Desa Cisurat

Letak dan Keadaan Alam
Desa Cisurat terletak di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Desa ini sebagian besar wilayahnya diperkirakan bakal tergenang dan menjadi bagian dari Waduk Jatigede. Secara keseluruhan, luas Desa Cisurat mencapai 367,605 ha, dengan batas-batas administratif: sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamenak Kecamatan Darmaraja, sebelah timur berbatasan dengan Desa Wado, sebelah selatan dengan Desa Sukapura, dan sebelah barat dengan Desa Ranggon. Topografinya berupa dataran berbukit yang berketinggian antara 250--270 meter di atas permukaan air laut dan bersuhu udara rata-rata 26˚--30˚.

Keberadaan Desa Cisurat di Kabupaten Sumedang sudah dimulai pada sekitar tahun 1922 yang dipimpin oleh seorang kuwu bernama Sukatma Reja. Nama desa ini sendiri konon diambil dari surat yang hanyut dibawa aliran Sungai Cimanuk. Waktu itu, ada seorang utusan dari Kerajaan Pajajaran yang sedang melepas lelah dengan mandi di Sungai Cimanuk. Ketika akan melepas pakaian, secara tidak sengaja surat yang dibawanya dari Pajajaran jatuh dan terbawa aliran Cimanuk hingga ditemukan warga di suatu daerah. Daerah di mana surat tersebut ditemukan diberi nama Cisurat.

Sosial Budaya
Jumlah penduduk Desa Cisurat berdasarkan data hasil Sensus Penduduk Tahun 2008 tercatat sebanyak 3.190 jiwa, tahun 2009 sebanyak 3.194 jiwa, tahun 2010 tercatat sebanyak 3.183 jiwa, dan tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 8,24% menjadi 3.135 jiwa atau 865 Kepala Keluarga (KK). Dari jumlah keseluruhan penduduk tersebut ada 30 orang yang masih dalam pendidikan PAUD, 400 orang di bangku Sekolah Dasar, 187 orang di bangku SLTP, dan 100 orang duduk di bangku SLTA.

Secara administratif dan teritorial, Desa Cisurat terdiri dari 2 dusun, yaitu Dusun Sukamanah dan Dusun Cisurat. Dusun Sukamanah terdiri dari 1 Rukun Warga dan 5 Rukun Tetangga dengan Kepala Dusunnya bernama Karyadi atau biasa dipanggil Abah Olot. Luas wilayah dusun ini sekitar 85 hektar, terdiri atas 35 hektar persawahan, 40 hektar perkebunan dan sisanya pemukiman penduduk dengan jumlah 400 bangunan yang dihuni oleh 1275 orang.

Dalam bidang pendidikan, Dusun Sukamanah memiliki sebuah Sekolah Dasar swasta, sebuah Taman Pendidikan Al-Quran, dan sebuah Sekolah Dasar Negeri bernama SDN 2 Cipunagara. Tetapi, walau sarana pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar, mayoritas penduduk berpendidikan SLTP atau Sederajat. Bahkan ada pula beberapa yang melanjutkan hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Dalam bidang kesehatan, Dusun Sukamanah memiliki 1 buah posyandu sebagai sarana pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan balita. Sementara untuk urusan agama dan kepercayaan, dusun ini memiliki 4 buah masjid dan sebuah situs bersejarah berupa makam keramat Eyang Prabu Guru Aji Putih, leluhur masyarakat Desa Cisurat.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mayoritas warga masyarakat Sukamanah bermata pencaharian sebagai petani. Sedangkan sisanya, ada yang menjadi peternak, peladang, dan buruh tani. Salah satu faktor yang menyebabkan banyak penduduk yang berprofesi sebagai petani adalah karena tanah di Dusun Sukamanah relatif subur dengan sistem irigasi sangat baik. Bahkan, para petani cenderung lebih menanam padi pada musim ketiga (kemarau) karena sistem irigasi menjadi lebih efisien ketimbang saat musim penghujan.

Dalam sektor perkebunan mayoritas penduduk menanam jagung, tembakau, kacang tanah, dan singkong. Sedangkan dalam peternakan dan perikanan kebanyakan memelihara domba, sapi, bebek, ayam, ikan mas, dan ikan lele. Seluruh hasil panen biasanya dijual secara borongan pada para bandar atau tengkulak yang secara rutin datang ke dusun.

Dusun selanjutnya bernama sama seperti desanya yaitu Cisurat. Dusun Cisurat terdiri dari 1 Rukun Warga dan 15 Rukun Tetangga dengan Kepala Dusunnya bernama Abah Nana. Karakteristik Dusun Cisurat relatif sama dengan Dusun Sukamanah sehingga dari sektor pendidikan, kesehatan, mata pencaharian, dan agama maupun kepercayaannya tidak ada perbedaan yang mencolok. Di dusun ini juga terdapat situs yang dinamai Situs Keramat Eretan, berupa makam keramat Embah Geulis, isteri Prabu Gajah Agung. (ali gufron)
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive