Tari Pantil

Tari Pantil berkembang ppada masyarakat Sumenep, khususnya yang berada di Desa Pasongsong, Kecamatan Pasongsong. Tari pantil merupakan tarian yang bernafas Islam. Hal itu tercermin dari gerak tarinya yang merupakan gerak pantomi peribadatan, seperti: gerakan ketika seseorang mengambil air wudlu, sholat, dan lain sebagainya. Sebagai tarian yang berbau Islam pantil disajikan pada acara selamatan atau rokat laut. Tujuan penampilan kesenian ini bukan semata-mata untuk mengisi waktu luang atau berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga untuk memperoleh keselamatan. Pada acara rokat laut misalnya, disamping merupakan wujud ungkapan terima kasih kepada Illahi, sekaligus juga permohonan agar para nelayan tidak laep juko (gagal menangkap ikan di laut). Selain itu, juga agar para nelayan selalu dilindungi keselamatannya baik di darat maupun di laut.

Peralatan musik yang mengiringinya adalah sronen dan atau rebana. Adapun vokal yang disajikan berupa doa dan pantun-pantun yang oleh masyarakat setempat disebut sendilan. Bahasa yang dipergunakan meliputi bahasa Arab dan Madura yang diucapkan secara berselingan.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive