Nokia 3120 classic

Specifications
Nokia 3120 classic
Network2G
3G
GSM 850 / 900 / 1800 / 1900
UMTS 850 / 2100
SizeDimensions
Weight
Display
111 x 45 x 13 mm
85 gram
TFT, 16M colors
240 x 320 pixels, 2.0 inches (~200 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
2000 entries
20 dialed, 20 received, 20 missed calls
24 MB
microSD, up to 8GB (verified), hotswap
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 32
Class 32
384 kbps

v2.0

microUSB v2.0
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, MMS 1.2, Email, Push Email, IM
Vibration; Downloadable polyphonic, MP3 ringtones
WAP 2.0/xHTML, HTML
Stereo FM radio; Visual radio

Yes
2 MP, 1600x1200 pixels, LED flash
VGA (newest firmware versions only)
Graphite, plum/powder white, deep red, chestnut brown
MIDP 2.0
- Loudspeaker
- VGA videocall camera
- MP3/MP4/AAC/AAC+/eAAC+ player
- Organizer
- Voice memo
- Predictive text input
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion 1000 mAh (BL-4U)
Up to 290 h (2G)/288 h (3G)
Up to 3 h 30 min (2G)/2 h 45 min (3G)

Image: http://www.gsmarena.com/nokia_3120_classic-pictures-2240.php

Nokia 6133

Specifications
Nokia 6133
Network2G
3G
GSM 850 / 900 / 1800 / 1900
SizeDimensions
Weight
Display
92 x 48 x 20 mm
102 gram
TFT, 16M colors
240 x 320 pixels, 2.2 inch, 34 x 44 mm (~182 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
500 entries, Photocall
20 dialed, 20 received, 20 missed calls
11 MB
microSD
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 10 (4+1/3+2 slots), 32 - 48 kbps
Class 10, 236.8 kbps



Yes
Yes
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, MMS, Email, Instant Messaging
Vibration; Downloadable polyphonic, MP3 ringtones
WAP 2.0/xHTML
FM radio

Yes
1.3 MP, 1280 x 1024 pixels
CIF
Black
MIDP 2.0
- Loudspeaker
- Second external display 256K colors (128 x 160 pixels)
- Downloadable themes
- MP3/MP4/AAC player
- SyncML
- Predictive text input
- Presence enhanced contacts
- Organizer
- Voice dial/memo
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion 820 mAh
Up to 285 h
Up to 3 h 30 min

Image: http://www.simplysellular.com

Nokia 6136

Specifications
Nokia 6136
Network2G
3G
GSM 850 / 900 / 1800 / 1900
SizeDimensions
Weight
Display
90 x 46 x 23 mm
98 gram
TFT, 256K colors
128 x 160 pixels, 1.8 inches, 29 x 35 mm (~114 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
Yes, Photocall
20 dialed, 20 received, 20 missed calls
32 MB
microSD, hotswap
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 10 (4+1/3+2 slots), 32 - 48 kbps
Class 10, 236.8 kbps

Wi-Fi 802.11b/g, UMA

Yes
Pop-Port
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, MMS, Email, Instant Messaging
Vibration; Downloadable polyphonic, MP3, AAC ringtones
WAP 2.0/xHTML
FM radio; Visual radio

Yes
1.3 MP, 1280 x 960 pixels
QCIF
Black
MIDP 2.0
- Loudspeaker
- Second external CSTN display 65K colors (96 x 65 pixels)
- Downloadable themes
- 8 MB of user memory available
- Push to talk
- MP3/MP4/AAC/3GPP player
- SyncML
- Predictive text input
- Presence enhanced contacts
- Organizer
- Voice dial/memo
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion 820 mAh (BL-4C)
Up to 240 h
Up to 3 h 20 min

Image: http://www.gii.in/gadgets/nokia-6136-mobile-phone-review/

Nokia 1112

Specifications
Nokia 1112
Network2G
3G
GSM 900 / 1800
SizeDimensions
Weight
Display
104 x 44 x 17 mm
80 gram
Monochrome graphic
96 x 68 pixels
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
200 entries
10 dialed, 10 received, 10 missed calls
4 MB
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB






FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, EMS
Vibration; Polyphonic(20) ringtones, composer



Snake Xenzia, Dice Games, Pocket Carrom


Red, blue, black

- Loudspeaker
- 4-way scroll key
- Predictive text input
- Picture messaging
- Speaking alarm and clock
- Reminders
- Demo mode for phone
- Exchangeable covers
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion 700 mAh (BL-5CA)
Up to 380 h
Up to 5 h

Image: http://www.cellbazaar.com

Upacara Rujena pada Masyarakat Nuaulu (Provinsi Maluku)

Pengantar
Nuaulu adalah salah satu sukubangsa yang terdapat di Provinsi Maluku, Indonesia. Di kalangan mereka ada sebuah tradisi yang termasuk dalam upacara di lingkaran hidup individu, yaitu upacara yang berkenaan dengan masa peralihan, khususnya bagi laki-laki, dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa lampau kedewasaan seorang anak laki-laki sangat erat kaitannya dengan pengayauan (pemenggalan kepala). Artinya, seorang anak laki-laki dianggap sebagai dewasa jika ia telah melakukan pengayauan, karena dengan berhasilnya memenggal kepala musuh berarti ia dianggap mampu melindungi warga masyarakatnya, khususnya anak-anak dan kaum perempuan. Dewasa ini tradisi itu tidak dilakukan lagi. Sebagai gantinya, mereka mengembangkan tradisi baru dalam menentukan kedewasaan seorang anak laki-laki, yaitu keterampilan (kemahiran) dalam menggunakan tombak dan panah . Jadi, seorang anak laki-laki yang sudah dapat menggunakan panah dan tombak dengan baik (mahir), maka dianggap sudah dewasa. Dan, untuk mengesahkan anak tersebut menjadi orang dewasa yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan orang dewasa lainnya, maka diadakanlah upacara rujena yang jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia berarti “pemakaian cawat”. Salah satu kegiatan yang bersifat simbolik dalam upacara ini adalah pemakaian cawat. Oleh karena itu, upacara ini disebut “upacara rujena”.

