Tongtong adalah istilah yang berasal dari tiruan bunyi yang digunakan untuk menyebut satu kelompok alat musik sejenis kentongan yang terbuat dari bambu. Selain itu, tongtong juga digunakan untuk menyebut orkes musik yang terdiri dari sejumlah tongtong.
Orkes tongtong pada umumnya dibentuk (ada) pada bulan Ramadhan (puasa). Jenis alat musiknya beraneka ragam. Sedangkan, ukurannya bergantung pada dana yang tersedia, keterampilan, dan tingkahnya. Setiap kelompok dapat menambahkan berbagai alat musik lainnya, seperti: gendhang, kencer, kerca, dan pekeng. Susunan orkes dapat berubah-ubah menurut jam, kelelahan anggota rombongan, atau pun pertengkaran. Orkes ini pada dasarnya bertujuan untuk membangunkan orang yang berpuasa dan sekaligus mengingatkan agar bersaur sebelum matahari terbit. Oleh karena itu, mestinya dilakukan menjelang subuh (antara pukul 02.00 dan 03.00 WIB). Akan tetapi, anak-anak muda cenderung bermain pada awal atau tengah malam agar waktunya lebih lama.
Orkes tongtong selalu dimainkan berdasarkan improvisasi dan formula ritmis yang cukup pendek (diulang-ulang oleh satu atau beberapa alat sekaligus). Alat perkusi yang lebih rendah bunyinya (gendhang) menyusun irama jalin-menjalin yang merupakan struktur keseluruhan permainan. Sementara, tongtong itu sendiri mengisi sinkope yang disediakan oleh perkusi rendah. Penambahn alat perkusi rendah dan keras pada tongtong pada gilirannya membuat orkes semakin mempesona. Akan tetapi, kini yang menonjol adalah bunyi kerca dengan latar belakang suara yang rendah. Sedangkan, tongtong terdengar sebagai bunyi pinggiran, bagaikan sulaman ritmis ringan dalam panduan ritme-ritme alat perkusi yang bersuara rendah.