Dukke
Dukke atau guttha adalah sebuah kesenian tradisional yang ada pada masyarakat pedesaan di Pamekasan, Madura. Kesenian ini biasanya disajikan saat terang bulan (dari tanggal 10 sampai dengan bulan purnama). Konon, kesenian dukke bermula dari kebiasaan para petani Pamekasan ketika memisahkan butir padi dari batangnya (penumbukan padi). Penumbukkan itu biasanya dilakukan oleh 4 atau 5 orang. Secara bergiliran (silih berganti) mereka mengarahkan alu-nya ke ronjangan (lubang lesung). Pekerjaan yang monoton ini sudah barang tentu tidak lepas dari kebosanan dan tentu saja juga kelelahan. Ketika itu terjadi, salah seorang penumbuk mengarahkan alu-nya ke bagian tepi lesung. Ternyata mengeluarkan bunyi atau nada yang berbeda. Dan, antara tepian yang satu dan lainnya mengeluarkan nada yang berbeda. Apabila dilakukan secara bersamaan dan atau bergiliran membuahkan paduan bunyi yang mengasyikkan. Penemuan itulah yang kemudian melahirkan sebuah seni-musik yang disebut dukke. Pada masa lalu dapat dikatakan menjelang bulan purnama dan pada saat bulan purnama dukke terdengar di mana-mana karena setiap kampung ada yang memainkannya. Namun, dewasa ini hal itu jarang terjadi lagi (kalau tidak boleh dikatakan tidak ada lagi). Salah satu penyebabnya adalah pemisahan butir padi dari batangnya dan pemberasan tidak menggunakan lesung lagi.