Seorang laki-laki yang telah melalui upacara ini berarti sudah dianggap sebagai orang dewasa (bukan kanak-kanak lagi) dan karenanya yang bersangkutan diperbolehkan untuk membentuk sebuah keluarga. Melalui upacara ini juga yang bersangkutan pada gilirannya mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, sebagaimana anggota masyarakat lainnya.

Mengingat pentingnya keahlian menombak dan memanah bagi seorang laki-laki Nuaulu, maka sejak dini (sekitar umur 5 atau 6 tahun) seorang anak laki-laki mulai diajari menombak dan memanah oleh orang tuanya. Ketika sudah agak besar (sekitar umur 9--13 tahun), biasanya diikutsertakan dalam perburuan. Oleh karena itu, anak laki-laki Nuaulu pada umur-umur tersebut biasanya sudah mahir dalam menombak dan memanah. Dan, karena dalam satu kampung biasanya anak laki-laki yang berumur 9--13 tahun lebih dari seorang, maka upacara rujena seringkali disatukan (dilakukan bersama-sama).

Waktu, Tempat, Pemimpin dan Pihak-pihak yang Terlibat dalam Upacara
Ada tiga tahap yang harus dilalui dalam upacara rujena, yaitu: (1) tahap pemakaian cawat, tahap pataheri (pembunuhan hewan upacara), dan (3) tahap pengesahan sebagai orang dewasa (pesta rujena). Oleh karena itu, lama penyelenggaraannya bisa memakan waktu sampai tujuh hari. Pelaksanaan tahap-tahap tersebut dilakukan dari pagi sampai sore hari (menjelang terbenamnya matahari), kecuali acara pesta rujena yang dilakukan pada malam hari.

Tempat pelaksanaan upacara rujena bergantung pada kegiatan atau tahap yang dilakukan. Untuk prosesi pemakaian rujena dan pataheri misalnya, kedua kegiatan tersebut bertempat di waluno (bangunan upacara) yang berada di tengah-tengah hutan. Sedangkan, pengesahan sebagai orang dewasa bertempat di suwane (rumah/balai adat) dari kelompok kerabat (soa) ayah. Adapun suwane yang dipilih untuk dijadikan tempat pengesahan adalah suwane yang momo kanatenya (pemimpinnya) umurnya lebih tua dari momo kanate-momo kanate lainnya.

Pemimpin upacara juga bergantung pada kegiatan atau tahap yang dilakukan dalam upacara rujena. Pada tahap pemakaian rujena dan pataheri misalnya, kedua tahap ini dipimpin oleh momo kanate . Jadi, momo kanate-lah yang memimpin prosesi pemakaian cawat dan pembunuhan hewan upacara. Jika anak-anak yang akan diupacarai berasal dari soa-soa yang berbeda, maka momo kanate yang akan menjadi pemimpin upacara adalah momo kanate yang usianya paling tua diantara momo kanate-momo kanate dari soa-soa yang mengikuti upacara. Sementara, momo kanate-momo kanate lainnya bertindak sebagai pendamping dan sekaligus saksi bagi anak-anak yang masuk dalam kelompok kerabatnya masing-masing. Kemudian, dalam pengesahan sebagai orang dewasa yang bertindak sebagai pemimpin upacara adalah pinawasa (pendeta adat). Ia dibantu oleh maawaka (wakil pimpinan upacara) dan seorang kurupasa (pengawal upacara) serta seorang kamama (penjaga api upacara).

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam upacara rujena adalah para laki-laki anggota kelompok kerabat dari soa ayah dan ibu dari masing-masing anak yang diupacarakan. Mereka ini mengikuti upacara yang diselenggarakan di waluno dan di suwane. Selain anggota kerabat, ada juga para mataken (pemuda yang telah terlebih dahulu diupacarakan). Namun, mereka hanya mengikuti upacara yang diselenggarakan di suwane. Sebenarnya, kerabat wanita dari masing-masing anak yang diupacarakan juga terlibat tetapi tidak secara langsung. Mereka hanya mempersiapkan perbekalan yang diperlukan bagi penyelenggaraan upacara di walano.

Peralatan
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam upacara rujena ini adalah: (1) waluno, (2) rujena, (3) sehelai ikat pinggang yang terbuat dari kulit kayu, (4) dua helai kain berang (kain yang berwarna merah darah), dan (5) 25 buah tagalaya (sejenis bakul untuk menyimpan makanan).

Waluno, sebagaimana telah disinggung pada bagian atas, adalah bangunan yang dibuat khusus untuk tempat pelaksanaan upacara rujena. Bangunan yang pengerjaannya dilakukan secara gotong-royong oleh para laki-laki dewasa dari soa-soa yang anggotannya akan diupacarai ini didirikan di tengah-tengah hutan. Kaum perempuan tidak boleh mendekati bangunan ini. Hal itu disebabkan adanya kepercayaan bahwa jika ada perempuan yang mendekatinya, maka para laki-laki yang ada di daerah tersebut, khususnya anak-anak yang akan diupacarai, akan dihinggapi oleh kekuatan gaib yang bersifat destruktif.

Rujena adalah pakaian (dalam) yang akan dikenakan pada anak-anak yang akan diupacarai. Pakaian ini terbuat dari kulit sejenis pohon beringin yang berdaun kecil. Cara membuatnya, kulit kayu diambil sepanjang 3 meter dengan lebar 10--20 cm. Kemudian, ditumbuk dengan batu kali yang telah dipahat dengan motif garis-garis miring. Setelah itu, diberi hiasan medalion dengan gerigi sebanyak 5 buah. Medalion ini adalah simbol dari sistem kepercayaan yang dianut oleh orang Nuaulu (pemujaan terhadap matahari). Sedangkan, geriginya yang berjumlah 5 buah sebagai simbol bahwa Sukubangsa Nuaulu termasuk golongan atau kelompok pata lima .

