Kabupaten Purwakarta merupakan satu dari delapan belas kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis kabupaten ini sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karawan dan Kabupaten Subang; sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur; sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Bogor; dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Subang serta Kabupaten Bandung Barat. Wilayahnya tidak hanya berada di kaki tapi juga di lereng gunung, sehingga tidak hanya berupa dataran rendah semata, tetapi juga dataran tinggi atau berbukit-bukit. Sedangkan luasnya adalah 971,72 km² dengan titik koordinat 6025’ – 6045’ Lintang Selatan dan 107030’ – 107040’ Bujur Timur.
Kabupaten Purwakarta terdiri atas 17 kecamatan yang mencakup 192 desa/kelurahan. Ke-17 kecamatan itu beserta luasnya adalah sebagai berikut: (1) Kecamatan Jatiluhur beribukota di Jatiluhur terdiri atas 10 desa seluas 60,11 km² (6,19%); (2) Kecamatan Sukasari beribukota di Kertamanah terdiri atas 5 desa seluas 92,01 km² (9,47%); (3) Kecamatan Maniis beribukota di Citamiang terdiri atas 8 desa seluas 71,64 km² (7,37%); (4) Kecamatan Tegalwaru beribukota di Sukahaji terdiri atas 13 desa seluas 73,23 km² (7,54%); (5) Kecamatan Plered beribukota di Plered terdiri atas 16 desa seluas 31,48 km² (3,24%); (6) Kecamatan Sukatani beribukota di Sukatani terdiri atas 14 desa seluas 95,43 km² (9,82%); (7) Kecamatan Darangdan beribukota di Darangdan terdiri atas 15 desa seluas 67,39 km² (6,94%); (8) Kecamatan Bojong beribukota di Sukamanah terdiri atas 14 desa seluas 68,69 km² (7,07%); (9) Kecamatan Wanayasa beribukota di Wanayasa terdiri atas 15 desa seluas 56,55 km² (5,82%); (10) Kecamatan Kiarapedes beribukota di Kiarapedes terdiri atas 10 desa seluas 56,55 km² (5,37%); (11) Kecamatan Pasawahan beribukota di Sawah Kulon terdiri atas 12 desa seluas 36,96 km² (3,8%); (12) Kecamatan Pondoksalam beribukota di Salam Mulia terdiri atas 11 desa seluas 44,08 km² (4,54%); (13) Kecamatan Purwakarta beribukota di Nagri Kaler terdiri atas 10 desa seluas 24,83 km² (2,56%); (14) Kecamatan Babakancikao beribukota di Kadumekar terdiri atas 9 desa seluas 42,4 km² (4,36%); (15) Kecamatan Campaka beribukota di Campaka terdiri atas 10 desa seluas 43,6 km² (4,49%); (16) Kecamatan Cibatu beribukota di Cibatu terdiri atas 10 desa seluas 56,5 km² (5,81%); dan (17) Kecamatan Bungursari beribukota di Bungursari terdiri atas 10 desa seluas 54,66 km² (5,63%) (BPS Kabupaten Purwakarta, 2021).
Topografi Kabupaten Purwakarta bervariasi mulai dari dataran rendah hingga sedang dengan ketinggian 74-675 meter dari permukaan air laut. Adapun daerah dataran rendah hingga sedang secara berurut adalah: Babakancikao, Cibatu, Campaka, Bungursari, Jatiluhur, Sukasari, Purwakarta, Sukatani, Pasawahan, Pondoksalam, Tegalwaru, Plered, Maniis, Bojong, Darangdan, Kiarapedes, dan Wanayasa.
