Kursin adalah sebutan nelayan di daerah Cirebon bagi sejenis jaring "bercincin" yang dalam bahasa aslinya bernama purse seine. Jaring purse sein pertama kali diperkenalkan di wilayah Pantai Utara Jawa oleh BPPL sekitar tahun 1970 di daerah Batang, Jawa Tengah dan kemudian di daerah Muncar sekitar tahun 1973. Oleh karena sangat potensial dalam meningkatkan hasil tangkapan, maka penggunaan jaring purse seine pun akhirnya meluas di sepanjang Pantai Utara Pulau Jawa (fiqrin.wordpress.com).
Sebagai sebuah jaring "bercincin" kursin dilengkapi dengan "tali cincin" atau "tali kerut" yang berfungsi untuk membentuk kantong ketika sedang dilakukan penarikan dari dasar laut. Selain tali kerut, sebuah kursin juga terbentuk dari beberapa bagian lain yang saling berkaitan, yaitu: tali pelampung berbahan PE diameter 10 mm dengan panjang 420 meter; tali ris atas berbahan PE diameter 6-8 mm, panjang 420 meter; tali ris bawah berbahan PE diameter 6-8 mm, panjang 450 meter; tali pemberat berbahan PE diameter 10 mm, panjang 450 meter; tali slambar berbahan PE diameter 27 mm, panjang bagian kanan 38 meter dan kiri 15 meter; pemberat dari timah hitam sebanyak 700 buah yang dipasang pada tali pemberat; cincin dari besi berdiameter 11,5 cm yang digantungkan setiap 3 meter pada tali pemberat; pelampung berbahan synthetic rubber; serampat berbahan PE dengan ukuran mata 1 inci sebagai penguat jaring; dan waring sebagai badan atau "daging" kursin dengan ukuran 1 inci untuk bagian sayap dan 3/4 inci di bagian pembentuk kantong.
Para nelayan umumnya tidak langsung menebarkan kursin untuk menangkap ikan, melainkan menggunakan alat bantu berupa lampu dan atau tendak (rumpon). Lampu berfungsi untuk mengumpulkan kawanan ikan yang tertarik akan cahaya (bila beroperasi malam hari). Adapun tendak berfungsi sebagai "rumah buatan" yang akan menarik kumpulan ikan untuk tinggal di dalamnya. Bentuk tendak menyerupai pohon dengan komponen berupa pelampung, tali panjang, pemberat, dan pemikat. Tendak umumnya dipasang pada kedalaman 30-75 meter dan dapat dipindahkan sebelum dilakukan penarikan kursin.
Cara mengoperasikan jaring kursin dimulai dengan menentukan letak tendak yang telah dipasang sebelumnya atau mencari daerah penebaran baru yang diperkirakan banyak terdapat kawanan ikan. Bila lokasi telah ditemukan, barulah lampu dinyalakan agar menarik perhatian ikan. Selanjutnya penurunan badan jaring, sayap, pelampung, pemberat bersama dengan tali temalinya sembari perahu berjalan melingkar membentuk huruf "o". Dengan cara demikian, ikan akan terkumpul di dalam lingkaran jaring yang bagian bawahnya mengerucut membentuk kantong. Jenis ikan yang diincar (target utama) adalah ikan-ikan permukaan, seperti: layang, bentang, kembung, lemuru, dan slengseng.