Ikat pinggang yang terbuat dari kulit kayu pada dasarnya berfungsi sebagai pengencang rujena, sehingga tidak mudah melorot. Sementara itu, kain berang dalam kehidupan sosial-budaya masyarakat Nuaulu dan masyarakat daerah Maluku Tengah pada umumnya melambangkan keberanian, kejantanan dan kebulatan tekad.

Tagalaya adalah sejenis bakul. Wadah ini dalam upacara rujena digunakan sebagai tempat untuk makanan dan daging buruan. Setiap anak yang akan diupacarai memerlukannya sejumlah 25 buah. Jadi, jika ada 10 anak yang akan diupacarai, maka tagalaya yang harus disediakan berjumlah 250 buah.

Jalannya Upacara
Ketika para orang tua (laki-laki) menganggap bahwa anak-anaknya sudah mahir menggunakan tombak dan panah, maka mereka kemudian mengadakan rapat untuk menentukan waktu penyelenggaraan upacara rujena. Jika telah ada kesepakatan, mereka akan menemui momo kanate dari soa masing-masing untuk memberitahukan dan sekaligus meminta momo kanate untuk menjadi pemimpin soa-nya. Selain itu, pemberitahuan tentang upacara rujena juga disampaikan kepada pinawasa dan pembantunya. Ini penting karena merekalah yang akan mengesahkan kedudukan seorang anak laki-laki menjadi dewasa.

Pada hari yang telah ditentukan berangkatlah rombongan menuju ke tempat upacara dipimpin oleh momo kanate yang tertua. Setiba di tempat upacara, anak-anak laki-laki yang akan diupacarakan dimasukkan ke dalam walano. Sementara itu, kaum pria dari masing-masing anak yang akan diupacarakan mulai melakukan perburuan hewan upacara yang berupa kusu (kuskus). Masing-masing kelompok diharuskan menangkap seekor tanpa boleh melukainya. Jumlah yang dibutuhkan harus dipenuhi pada hari itu juga. Jika jumlah yang diperoleh belum sesuai dengan kebutuhan, maka upacara akan ditunda pada keesokan harinya. Akan tetapi, jika jumlah kusu yang dibutuhkan terpenuhi, maka momo kanate yang tertua, yang bertindak sebagai pemimpin upacara, memerintahkan anak-anak yang akan diupacarakan membentuk sebuah lingkaran. Masing-masing didampingi oleh momo kanate dan seorang saksi dari soa-nya. Mereka ditelanjangi, kemudian dicawati oleh momo kanate masing-masing. Penelanjangan dan pemakaian cawat ini disaksikan oleh para saksi dan pada peserta upacara. Setelah itu, pengelilitan ikat pinggang pun dilakukan. Selanjutnya, ikat pinggang tersebut diselipi dengan sehelai kain berang (kain berwarna merah darah).

Kegiatan dilanjutkan dengan pembunuhan kusu. Dalam kegiatan ini setiap anak yang mengikuti upacara rujena diberi seekor kusu yang harus dipedang ekornya. Setelah itu, peserta upacara, kecuali momo kanate dan saksi dari masing-masing anak, meninggalkan waluno (masuk ke dalam hutan). Tujuannya adalah agar anak-anak mempunyai keberanian untuk membunuh kusu. Sebab, jika di tempat itu masih ada saudara-saudara soa-nya, dikhawatirkan ia akan berani membunuh hanya karena merasa mendapat dukungan moral (semangat) dari kerabatnya. Dengan demikian, pembunuhan kusu hanya disaksikan oleh momo kanate dan para saksi upacara. Dalam hal ini, mereka tidak hanya bertindak sebagai saksi, tetapi juga sekaligus sebagai penilai tentang: keberanian, kemampuan, dan keterampilan dari setiap anak dalam membunuh kusu. Jika seorang anak dapat membunuhnya dalam waktu yang relatif cepat, maka anak tersebut dianggap telah menjadi dewasa dengan tingkat “kejantanan” yang tinggi. Sedangkan, anak-anak yang menyelesaikan tugasnya (membunuh kusu) dalam waktu yang relatif lama, bukan berarti bahwa anak-anak tersebut belum menjadi dewasa. Mereka tetap dianggap sebagai dewasa, namun dengan kadar (tingkat) “kejantanan” yang rendah.

Sementara itu, para peserta yang sengaja pergi ke hutan, beberapa jam kemudian, kembali ke tempat upacara (walano) untuk melihat keberhasilan anak-anak yang mengikuti upacara rujena dalam pembunuhan kusu. Lamanya pembunuhan kusu itu memang sudah diperkiraan membutuhkan waktu beberapa jam, sehingga ketika mereka datang, semua kusu sudah terbunuh. Oleh karena semua hewan upacara sudah terbunuh, maka meja makan pun dipersiapkan. Semua perbekalan di dalam tagalaya dibuka dan diletakkan di atas meja makan tersebut. Kemudian, pemimpin upacara mempersilahkan semua peserta upacara (termasuk di dalamnya anak-anak yang diupacarakan) untuk memulai acara makan bersama. Dan, acara makan bersama yang merupakan pesta adat ini berlangsung selama 6 hari, sehingga setiap selesai acara makan bersama, anak-anak yang diupacarakan tetap tinggal di walano. Sementara itu, para momo kanate bersama peserta upacara memasuki hutan untuk berburu guna mengisi tagalaya yang telah kosong dengan daging-daging segar.

Pada hari keenam seluruh peserta meninggalkan waluno dan kembali menuju desa. Sebelum pergi, anak-anak yang diupacarai harus mengenakan karonum sebagai tanda pengenal bahwa yang bersangkutan baru saja selesai mengikuti upacara masa dewasa tahap I dan II. Setibanya di desa, mereka disambut oleh semua pria dewasa dan diantar menuju ke suwane. Akan tetapi, sebelum menuju ke suwane, mereka harus berkumpul di suatu tempat yang letaknya agak jauh dari suwane. Tempat tersebut dinamakan sanahana yang ditandai dengan sebatang pohon linggua (pterocarpus indica). Sementara itu, di suwane telah hadir pinawasa yang akan memimpin upacara pengesahan bersama pembantu-pembantunya, yaitu maawaka dan kurupasa. Pada saat yang sama api yang berada di dapur suwane dinyalakan oleh kamama. Api tersebut tidak boleh padam karena bagi orang Nuaulu, ia merupakan lambang keabadian. Oleh karena itu kamama tidak diperkenankan meninggalkan dapur suwane sebelum upacara dinyatakan selesai oleh pinawasa.

Saat api di dapur suwane telah menyala dan tifa mulai dibunyikan, pinawasa mengambil hati ayam yang telah dipersiapkan sebelumnya dan memasukkannya ke dalam sebuah mangkuk. Hati ayam yang dimasukkan itu telah dipotong-potong. Jumlah potongannya biasanya kurang dari jumlah anak-anak laki-laki yang akan diupacarakan. Selanjutnya, pinawasa memberi isyarat kepada momo kanate agar anak-anak ke suwane. Setelah tiba pada tempat yang telah ditentukan mereka diminta untuk memperebutkan hati ayam yang ditempatkan di dalam mangkuk. Sesudah itu, mereka memperagakan tarian cakalele (tarian perang) sambil mengelilingi pohon gadihu yang terletak dekat pintu masuk suwane sejumlah 5 kali. Pada pengelilingan yang terakhir (ke-5) mereka dilantik oleh pinawasa menjadi mataken , yaitu sebagai warga masyarakat yang dapat berdiri sendiri dan dapat bertanggung jawab bagi dirinya sendiri dan orang lain. Dengan berakhirnya pelantikan oleh pinawasa, maka berakhir sudah seluruh rentetan upacara rujena.

Nilai Budaya
Ada beberapa nilai yang terkandung dalam upacara rujena. Nilai-nilai itu antara lain adalah: kebersamaan, ketelitian dan gotong royong. Nilai kebersamaan tercermin dari berkumpulnya sebagian besar anggota masyarakat di suatu tempat (pada saat acara pesta rujena di suwane), makan bersama dan doa bersama demi keselamatan bersama. Ini adalah wujud kebersamaan dalam hidup bersama di dalam lingkungannya. Dalam hal ini, kebersamaan sebagai komunitas yang mempunyai wilayah, adat-istiadat dan budaya yang sama.

Nilai ketelitian tercermin dari proses upacara itu sendiri. Sebagai suatu proses, upacara memerlukan persiapan, baik sebelum upacara, pada saat prosesi, maupun sesudahnya. Persiapan-persiapan itu, tidak hanya menyangkut peralatan upacara, tetapi juga tempat, waktu, pemimpin, dan peserta. Semuanya itu harus dipersiapkan secara cermat, sehingga upacara dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu, dibutuhkan ketelitian. Tanpa ketelitian tidak mungkin upacara akan terselenggara dengan baik dan lancar.

Nilai kegotong-royongan tercermin dari keterlibatan berbagai pihak dalam penyelenggaraan upacara. Mereka saling membantu demi terlaksananya upacara. Dalam hal ini ada yang membantu menyiapkan makanan dan minuman, menjadi pemimpin upacara, menghadiri pesta rujena, dan lain sebagainya. Tanpa semangat gotong-royong, upacara rujena tidak dapat terselenggara dengan baik. (Pepeng)

Sumber:
Suradi Hp, dkk. 1982. Upacara Tradisional Daerah Maluku. Ambon: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nokia 6080

Specifications
Nokia 6080
Network2G
3G
GSM 900 / 1800 / 1900
SizeDimensions
Weight
Display
105.4 x 44.3 x 18.6 mm
91 gram
TFT, 65K colors
128 x 160 pixels, 1.78 inches (~115 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
Yes, Photocall
20 dialed, 20 received, 20 missed calls
4.3 MB
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 10 (4+1/3+2 slots), 32 - 48 kbps
Class 6, 177.6 kbps



Yes
Pop-Port
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, MMS, Email, Instant Messaging
Vibration; Downloadable polyphonic, MP3, monophonic ringtones
WAP 2.0/xHTML
Stereo FM radio

Yes
VGA, 640x480 pixels
128x96 pixels
Black, gold
MIDP 2.0
- Loudspeaker
- Downloadable wallpapers, screensavers
- Push to talk
- Video player
- Voice memo
- Voice command
- Predictive text input
- Organizer
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion 820 mAh (BL-5B)
Up to 300 h
Up to 3 h 30 min

Image: http://www.whitegadget.com/mobile-guide/1491-nokia-6080-a.html

Nokia 6151

Specifications
Nokia 6151
Network2G
3G
GSM 900 / 1800 / 1900
UMTS 2100
SizeDimensions
Weight
Display
108 x 47 x 19 mm
98 gram
TFT, 256K colors
128 x 160 pixels, 1.8 inches, 29 x 35 mm (~114 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
1000 entries, Photocall
20 dialed, 20 received, 20 missed calls
30 MB
microSD, up to 2GB, hotswap
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 10 (4+1/3+2 slots), 32 - 48 kbps
Class 10, 236.8 kbps
384 kbps

v2.0 with A2DP

v2.0, Pop-Port
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, MMS, EMail, Instant Messaging
Vibration, MP3 ringtones
WAP 2.0/xHTML
Stereo FM radio; Visual radio

Nokia World Cup, 3D Street Racer, 3D Snake + Downloadable
1.3 MP, 1280 x 960 pixels
QCIF
Black
MIDP 2.0
- Loudspeaker with stereo speakers
- 5-way navigation key
- Downloadable wallpapers, screensavers
- Push to talk
- MP3/AAC/M4A stereo player
- 3GPP/MP4 video player
- Predictive text input
- Organizer
- Voice memo
- Voice command
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion 1100 mAh (BP-6M)
Up to 340 h (2G)/250 h (3G)
Up to 4 h 30 min (2G)/3 h 30 min (3G)

Image: http://www.mymobiles.com/phones/nokia/6151

Nokia 7373

Specifications
Nokia 7373
Network2G
3G
GSM 900 / 1800 / 1900
SizeDimensions
Weight
Display
88 x 43 x 23 mm
104 gram
TFT, 256K colors
240 x 320 pixels, 2.0 inches, 30 x 40 mm (~200 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
1000 x 23 fields, Photo call
20 dialed, 20 received, 20 missed calls
8 MB
microSD, up to 2GB, hotswap
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 10 (4+1/3+2 slots), 32 - 48 kbps
Class 10, 236.8 kbps


v2.0 with A2DP, EDR

Pop-Port
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, MMS, Email
Vibration; Downloadable polyphonic, MP3, AAC ringtones
WAP 2.0/xHTML
Stereo FM radio; Visual radio

Sudoku, Music Guess
2 MP, 1600x1200 pixels
QCIF
Bronze black, powder pink
MIDP 2.0
- Loudspeaker with stereo speakers
- 180-degree rotator design
- Downloadable themes, wallpapers
- 2.5 MB free memory
- MP3/AAC/M4A/eAAC+/AAC+ player
- Push to talk
- Predictive text input
- Organizer
- Voice memo/dial
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion 700 mAh (BL-4B)
Up to 250 h
Up to 2 h 30 min

Image: http://cellphones.about.com/library/bl-pi-nokia_7373.htm

Nokia 7360

Specifications
Nokia 7360
Network2G
3G
GSM 900 / 1800 / 1900
SizeDimensions
Weight
Display
105 x 45 x 18 mm
92 gram
TFT, 65K colors
128 x 160 pixels, 1.9 inches (~108 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
1000 x 10 fields, Photo call
20 dialed, 20 received, 20 missed calls
4 MB
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 10 (4+1/3+2 slots), 32 - 48 kbps
Class 6, 177.6 kbps



Yes
Pop-Port
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, MMS, Email
Vibration; Downloadable polyphonic, MP3, AAC ringtones
WAP 2.0/xHTML
Stereo FM radio

Yes
VGA, 640x480 pixels
Yes
Coffee brown, warm amber, black chrome, poeder pink
MIDP 2.0
- Loudspeaker
- Downloadable themes, wallpapers
- MP3/MP4 player
- Predictive text input
- Organizer
- Voice memo
- Remote control for IR
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion 760 mAh (BL-5B)
Up to 330 h
Up to 4 h

Image: http://www.gsmarena.com/nokia_7360-pictures-1330.php

Nokia 7370

Specifications
Nokia 7370
Network2G
3G
GSM 900 / 1800 / 1900
SizeDimensions
Weight
Display
88 x 43 x 23 mm
104 gram
TFT, 256K colors
240 x 320 pixels, 2.0 inches, 30 x 40 mm (~200 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
1000 x 23 fields, Photo call
20 dialed, 20 received, 20 missed calls
10 MB
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 10 (4+1/3+2 slots), 32 - 48 kbps
Class 10, 236.8 kbps


v2.0

Pop-Port
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, MMS, Email
Vibration; Downloadable polyphonic, MP3, AAC ringtones
WAP 2.0/xHTML
Stereo FM radio

Phantom Spider Evolution
1.3 MP, 1280x960 pixels
QCIF
Coffee brown, warm amber
MIDP 2.0
- Loudspeaker with stereo speakers
- 180-degree rotator design
- Downloadable themes, wallpapers
- Push-to-talk service
- Mono MP3 player
- Document viewer (Word, Excel, PowerPoint, PDF)
- Voice commands
- Voice memo
- Presence enhanced contacts
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion 700 mAh (BL-4B)
Up to 220 h
Up to 3 h

Image: http://www.mobileguerilla.com/articles/2005/10/19/nokia-7370.php

Nokia 7380

Specifications
Nokia 7380
Network2G
3G
GSM 900 / 1800 / 1900
SizeDimensions
Weight
Display
114 x 30 x 20 mm
80 gram
TFT, 65K colors
104 x 208 pixels
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
1000 x 10 fields, Photo call
10 dialed, 10 received, 10 missed calls
52 MB
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 10 (4+1/3+2 slots), 32 - 48 kbps
Class 8, 236.8 kbps


v2.0

Pop-Port
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, MMS
Vibration; Downloadable polyphonic, MP3, AAC ringtones
WAP 2.0/xHTML
Stereo FM radio

Yes
2 MP, 1600x1200 pixels, LED flash
QCIF
White, amber

- Loudspeaker
- Mirror surface
- Voice memo/dial
- Predictive text input
- Organizer
- Presence enhanced contacts
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion 700 mAh (BL-8N)
Up to 240 h
Up to 3 h

Image: http://www.gsmarena.com/nokia_7380-pictures-1332.php

Rumah Adat Temukung (NTT)

Pengantar
Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia. Wilayahnya terdiri atas pulau-pulau, baik besar maupun kecil. Seluruhnya berjumlah kurang lebih 550 pulau (www.wikipedia.org). Sabu adalah salah satu sukubangsa yang ada di sana. Mereka hidup di Pulau Sabu1)

Masyarakat Sabu mengembangkan desain rumah yang diwariskan dari nenek moyang mereka. Rumah bagi masyarakat Sabu, tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung dari dinginnya udara malam, teriknya sinar matahari, dan derasnya air hujan, tetapi juga memiliki fungsi lain yang sangat erat kaitannya dengan kondisi sosial-budaya mereka. Oleh karena itu, selaras dengan fungsinya, mereka mengenal dan mengembangkan berbagai jenis rumah. Satu di antaranya adalah rumah adat yang oleh mereka disebut “Temukung”. Arsitektur rumah ini berbeda dengan jenis rumah lainnya (rumah biasa dan rumah ibadat). Oleh karena arsitekturnya berbeda, maka makna simbolis dan filosofis yang ada di balik bagian-bagiannya juga berbeda.

