Kejer atau gillnet adalah jaring yang matanya (mesh size) dapat menjerat ikan tepat pada bagian belakang penutup insang. Ayodhyoa (1981), menyebutkan bahwa gillnet selain sering disebut sebagai jaring insang, juga jaring rahang, jaring kuro, jaring udang, jaring rajungan, dan lain sebagainya, bergantung dari jenis ikan yang menjadi target tangkapan utamanya atau area penangkapannya. Bentuk kejer empat persegi panjang dengan ukuran mata waring sama. Jumlah mata waring ke arah horizontal (panjang) jauh lebih banyak daripada ke arah vertikal (lebar).
Secara umum konstruksi sebuah kejer terdiri atas waring (daging atau badan jaring), tali ris atas dan bawah, pelampung, tali pelampung, pemberat, tali pemberat, dan komponen tambahan (pelampung tanda dan jangkar) (Efkapino, 2012). Waring terbuat dari Polyamide (PA) Monofilament berwarna biru atau transparan dan berfungsi sebagai penjerat atau penangkap ikan. Waring kejer memiliki mata bersimpul atau tanpa simpul berjumlah 12--15 buah (per satu meter persegi); tali ris atas terbuat dari Polyethylene (PE) berfungsi sebagai tempat menggantung dan penguat waring bagian atas agar tidak mudah putus; tali ris bawah juga terbuat dari PE berfungsi sebagai penguat badan waring bagian bawah; tali pelampung berbahan PE berfungsi sebagai pengikat pelampung pada tali ris atas; pelampung berbahan Polyvinyl Chloride (PVC) berfungsi sebagai tanda keberadaan jaring dan pengapung waring agar dapat teregang ke arah permukaan air; pemberat terbuat dari beton cetak, kuningan atau timah yang berfungsi sebagai penenggelam dan peregang waring di dalam air; tali pemberat berbahan PE berfungsi sebagai pengikat pemberat; pelampung tanda berbahan PVC atau plastik berfungsi sebagai tanda keberadaan jaring; dan jangkar berfungsi sebagai "penetap" jaring agar tidak berpindah atau bergeser dari lokasi tabur.
Dalam pengoperasiannya lembaran jaring kejer (tingting) dirangkai menjadi satu sehingga panjangnya dapat mencapai 200-1.000 meter, bergantung pada ukuran kapal, banyaknya tingting yang dimiliki, atau kemampuan nelayan yang mengoperasikannya (Martasuganda, 2002). Adapun pemasangannya dapat didirikan tegak lurus; diatur sedemikian rupa sehingga seakan-akan menutup permukaan dasar; melintang melawan arus dan jalur ikan; atau dapat juga dihamparkan pada dasar perairan (Subani dan Barus, 1998). Ikan-ikan dasar, kepiting dan atau rajungan yang terjerat kejer umumnya akan terpuntal/terbelit pada waring yang ditebar secara menetap, dihanyutkan, atau melingkar di dasar perairan datar yang berlumpur dan berpasir.
Menurut Efkapino (2012), pengoperasian kejer dapat bermacam-macam. Bila berdasarkan letak pasangnya dapat ditebar di permukaan, pertengahan, dan dasar perairan. Bila berdasarkan kedudukannya saat dilabuhkan atau dipasang dapat dihanyutkan (drift net) dan dapat pula dipasang menetap dengan menggunakan jangkar atau pemberat (set net). Bila berdasarkan bentuk saat dioperasikan dapat melingkar untuk mengurung kumpulan ikan lalu dikejutkan agar tersangkut atau terpuntal mata jaring dan dapat pula mendatar membentuk lembaran seperti net bulu tangkis.
Secara umum konstruksi sebuah kejer terdiri atas waring (daging atau badan jaring), tali ris atas dan bawah, pelampung, tali pelampung, pemberat, tali pemberat, dan komponen tambahan (pelampung tanda dan jangkar) (Efkapino, 2012). Waring terbuat dari Polyamide (PA) Monofilament berwarna biru atau transparan dan berfungsi sebagai penjerat atau penangkap ikan. Waring kejer memiliki mata bersimpul atau tanpa simpul berjumlah 12--15 buah (per satu meter persegi); tali ris atas terbuat dari Polyethylene (PE) berfungsi sebagai tempat menggantung dan penguat waring bagian atas agar tidak mudah putus; tali ris bawah juga terbuat dari PE berfungsi sebagai penguat badan waring bagian bawah; tali pelampung berbahan PE berfungsi sebagai pengikat pelampung pada tali ris atas; pelampung berbahan Polyvinyl Chloride (PVC) berfungsi sebagai tanda keberadaan jaring dan pengapung waring agar dapat teregang ke arah permukaan air; pemberat terbuat dari beton cetak, kuningan atau timah yang berfungsi sebagai penenggelam dan peregang waring di dalam air; tali pemberat berbahan PE berfungsi sebagai pengikat pemberat; pelampung tanda berbahan PVC atau plastik berfungsi sebagai tanda keberadaan jaring; dan jangkar berfungsi sebagai "penetap" jaring agar tidak berpindah atau bergeser dari lokasi tabur.
Dalam pengoperasiannya lembaran jaring kejer (tingting) dirangkai menjadi satu sehingga panjangnya dapat mencapai 200-1.000 meter, bergantung pada ukuran kapal, banyaknya tingting yang dimiliki, atau kemampuan nelayan yang mengoperasikannya (Martasuganda, 2002). Adapun pemasangannya dapat didirikan tegak lurus; diatur sedemikian rupa sehingga seakan-akan menutup permukaan dasar; melintang melawan arus dan jalur ikan; atau dapat juga dihamparkan pada dasar perairan (Subani dan Barus, 1998). Ikan-ikan dasar, kepiting dan atau rajungan yang terjerat kejer umumnya akan terpuntal/terbelit pada waring yang ditebar secara menetap, dihanyutkan, atau melingkar di dasar perairan datar yang berlumpur dan berpasir.
Menurut Efkapino (2012), pengoperasian kejer dapat bermacam-macam. Bila berdasarkan letak pasangnya dapat ditebar di permukaan, pertengahan, dan dasar perairan. Bila berdasarkan kedudukannya saat dilabuhkan atau dipasang dapat dihanyutkan (drift net) dan dapat pula dipasang menetap dengan menggunakan jangkar atau pemberat (set net). Bila berdasarkan bentuk saat dioperasikan dapat melingkar untuk mengurung kumpulan ikan lalu dikejutkan agar tersangkut atau terpuntal mata jaring dan dapat pula mendatar membentuk lembaran seperti net bulu tangkis.