Makam Kanjeng Dalem Cikundul

Makam Kanjeng Dalem Cikundul berada di Desa Cijagang, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur. Kanjeng Dalem Cikundul atau Raden Aria Wira Tanu Datar atau Pangeran Panji Natakusumah atau Pangeran Jayalalana atau Raden Ngabehi Jayasasana adalah bupati pertama yang juga seorang penyebar agama Islam di daerah Cianjur. Beliau lahir pada sekitar tahun 1603 Masehi di Cibodas, Desa Dayeuh Kolot, Kawadanaan Sagalaherang (sekarang Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang) dari ayah yang bernama Kanjeng Kiyai Aria Wangsa Goparana.

Areal makam Dalem Cikundul dahulu memiliki luas sekitar 300 meter persegi, terletak di atas sebuah bukit dengan luas total mencapai 4 ha ini bentuknya sangat sederhana. Namun pada tahun 1985, berkat bantuan Hj. Yuyun Moeslim Taher (isteri mendiang Prof. Dr. Muslim Taher, Rektor Universitas Jayabaya Jakarta), komplek makam dapat diperbaiki sehingga terlihat lebih asri, bersih dan indah. Waktu itu, Hj. Yuyun Moeslim Taher yang masih termasuk keturunan Dalem Cikundul menyumbang sebesar Rp.125 juta untuk merenovasi komplek makam.

Hasilnya, saat ini banyak pengunjung yang datang dari berbagai daerah dengan berbagai macam profesi dan tingkatan usia untuk berziarah yang jumlahnya dapat mencapat 30.000 orang per bulan. Mereka umumnya datang pada malam Jumat (terlebih lagi Jumat Kliwon) dan hari Minggu. Menurut salah seorang kuncen di sana, pada momen-momen tertentu seperti menyambut tibanya bulan Ramadhan, Maulid Nabi Muhammad SAW (Rabiulawal), dan Hari Jadi Kabupaten Cianjur, jumlah peziarah dapat mencapai ribuan orang karena dihadiri juga oleh para petinggi di kabupaten tersebut. Adapun tujuan ziarahnya dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: ziarah kepada orang tua, ziarah kepada para ulama, dan ziarah kepada syuhada salihin.

Untuk mencapai komplek makam keramat Kanjeng Dalem Cikundul dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat berukuran kecil, sedang, hingga besar. Namun, sekitar 500 meter sebelum memasuki areal makam peziarah akan dikenai biaya masuk sebesar Rp.2000,00 per orang. Sedangkan untuk biaya parkir kendaraan roda dua sebesar Rp.1000,00 kendaraan roda empat ukuran kecil (mobil) sebesar Rp.5000,00 dan kendaraan besar (bus) sebesar Rp.20.000,00. Uang hasil dari “karcis masuk” para peziarah ini dikelola oleh Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Cianjur bekerja sama dengan Desa Cijagang dengan sistem bagi hasil 80:20.

Bila telah sampai di pelataran parkir kendaraan, peziarah akan melewati kios-kios pedagang yang menyediakan berbagai macam makanan dan barang-barang cinderamata untuk dijadikan buah tangan. Setelah itu, barulah tiba di halaman depan kompleks pemakaman, tepatnya di kaki bukit tempat makam berada. Di sana, terdapat sebuah mesjid yang cukup nyaman untuk melepas lelah sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju bangunan utama di bagian atas bukit melalui anak tangga menanjak terjal dengan kemiringan sekitar 45 derajat.

Sebelum mulai menapaki anak tangga, peziarah dapat menitipkan alas kaki atau barang bawaan di tempat yang sudah disediakan. Selanjutnya dua lajur anak tanggia siap ditapaki. Lajur kanan untuk masuk dan lajur kiri untuk keluar. Adapun jumlah anak tangganya dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama terdapat sekitar 170 buah anak tangga, sesuai dengan bilangan Ayat Kursi yang sering dilafalkan peziarah di makam Dalem Cikundul. Sementara bagian kedua hanya terdiri dari 34 buah anak tangga. Konon, apabila peziarah mencoba menghitungnya, maka hasilnya tidak akan terjadi ketidaksamaan jumlah anak tangga, sehingga ada anggapan bila dapat menghitung anak tangga sama dengan jumlah yang sebenarnya, bakal terkabul segala maksud dan keinginannya.

Setelah melewati anak tangga, barulah sampai di areal halaman bangunan utama yang cukup luas. Di sana terdapat sebuah ruangan berbentuk huruf U yang dapat menampung ratusan peziarah. Sementara di dalam bangunan utamanya sendiri terdapat beberapa ruangan yang ditengahnya terdapat makam Dalem Cikundul. Selain itu, terdapat sebuah ruangan khusus yang hanya bisa dimasuki oleh kalangan tertentu.

Sebagai catatan, di komplek Makam Dalem Cikundul terdapat juga makam Raden Djaja Perbata atau Raden Haji Ibrahim yang lahir tahun 1816 dan wafat 1906. Tokoh yang masih termasuk kerabat dari Dalem Cikundul ini dikenal sebagai pencipta maen po, pencak silat Cikalong, sekaligus juga pendiri Paguron Pusaka Cikalong (PPC).

Foto: https://dpmptsp.cianjurkab.go.id/post/read/153/potensi-investasi-pariwisata-makam-cikundul.html
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Pocong Gemoy

Archive