Letak Pulau Penyengat yang dikelilingi oleh perairan, membuat transportasi yang dipakai sampai saat ini untuk keluar-masuk pulau hanyalah sarana perhubungan laut. Alat transportasi laut yang digunakan berupa perahu motor yang dalam istilah setempat disebut pompong. Pompong ini tersedia baik di pelabuhan Tanjungpinang maupun di pelabuhan Penyengat yang melayani penumpang dari pagi, yaitu sekitar pukul 06.00 WIB sampai dengan malam sekitar pukul 21.00 WIB. Dari Tanjungpinang menuju Pulau Penyengat memerlukan waktu kurang lebih 15 menit perjalanan yang ditempuh dengan pompong. Ongkos untuk para penumpang pompong berbeda, yaitu apabila warga Pulau Penyengat dikenakan ongkos sebesar Rp. 2000,- sampai dengan 3500,- tetapi apabila pengunjung akan dikenakan ongkos sebesar Rp. 4000,-. Namun apabila ada pesta perkawinan ataupun khitanan di Pulau Penyengat dan kebetulan banyak warga Tanjungpinang yang menjadi undangan, maka para undangan yang datang dari luar Penyengat tidak dipungut bayaran karena tuan rumah telah menyediakan kendaraan laut tersebut yaitu dengan jalan menyewa 2 sampai 4 pompong untuk keperluan menjemput dan mengantar para undangan yang datang. Untuk membedakan pompong penumpang dengan pompong yang mempunyai hajat, biasanya di atap depan pompong tersebut diselipkan bunga manggar yaitu sejenis hiasan dari lidi yang dililitkan kertas krep berwarna-warni sebagai tanda agar penumpang tidak keliru. Selain itu tempat menunggu penumpangpun dibedakan pula, apabila untuk penumpang umum pompong yang menunggu di pelabuhan depan, sedangkan untuk para undangan di pelabuhan belakang yang berjarak sekitar 100 meter.
Sumber:
Evawarni. 2000. Naskah Kuno: Sumber Ilmu Yang Terabaikan (Telaah Terhadap Beberapa Naskah Kuno). Penelitian, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjungpinang.
Sumber:
Evawarni. 2000. Naskah Kuno: Sumber Ilmu Yang Terabaikan (Telaah Terhadap Beberapa Naskah Kuno). Penelitian, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjungpinang.