Letak dan Keadaan Alam
Desa Wado berada di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang. Desa ini luasnya sekitar 280,383 hektar, dengan rincian: hutan bambu 3,05 ha, tanah carik desa, 5,011 ha, hutan 1,011 ha, pekarangan 23,024 ha, persawahan 201,051 ha, perkebunan 33,961 ha, perkebunan palawija 8,00 ha, tanah hibah masyarakat 0,275 ha, dan sungai/selokan 5 ha. Dari luas keseluruhan tersebut ada sebagian yang telah dibebaskan dan kepemilikannya diambil alih oleh pemerintah untuk dijadikan daerah genangan Waduk Jatigede.
Mata Pencaharian
Jenis-jenis mata pencaharian yang digeluti oleh warga masyarakat Desa Wado sangat beragam, seperti: PNS,Guru honorer/GTY/GTT, TNI/Polri, pensiunan PNS/TNI/Polri, karyawan swasta, buruh, tukang, wiraswasta, pedagang keliling, petani, buruh tani, Kuli, tukang ojeg, dokter, perawat, bidan, dan lain sebagainya. Dari sekian banyak jenis mata pencaharian tersebut yang menempati porsi paling besar adalah petani, terdiri dari petani pemilik sawah/ladang (1.953 orang) dan buruh tani (363 orang). Urutan kedua adalah buruh (1.120 orang), disusul oleh pedagang (320 orang), karyawan swasta (66 orang), pedagang keliling (62 orang), tukang ojeg (58 orang), dan lain sebagainya.
Adapun sarana ekonomi yang berfungsi sebagai penunjang mata pencaharian penduduk diantaranya adalah: satu buah konveksi yang berada di Dusun Wadogirang, 10 buah bengkel sepeda motor, 1 buah SPBU mini yang berada di Dusun Maleber, 2 buah warung internet (warnet), 15 buah toko, 1 buah Waserba yang berada di Wadogirang, 75 buah warung, 4 buah rumah penggilingan padi, 113 buah tempat pertukangan, 3 buah bengkel las yang berada di Dusun Malebar, 12 buah tempat tambal ban, 6 buah perajin makanan ringan, 7 buah warung baso, 1 buah klinik kesehatan yang berada di Dusun Maleber, 1 buah rental mobil yang berada di Dusun Wadogirang, 3 buah koperasi yang berada di Dusun Wadogirang, 5 buah counter HP/pulsa, 1 buah rental komputer, 3 buah kontrakan yang berada di Wadogirang, dan 8 buah makloon.
Pendidikan dan Kesehatan
Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Wado diantaranya adalah: (1) PAUD Puspa Wiyata yang berada di Dusun Buahngariung RT01/RW06 dengan jumlah murid 42 orang; (2) PAUD Wiyata Medal Lestari yang berada di Dusun Maleber RT03/RW04 dengan jumlah murid sebanyak 63 orang; (3) PAUD Padarahayu yang berada di Dusun Wadogirang RT03/RW03 dengan jumlah murid 28 orang; (4) TK Al-Qomary yang berada di Dusun Wadogirang RT04/RW03 dengan jumlah murid 32 orang; (5) TK PGRI yang berada di Dusun Maleber RT02/RW04 dengan jumlah murid 28 orang; (6) SD Pasirmasigit yang berada di Dusun Maleber RT04/RW05 dengan jumlah murid 121 orang; (7) SDN Wado yang berada di Dusun Wadogirang RT01/RW02 dengan jumlah murid 427 orang; (8) SDN Buahngariung I yang berada di Dusun Buahngariung RT01/RW07 dengan jumlah murid 88 orang; dan (9) SDN Buahngariung II yang berada di Dusun Buahngariung RT01/RW07 dengan jumlah murid 80 orang.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa sarana pendidikan yang dimiliki oleh Desa Wado hanya sampai Sekolah Dasar (SD). Adapun tingkat pendidikan yang dicapai oleh warga masyarakat Wado sebagian besar SD/sederajat (1.978 orang). Sebagian lainnya yang jumlahnya cukup besar adalah tamatan SLTP/sederajat (1.195 orang) dan tamatan SLTA/sederajat (839 orang). Sedangkan, yang menamatkan Akademi/Perguruan Tinggi hanya 143 orang.
Sementara untuk sarana kesehatan hanya ada satu unit Puskesmas, 1 unit rumah bidan,1 unit Polindes, 1 unit POD, 1 unit desa siaga, dan 4 unit Posyandu dengan tenaga medis terdiri atas: 3 orang dokter umum, 1 orang dokter spesialis, 4 orang bidan, 8 orang perawat, dan 30 orang kader kesehatan lainnya. Selain itu, ada juga tiga orang dukun bersalin terlatih atau paraji yang siap membantu kaum perempuan dalam proses kelahiran.
Agama dan Kepercayaan
Masyarakat Desa Wado seluruhnya beragama Islam. Desa ini memiliki 4 buah mesjid dan 39 buah mushola yang tersebar di permukiman penduduk. Dalam melaksanakan keagamaannya (Islam), khususnya yang berkenaan dengan ibadat (sholat lima waktu), mereka pergi ke mesjid dan mushola terdekat. Tempat ibadat, baik mesjid maupun mushola, tidak hanya sebagai tempat menjalankan sholat lima waktu, tetapi juga sholat-sholat lainnya yang berkenaan dengan agama Islam, seperti: Jumatan, Idul-fitrian, dan Idul-adhaan. Selain itu, juga digunakan sebagai tempat penyebaran agama (pengajian) dan berkesenian (qasidahan).
Sebagaimana masyarakat pedesaan lainnya, masyarakat Desa Wado, juga sebagian masih ada warga yang dipengaruhi oleh kepercayaan-kepercayaan yang berbau animisme, dinamisme, dan kekuatan magis lainnya yang tercermin dari berbagai kepercayaan terhadap makhluk-makhluk halus, upacara yang berkenaan dengan roh nenek moyang (para leluhur atau karuhun), upacara di lingkaran hidup individu, dan perilaku tertentu untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan. (ali gufron)