Iklim yang menyelimutinya sama seperti daerah lain di Indonesia, yaitu tropis yang ditandai oleh adanya dua musim, penghujan dan kemarau. Musim penghujan biasanya dimulai pada bulan Oktober - Maret, sedangkan musim kemarau biasanya dimulai pada bulan April - September. Curah hujan rata-rata 179 milimeter per tahun. Sedangkan, temperaturnya rata-rata 20°-31° Celcius. Sesuai dengan iklimnya yang tropis maka flora yang ada di sana pada umumnya sama dengan daerah-daerah lain di Indonesia, seperti: jati, kelapa, bambu, tanaman buah (seperti rambutan, manggis, duku, kopi, dan durian), padi, dan tanaman palawija (jagung, kedelai, singkong, dan mentimun). Fauna yang ada di wilayah kabupaten ini seperti yang biasa diternakan oleh masyarakat di Indonesia pada umumnya.
Pemerintahan
Pemerintahan Kabupaten Purwakarta memiliki sejarah yang cukup panjang. Menurut purwakartakab.go.id, sejak era VOC sekitar tahun 1630 daerah Purwakarta dahulu merupakan bagian Kabupaten Karawang. Namanya waktu itu bukanlah Purwakarta melainkan Sindangkasih. Nama Sindangkasih berasal dari kata “Sindang” yang berarti “mampir” dan “Kasih” yang berarti “asih, cinta, sayang”, diambil dari peristiwa yang dialami Bupati RA Suriawinata yang mendapat perlakuan hangat dari penduduk setempat
Baru pada tahun 1968 menjadi sebuah kabupaten tersendiri yang terpisah dari Kabupaten Karawang dengan struktur organisasi pemerintahan tertinggi dipegang oleh seorang Bupati yang bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jawa Barat. Bupati menjalankan pemerintahan dengan tugas-tugas meliputi bidang pemerintahan, ketentraan dan ketertiban, kesejahteraan masyarakat, sosial politik, agama, tenaga kerja, pendidikan, kepemudaan dan olahraga, kependudukan, perekonomian, dan pembangunan fisik prasarana lingkungan, serta bidang-bidang lain yang ditetapkan oleh Gubernur Jawa Barat.
Dalam menjalankannya Bupati dibantu oleh Wakil Bupati, Perangkat Daerah, Badan Daerah, dan Dinas Daerah. Perangkat Daerah terdiri atas: Sekretariat Daerah; Staf Ahli; Sekretarian DPRD; dan Inspektorat Daerah. Badan Daerah terdiri atas: Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah; Badan Keuangan dan Aset Daerah; Badan Pendapatan Daerah; dan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Sementara Dinas Daerah terdiri atas: Dinas Pendidikan; Dinas Kesehatan; Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan; Dinas Tata Ruang dan Permukiman; Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak; Satuan Polisi Pamong Praja; Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana; Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi; Dinas Lingkungan Hidup; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana; Dinas Perhubungan; Dinas Komunikasi dan Informatika; Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Perindustrian; Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan; Dinas Kearsipan dan Perpustakaan; Dinas Pangan dan Pertanian; dan Dinas Perikanan dan Peternakan (inspektorat.purwakartakab.go.id).
Para aparatur bekerja dalam satu kerangka visi dan misi yang sama untuk kemajuan Kabupaten Purwakarta. Visi tersebut adalah “Mewujudkan Purwakarta Istimewa”. Visi itu dijadikan sebuah misi yang harus dilaksanakan atau diemban agar seluruh anggota organisasi dan pihak yang berwenang dapat mengetahui dan mengenal keberadaan serta peran Kabupaten Purwakarta dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah. Adapun misinya adalah: (a) meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial (tujuannya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional, berbudaya, dan berintegrasi. Sedangkan sasarannya meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang profesional, berbudaya, dan bertaqwa, meningkatnya kualitas pemuda dan olahraga, serta meningkatnya derajat kesehatan); (b) meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan profesional (tujuannya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan efektif. Sedangkan sasarannya meningkatnya penerapan reformasi birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan umum yang baik dan efektif); (c) mewujudkan pembangunan infrastruktur dan pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan yang berkelanjutan (tujuannya meningkatkan pembangunan infrastruktur, penataan ruang pengembangan wilayah dan lingkungan hidup. Sedangkan sasarannya meningkatnya kapasitas dan kualitas dalam rangka percepatan pengembangan wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup); dan (d) mewujudkan perekonomian rakyat yang kokoh berbasis desa (tujuannya adal untuk meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi serta daya beli masyarakat. Sedangkan sasarannya meningkatnya usaha kecil menengah dan koperasi serta terwujudnya iklim investasi yang kondusif) (ppid.purwakartakab.go.id).
Logo Kabupaten Purwakarta
Dan, sama seperti daerah lain di Indonesia, Kabupaten Purwakarta juga memiliki logo sebagai bagian dari identitas wilayah. Adapun logo Kabupaten Purwakarta dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: (1) perisai bentuk segilima melambangkan dasar negara Pancasila sekaligus sebagai tameng bangsa; (2) padi dan kapas melambangkan kemakmuran yang bertumpu pada sektor pertanian; (3) gedung berwarna merah dan kuning merupakan simbol dari Gedung Keresidenan Purwakarta; (4) atap gedung yang berbentuk menyerupai Gunung Tangkuban Parahu merupakan representasi dari legenda Sangkuringan; (5) pelat merah bertulis “Wibawa Karta Raharja” mengandung makna sebagai daerah yang berwibawa, ramai, serta makmur sejahtera; (6) segi bergwarna hitam merah yang menggambarkan bendungan Jatiluhur melambangkan kebanggaan dan kemakmuran rakyat; (7) lengkungan berwarna hijau bergelombang putih-biru menyimbolkan Situ Buleud; (8); dan (9) warna hijau muda melambangkan harapan bagi masa depan daerah Purwakarta, warna hitam melambangkan keteguhan dan ketekunan hari, warna kuning melambangkan keagungan daerah, warna merah melambangkan tekat perjuangan bangsa yang pantang mundur, warna putih melambangkan kesucian dan keikhlasan hati dalam menanggulangi segala cobaan dan penderitaan hidup, warna biru melambangkan kesetiaan rakyat, dan warna hijau tua melambangkan masyarakat Purwakarta yang teguh pada agama (desaparakansalam.blogspot.com).
Kependudukan
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Purwakarta (sensus tahun 2020) penduduk Kabupaten Purwakarta berjumlah 997.869 jiwa. Jika dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, maka jumlah penduduk laki-laki mencapai 506.830 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan mencapai 491.039 jiwa. Para penduduk ini tersebar di 17 kecamatan, yaitu: Jatilihur dihuni oleh 73.952 jiwa, Sukasari 17.258 jiwa, Maniis 36.052 jiwa, Tegalwaru 53.184 jiwa, Plered 83.425 jiwa, Sukatani 76.907 jiwa, Darangdan 70.894 jiwa, Bojong 52.998 jiwa, Wanayasa 43.303 jiwa, Kiarapedes 28.387 jiwa, Pasawahan 49.458 jiwa, Pondoksalam 30.734 jiwa, Purwakarta 179.233 jiwa, Babakancikao 59.909 jiwa, Campaka 50.342 jiwa, Cibatu 31.267 jiwa, dan Bungursari dihuni oleh 60.565 jiwa (BPS Kabupaten Purwakarta, 2021).
Jika dilihat berdasarkan golongan usia, penduduk yang berusia 0-4 tahun ada 83.127 jiwa (laki-laki 42.543 jiwa dan perempuan 40.584 jiwa), kemudian yang berusia 5-9 tahun ada 83 904 jiwa (laki-laki 43 100 jiwa dan perempuan 40 804 jiwa), berusia 10-14 tahun ada 84 855 jiwa (laki-laki 43 687 jiwa dan perempuan 41 168 jiwa), berusia 15-19 tahun ada 86.336 jiwa (laki-laki 44.598 jiwa dan perempuan 41.738 jiwa), berusia 20-24 tahun ada 86.416 jiwa (laki-laki 44.065 jiwa dan perempuan 42.351 jiwa), berusia 25-29 tahun ada 85.729 jiwa (laki-laki 43.530 jiwa dan perempuan 42.199 jiwa), berusia 30-34 tahun ada 83.113 jiwa (laki-laki 42.115 jiwa dan perempuan 40.998 jiwa), berusia 35-39 tahun ada 76.739 jiwa (laki-laki 38.926 jiwa dan perempuan 37.813 jiwa), berusia 40-44 tahun ada 72.898 jiwa (laki-laki 36.171 jiwa dan perempuan 36.727 jiwa), berusia 45-49 tahun ada 65.958 jiwa (laki-laki 33.091 jiwa dan perempuan 32.867 jiwa), berusia 50-54 tahun ada 57.616 jiwa (laki-laki 29.218 jiwa dan perempuan 28.398 jiwa), berusia 55-59 tahun ada 44.480 jiwa (laki-laki 22.886 jiwa dan perempuan 21.594 jiwa), berusia 60-64 tahun ada 33.318 jiwa (laki-laki 17.240 jiwa dan perempuan 16.078 jiwa), berusia 65-69 tahun ada 24.054 jiwa (laki-laki 12.167 jiwa dan perempuan 11.887 jiwa), berusia 70-74 tahun ada 15.205 jiwa (laki-laki 7.295 jiwa dan perempuan 7.910 jiwa), dan berusia 75 tahun ke atas ada 14.121 (laki-laki 6.198 jiwa dan perempuan 7.923 jiwa) dari jumlah total penduduk. Ini menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Purwakarta sebagian besar berusia produktif.
Pendidikan dan Kesehatan
Sebagai sebuah daerah yang relatif dekat dengan ibu kota provinsi, Kabupaten Purwakarta tentu saja memiliki sarana pendidikan dan kesehatan yang memadai bagi masyarakatnya. Adapun sarana pendidikan yang terdapat di kabupaten ini adalah: 318 buah Taman Kanak-kanan (TK) dengan jumlah siswa sebanyak 12.488 orang dan 1.049 tenaga pengajar; 454 buah Raudatul Atfah (RA) dengan jumlah siswa sebanyak 18.583 orang dan 1.936 orang tenaga pengajar; 824 buah Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah siswa sebanyak 200.660 orang dan 9.721 orang tenaga pengajar; 120 buah Madrasah Ibtidaiyah dengan jumlah siswa sebanyak 18.566 orang dan 1.054 orang tenaga pengajar; 214 buah Sekolah Menengah Pertama dengan jumlah siswa 78.214 orang dan 3.814 orang tenaga pengajar; 116 buah Madrasah Tsanawiyah dengan jumlah siswa sebanyak 27.064 orang dan 1.695 orang tenaga pengajar; 53 buah Sekolah Menangah Atas dengan jumlah siswa sebanyak 28.627 orang dan 1.361 orang tenaga pengajar; 115 buah Sekolah Menangah Kejuruan dengan jumlah siswa sebanyak 43.979 orang dan 2.366 orang tenaga pengajar; 66 buah Madrasah Aliah dengan jumlah siswa 13.042 orang dan 951 orang tenaga pengajar; dan 6 buah perguruan tinggi.
Sementara untuk sarana kesehatan terdapat 9 buah rumah sakit, 6 buah rumah sakit bersalin, 58 buah poliklinik, 20 buah puskesmas, 46 buah puskesmas pembantu, 1.032 buah posyandu, dan 45 buah apotek. Sedangkan jumlah total tenaga medis sebanyak 566 orang yang terdiri atas 65 orang dokter, 249 orang perawat, 191 orang bidan, 41 orang farmasi, 20 orang ahli gizi (BPS Kabupaten Purwakarta, 2021).
Agama dan Kepercayaan
Agama yang dianut oleh warga masyarakat Kabupaten Purwakarta sangat beragam. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta tahun 2021, Islam merupakan agama yang dianut oleh sebagian besar penduduknya (963.991 orang). Sedangkan sisanya adalah penganut Kristen Protestan (7.582 orang), Katolik (2.069 orang), Hindu (136 orang), Budha (520 orang) dan agama lainnya sejumlah 6 orang.
Ada korelasi positif antara jumlah pemeluk suatu agama dengan jumlah sarana peribadatan. Hal itu tercermin dari banyaknya sarana peribadatan yang berkaitan dengan agama Islam (masjid, musholla atau langar). Berdasarkan data yang tertera pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta, jumlah masjid yang ada di sana mencapai 999 buah dan musholla/langgar/surau mencapai 1.623 buah. Sarana peribadatan yang berkenaan dengan penganut agama Kristen dan Katolik mencapai 14 buah, agama Hindu mencapai 1 buah, dan agama Budha hanya ada 3 buah vihara atau kelenteng. Sementara data yang berkaitan dengan sarana peribadatan atau gedung pertemuan bagi penganut aliran kepercayaan belum ada.
Mata Pencaharian
Jenis-jenis mata pencaharian yang digeluti oleh masyarakat Kabupaten Purwakarta sangat beragam, di antaranya: pegawai negeri di berbagai instansi pemerintah, seperti: kabupaten, kelurahan, kecamatan, pemerintah daerah, dan lain sebagainya (7.655 orang). Kemudian, ada juga yang berusaha sendiri/own account worker (68.575 orang), berusaha dibantu buruh tidak tetap/employer assisted by temporary worker (40.436 orang), berusaha dibantu buruh tetap/employer assisted permanent worker (9.217 orang), buruh/karyawan (166.368 orang), pekerja bebas casual worker (65.366 orang), pekerja tak dibayar/unpaid worker (34.554 orang), dan lain sebagainya.
Para pekerja yang tidak mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian, baik sebagai pemilik, buruh, maupun pekerja bebas di Kabupaten Purwakarta, sebagian mengusahakan penganan simping untuk dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia. Para perajin simping di kabupatan ini berada di 11 dari 17 kecamatan, yaitu: Wanayasa (Desa Taringgul Tonggoh sejumlah 6 buah usaha, Desa Sakambang sejumlah 6 buah usaha, Desa Raharja sejumlah 3 buah usaha, Desa Babakan sejumlah 4 buah usaha, dan Desa Legok Huni sejumlah 4 buah usaha); Pondoksalam (Desa Situ sejumlah 1 buah usaha); Pasawahan (Desa Sawah Kulon sejumlah 5 usaha); Bojong (Desa Bojong Timur sejumlah 2 buah usaha, Desa Nagri Kaler sejumlah 1 buah usaha, dan Desa Cipaisan sejumlah 44 buah usaha); Purwakarta (Desa Sindang Kasih sejumlah 8 buah usaha), Desa Purwa Mekar sejumlah 1 buah usaha, dan Desa Munjul Jaya sejumlah 3 buah usaha); Cibatu (Desa Cibatu sejumlah 2 buah usaha dan Desa Wanawali sejumlah 2 buah usaha); Bungursari (Desa Bungursari sejumlah 2 buah usaha dan Desa Mekar Galih sejumlah 7 buah usaha); Jatiluhur (Desa Jatiluhur sejumlah 1 buah usaha dan Desa Cibinong sejumlah 2 buah usaha); Campaka (Desa Cirende sejumlah 2 buah usaha); Daragan (Desa Neglasari sejumlah 2 buah usaha dan Desa Karoya sejumlah 2 buah usaha); serta Kecamatan Tegal Waru (Desa Suka Mulya sejumlah 2 buah usaha dan Desa Sukahaji sejumlah 2 buah usaha simping).