Tulisan ini mengetengahkan bentuk, bagian-bagian, makna simbolik dan filosofis yang ada dalam sebuah rumah temukung.

Jenis, Bentuk dan Bagian-bagian Rumah Temukung Beserta Makna Simboliknya
Rumah temukung termasuk dalam kategori rumah panggung. Rumah yang bentuknya empat persegi panjang ini bagian-bagiannya ada yang bermakna filosofis dan ada yang non-filosofis (fungsional belaka). Bagian-bagian itu adalah: atap, bangngu (balok lok bubungan), tiang-tiang gela yang berfungsi sebagai penopang bangngu, dinding, pintu, tangga, dan kelaga (balai-balai). Untuk lebih jelasnya, berikut ini bagian-bagian itu akan diuraikan satu-persatu.

Atap
Atap rumah temukung menyerupai perahu yang terbalik. Oleh karena itu, Orang Sabu menyebut atap rumah temukung sebagai “atap perahu terbalik”. Bentuk atap yang menyerupai perahu terbalik ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan mereka yang selalu berhubungan dengan laut (tidak dapat dipisahkan dari laut). Dalam kehidupan sehari-hari, perahu tidak hanya sekedar sebagai alat transportasi ke dan dari pulau-pulau yang ada di sekitarnya, tetapi juga sebagai alat untuk mencari ikan dan sekaligus sebagai tempat berlindung di lautan. Mengingat bahwa perahu demikian berartinya bagi Orang Sabu, maka ketika mereka membuat rumah, atapnya dibuat menyerupai perahu (perahu yang terbalik). Ini adalah simbol bahwa kehidupan mereka tidak lepas dari laut. Malahan, bukan atap rumah saja, menyebut suatu kampung atau kumpulan kampung pun dengan istilah ree kowa (kampung perahu).

Balok Lok Bubungan
Istilah lain yang sering digunakan oleh Orang Sabu untuk menyebut balok lok bubungan adalah “bangngu”. Bangngu sangat erat kaitannya dengan atap karena ukuran atap ditentukan oleh bagian ini. Bentuk bangngu pada tipe rumah temukung dan rumah biasa dapat dibagi menjadi dua, yaitu: ammu ae roukoko (bangngu yang sama ukurannya dengan badan rumah) dan ammu iki (bangngu yang ukurannya 3/5 dari panjang badan rumah)2). Bangngu ini dipasangi kayu-kayu yang posisinya menurun ke arah samping kiri dan kanan sampai ke tepi tiris, sehingga bentuknya menyerupai segi tiga. Kayu-kayu tersebut oleh mereka disebut worena (usuk besar). Dalam sebuah rumah, baik temukung maupun rumah biasa, jumlahnya selalu ganjil. Sebutan untuk jumlah worena dalam sebuah rumah sesuai dengan bahasa deret hitung mereka. Jadi, jika jumlah worenanya ada tiga buah, maka disebut “wo tallu”; jika ada lima buah disebut “wo pidu”; jika ada tujuh buah disebut “wo heo”; dan seterusnya.

Di atas worena dipasangi kayu-kayu yang arahnya melintang. Kayu-kayu ini oleh Orang Sabu disebut “reng” atau “badu”. Jumlah badu yang ada di bagian depan rumah selalu ganjil (9, 11, dan 21), sedangkan yang ada di bagian belakang rumah selalu genap (10,12, dan 22). Ganjil dan genapnya jumlah badu mengandung makna tersendiri. Ganjil merupakan simbol: kiri, belakang, adik, dan perempuan. Sedangkan, genap merupakan simbol: kanan, depan, kakak, dan laki-laki. Artinya, dalam struktur sosial masyarakat Sabu seorang kakak laki-laki mempunyai kedudukan dan peranan yang penting, baik dalam keluarganya maupun masyarakatnya.

Tiang-tiang Rumah Temukung/Gela (Tiang Penopang Bangngu)
Jumlah gela ada dua buah. Satu ada di ujung kiri dan satunya lagi ada di ujung kanan bangngu. Di antara kedua gela itu ada ruang terbuka (kosong). Orang Sabu menyebut ruang itu “roa ammu”. Gela biasanya terbuat dari kayu kola, kayu merah, kayu jati, kayu pohon lontar, kayu pohon kelapa, ajumaddi (kayu hitam) dan aju bahhi (kayu besi). Kayu lainnya dianggap kurang baik.

Selain gela yang berfungsi sebagai penopang bangngu ada tiang-tiang yang fungsinya untuk menopang atap secara keseluruhan. Jumlahnya sekitar 8--10 buah. Tiang-tiang yang jenis kayunya sama dengan gela dibentuk bulat dengan panjang kurang lebih 3 sampai 4 meter. Ujungnya dibentuk runcing, sedangkan pangkalnya dipotong rata. Ujungnya yang runcing itu dimasukkan pada lubang yang dibuat pada kebie (balok penindas), sedangkan pangkalnya ditanamkan dalam tanah. Tiang-tiang tersebut ada yang ditanamkan dalam tanah (geri) dan ada yang ditumpukan di atas balok (tiang-tiang yang terdapat di gela). Di antara tiang-tiang itu ada dua tiang yang oleh Orang Sabu dianggap sebagai “tarru” (tiang utama), yaitu “tarru duru” (tiang laki-laki/tiang haluan) dan “tarru wui” (tiang perempuan/tiang buritan). Agar kedua tiang utama itu, satu dengan lainnya tidak kelihatan, maka dibuatkan dinding pemisah. Ini penting karena menurut mereka tarru duru tidak boleh “terlihat“ oleh taru wui.

Sementara itu, tiang-tiang lainnya, seperti tiang-tiang penyangga loteng dan tiang penyangga balok-balok lainnya diberi nama menurut pembagian utama dalam rumah temukung, yaitu duru dan wui. Sedangkan, tiang penyangga yang melebar ke tiris, dinamakan hubu (moncong). Tiang moncong itu sendiri ada yang disebut “moncong duru” dan “moncong wui”. Ujung duru maupun wui dibuat agak melengkung. Bentuk seperti ini oleh mereka disebut “tebakka”. Fungsinya sebagai “jalan nafas” rumah.

Lepas dari masalah pemasangan dan penamaan dari berbagai tiang yang terdapat pada rumah temukung, yang jelas bahwa pembulatan dan peruncingan tiang tidak hanya sekedar bagian dari teknologi tradisional yang mereka terapkan dalam pembuatan sebuah rumah temungkus. Akan tetapi, ada makna simbolik yang mengacu pada pandangan tentang alam semesta yang bersifat dikotomis. Dalam konteks ini tiang yang berbentuk bulat dengan ujung yang runcing sebagai simbol laki-laki, sedangkan kebie (balok penindas) sebagai simbol perempuan.

Kelaga (Balai-balai)
Orang Sabu menyebut lantai rumah temukung sebagai kelaga (balai-balai). Kelaga terbagi dalam tiga bagian, yaitu: kelaga rai (balai-balai tanah), kelaga ae (balai-balai besar) dan kelaga dammu (balai-balai loteng). Bagian-bagian tersebut sangat erat kaitannya dengan kepercayaan mereka tentang dunia. Menurut mereka “dunia” terbagi dalam tiga bagian, yaitu: rai dida-liru bala (dunia para dewa), rai wawa (dunia manusia), dan rai menata (dunia para arwah).

Kelaga rai terdapat di sepanjang sisi bagian depan atau bagian kanan rumah3). Kelaga yang ketinggiannya dari permukaan tanah sekitar 0,50--0,75 meter ini terbagi dalam dua bagian, yaitu: kelaga rai duru dan kelaga rai wui. Kelaga rai duru adalah kelaga yang berada di bagian kiri rumah yang disimbolkan sebagai “laki-laki”. Oleh karena itu, kelaga ini hanya untuk menerima tamu laki-laki. Sedangkan, kelaga rai wui adalah bagian kelaga yang disimbolkan sebagai “perempuan”. Kelaga ini disamping untuk menerima tamu perempuan, juga digunakan untuk bekerja (menganyam atau menenun).

Kelaga ae yang merupakan balai-balai besar terletak di atas balok-balok utama. Kelaga yang ketinggiannya sekitar 1,00--1,50 meter dari permukaan tanah ini juga terbagi atas dua bagian: duru (laki-laki) dan wui (perempuan). Di dalam kelaga ae ini ada empat balok utama (ae) yang menopang kelaga dammu (balai-balai loteng). Kelaga ini biasanya digunakan sebagai tempat makan bagi para anggota rumah maupun tamu. Dan, sama seperti kelaga rai, kaum laki-laki akan makan di bagian duru, sedangkan kaum perempuan akan makan di bagian wui.

Kelaga dammu (balai-balai loteng) terletak di bagian wui rumah. Kelaga ini tertutup dengan tabir yang terbuat dari ketangan rohe (daun kelapa), sehingga terlindung dari pengelihatan orang-orang yang duduk di bagian “lelaki”. Kelaga ini digunakan untuk menaruh barang yang berkaitan dengan “urusan” perempuan (benang, alat ikat, tenun dan lain sebagainya). Hanya kaum perempuan, termasuk Inna Ammu (isteri kepala rumah), yang boleh memasukinya. Kekhususan inilah yang kemudian membuahkan ungkapan bahwa kelaga dammu adalah wewenang kaum perempuan.

Selain ketiga kelaga tersebut di atas, ada sebuah kelaga lagi yang dinamakan kelaga ruuhu (balai-balai rusuk). Kelaga ini letaknya sejajar dengan bagian tengah rumah temukung. Diantara kelaga dan ruang tengah diberi dinding (sekat), sehingga tidak terlihat dari bagian wui maupun duru rumah. Kelaga ruuhu ini pada bagian wui-nya digunakan untuk melakukan kegiatan memasak serta menyimpan alat-alat dapur. Tempat tersebut, oleh orang Sabu, disebut “koppo”.

Pintu
Orang Sabu menyebut pintu rumah temukung sebagai kelai. Bentuknya segi empat. Secara keseluruhan, jumlah pintu rumah temukung ada empat, yaitu: kelai duru (pintu anjungan), kelai wui (pintu buritan), kelai koppo (pintu kamar), dan kelai dammu (pintu loteng). Ukuran setiap pintu bergantung dari ukuran rumah itu sendiri. Meskipun demikian, pada umumnya berukuran: panjang sekitar 1,30-1,75 meter dan lebar 0,70-0,90 meter. Di masa lalu pintu terbuat dari anyaman daun lontar. Namun, dewasa ini jarang ditemukan karena sebagian besar sudah menggunakan kayu.

Berdasarkan cara membuka dan atau menutupnya, pintu rumah temukung dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: kelai ketode (pintu tolak gantung), kelai nyaka (pintu tolak) dan kelai moda (pintu putar). Kelai ketode adalah pintu yang dibuka dengan cara ditolak ke atas dan hanya terdapat di bagian loteng rumah (kelaga dammu). Kemudian, kelai moda adalah pintu yang cara buku-tutupnya dengan memutarnya. Sedangkan, kelai nyaka dibuka dengan cara mendorong ke sisi kiri maupun kanan. Pintu ini terdapat pada anjungan dan wui (buritan) rumah.

