang berserakan di sana-sini.
Tidak berapa lama setelah ditinggal penghuninya, secara ajaib tiba-tiba datanglah kawanan monyet berekor panjang ke Pulau Amiterdam. Mereka dipimpin oleh seekor monyet jantan berbulu putih bersih dengan mata berwarna merah dan mengenakan ikat kepala berwarna biru laut. Sang pemimpin monyet ini dikabarkan memiliki sorot mata sangat tajam yang dapat membuat takut siapa saja yang melihatnya.
Konon, sejak kedatangan kawanan monyet berekor panjang itu tidak ada seorang pun yang berani memasuki Pulau Amiterdam. Sebab, kabarnya ada seorang bajak laut terkenal bernama Bajul Kerok yang tewas bersama para pengikutnya di tangan kawanan monyet.
Setelah beberapa lama menguasai Pulau Amiterdam, pada sekitar tahun 1946-an kawanan monyet tersebut tiba-tiba menghilang tanpa diketahui rimbanya. Tidak ada jejak atau tanda-tanda sedikit pun mengenai keberadaan mereka di pulau itu. Jadi, sama seperti waktu mereka datang, saat pergi pun tidak ada yang mengetahui.
Dan, setelah telah kembali kosong, lambat laun penduduk yang tinggal di pulau-pulau lain mulai berani datang ke Pulau Amiterdam. Sebagian dari mereka bahkan ada yang mulai mendirikan rumah untuk menetap. Seiring dengan berjalannya waktu Pulau Amiterdam yang berganti nama menjadi Pulau Untung Jawa menjadi sebuah pulau ramai yang dihuni oleh orang-orang dari berbagai daerah di Indonesia.