Borondong

Borondong adalah salah satu jenis makanan (kudapan) tradisional khas daerah Jawa Barat, khususnya di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung. Sejak kapan kudapan bercita rasa manis ini dibuat sudah tidak diketahui lagi. Yang jelas, borondong telah diproduksi secara turun-temurun oleh warga masyarakat Kampung Sangkan, Desa Laksana, Kecamatan Ibun (jabar.tribunnews.com). Konon, borondong dahulu hanya merupakan suguhan para penggarap kepada pemilik sawah ketika masa panen tiba.

Borondong baru mulai diproduksi secara massal, menurut news.detik.com, adalah berkat jasa seorang warga Desa Laksana bernama Ema Erah. Bahkan, pada sekitar tahun 2004 bersama 40 orang pembuat berondong, Ema Erah juga mencoba mempopulerkannya ke luar daerah Ibun dengan membuat sebuah borondong raksasa seberat 2 ton berdiameter 6x8 meter. Hasilnya, mereka berhasil menyabet rekor Muri dan berondongnya diresmikan di Istana Plaza oleh pejabat Gubernur waktu itu Dani Setiawan serta Menteri Pemberdayaan Perempuan Sri Rejeki.

Berondong raksasa tersebut merupakan satu dari dua jenis borondong yang dibuat di Ibun, yaitu borondong garing. Sedangkan jenis lainnya adalah berondong enten. Proses pembuatan keduanya relatif sama, hanya pada bagian pencetakan serta ukurannya saja yang berbeda. Adapun langkah pembuatannya diawali dengan penyangraian gabah beras ketan yang telah di unun atau dikeringkan di atas hawu. Penyangraian menggunakan wajan berbentuk menyerupai tempayan kecil terbuat dari tanah liat di atas hawu (tungku berbahan kayu bakar) hingga gabah berubah bentuk menjadi seperti popcorn.

Selanjutnya, sisa-sisa gabah dibersihkan dengan cara diayak. Tahap ini dilakukan sejumlah dua kali. Ayakan pertama berada dalam sebuah kamar khusus agar serbuk kulit gabah tidak beterbangan, sedangkan ayakan kedua dilakukan untuk membersihkan gabah yang tidak tersangrai secara sempurna. Setelah gabah “popcorn” bersih dari serbuk, langkah berikutnya adalah mencampurnya dengan larutan gula merah (kinca) yang telah diberi pewangi nenas atau mangga kweni.

Apabila yang akan dibuat berjenis enten atau wajit ketan, maka larutan kinca ditambah kelapa parut dikentalkan dan dibentuk bulat lalu dibungkus atau dibalut atau ditaburi dengan borondong. Sedangkan, apabila berjenis garing larutan kinca (tanpa kelapa parut) dicampur dengan borondong lalu dicetak padat dalam sebuah mangkuk kecil hingga berbentuk bulat atau pipih. Setelah terbentuk, sebelum dikonsumsi berondong akan dikeringkan terlebih dahulu dalam oven atau dijemur di bawah sinar matahari.

Sumber:
“Borondong, Makanan Tradisional Ibun Bandung yang Melegenda”, diakses dari https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3708412/borondong-makanan-tradi sional-ibun-bandung-yang-melegenda, tanggal 10 September 2020.

“Borondong Majalaya, Kudapan Tradisional dari Ibun Bandung yang Masih Eksis Hingga Saat Ini”, diakses dari https://jabar.tribunnews.com/2019/01/02/borond ong-majalaya-kudapan-tradisional-dari-ibun-bandung-yang-masih-eksis-hingga-saat-ini?page=2, tanggal 10 September 2020.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Pocong Gemoy

Archive