Tangga
Tangga rumah temukung berbentuk segi empat. Jumlah anak tangganya bergantung tinggi-rendahnya tangga (pada umumnya berketinggian sekitar 0,50–0,60 meter). Tangga ini kebanyakan digunakan untuk naik ke loteng (kelaga dammu) atau untuk naik ke balai-balai besar, khususnya jika panjang balai-balai tanah tidak mencapai daerah pintu. Meskipun demikian, ada juga yang tidak menggunakan tangga untuk naik ke balai-balai besar (kelaga ae) karena di bawah pintu anjungan sudah ada balai-balai tanah sebagai tempat berpijak.

Dinding
Posisi dinding tegak lurus (menempel pada ujung kelaga ae). Ujung dinding bagian bawah lebih rendah sedikit dari kelaga ae, sedangkan ujung dinding bagian atas berakhir di bawah kabie. Dinding tersebut didirikan mengelilingi bagian tengah rumah (mengelilingi kelaga ae dan kelaga ruuhu). Untuk bagian atas (dammu) hanya disekat dengan ketangga robe (tutup gesek) yang dibuat dari daun kelapa. Letaknya yang ada di tengah-tengah atap sekaligus berfungsi sebagai tabir (pembatas antara loteng dan ruang atap duru (anjungan). Tabir ini juga berfungsi sebagai pemisah antara atap duru dan wui. Motif hiasan yang terdapat dalam tabir biasanya berupa meander atau tanaman menjalar.

Nilai Budaya
Rumah dalam sebuah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung dari teriknya sinar matahari, derasnya air hujan, dan dinginnya udara malam semata, tetapi juga memiliki fungsi yang lain (fungsi sosial-budaya masyarakat yang bersangkutan). Oleh karena itu, rumah dibuat tidak hanya sekedar kokoh dan kuat, tetapi juga diselimuti dengan makna simbolik yang mengacu pada nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Rumah temukung yang merupakan rumah khas orang Sabu misalnya, jika dicermati secara teliti, juga mengandung nilai-nilai yang ditumbuh-kembangkan dalam budaya mereka. Nilai-nilai itu, antara lain adalah: kebaharian, kesehatan, keseimbangan, dan kepercayaan (kehidupan setelah mati).

Nilai kebaharian tercermin dari atap rumah mereka yang dibentuk menyerupai perahu yang terbalik. Ini artinya bahwa orientasi mereka adalah laut, sehingga laut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka. Untuk dapat “bercanda”, “bergumul”, dan sekaligus mengais kehidupan di laut, perahu merupakan alat yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Untuk menunjukkan betapa berartinya perahu dalam kehidupan mereka, maka ketika mereka membuat rumah temukung, atapnya dibuat menyerupai perahu yang terbalik. Ini sekaligus menunjukkan bahwa mereka adalah masyarakat bahari.

Nilai kesehatan tercermin dalam pembuatan tebakka (ujung duru dan wui yang agak melengkung) yang berfungsi sebagai “jalan nafas” rumah. Ini artinya, Orang Sabu dalam membuat sebuah rumah memperhatikan sirkulasi udara, sehingga rumah yang mereka buat tidak pengap. Dengan perkataan lain, mereka mempedulikan kesehatan.

Nilai keseimbangan tercermin dalam makna simbolik dari tiang yang berbentuk bulat dengan ujung yang runcing (sebagai simbol laki-laki) dan kebie (balok penindas) sebagai simbol perempuan. Simbol-simbol tersebut sangat erat kaitannya dengan pandangan Orang Sabu tentang alam semesta yang bersifat dikotomis, yaitu segala sesuatu bersifat berlawanan tetapi harus berjalan sebagaimana mestinya (seimbang).

Nilai kepercayaan (kehidupan setelah mati) tercermin dalam makna simbolik dari kelaga yang terdiri atas tiga bagian (kelaga rai, kelaga ae dan kelaga dammu). Bagian-bagian tersebut sangat erat kaitannya dengan kepercayaan mereka tentang “dunia” rai dida-liru bala (dunia para dewa), dunia rai wawa (dunia manusia), dan dunia rai menata (dunia para arwah). Ini artinya Orang Sabu percaya bahwa ada kehidupan lain setelah kematian. (Pepeng)

Sumber:
Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1998. Khasanah Budaya Nusantara IX. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
www.wikipedia.org
www.students.ukdw.ac.id

Nokia 3100

Specifications
Nokia 3100
Network2G
3G
GSM 900 / 1800 / 1900
SizeDimensions
Weight
Display
102 x 43 x 15 mm
85 gram
CSTN, 4096 colors
128 x 128 pixels, 5 lines, 1.5 inches (~121 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
256 x 4 fields
20 dialed, 20 received, 20 missed calls
484 KB
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 4 (3+1 slots), 24 - 36 kbps





Pop-Port
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, MMS
Vibration; Downloadable polyphonic, monophonic ringtones
WAP 1.2.1, xHTML


Beach rally, Snake EX2, Bowling + downloadable


White, blue, red

- Loudspeaker
- Glow-in-the-dark cover
- Four-way navigation
- Wallpaper and animated screensavers
- MMS, max 45 kB each
- Images
- Java apps, max 64 kB each
- Predictive text input
- Organizer
- Profiles
- Personal shortcuts
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard, Li-Ion 850 mAh (BL-5C)
Up to 410 h
Up to 6 h

Image: http://www.telefon.at/produkt.asp?products_id=28310

Permainan Tali Merdeka (Kuansing, Riau)

Selayang Pandang
Kuansing (Kuantan Singingi) adalah sebuah daerah yang secara administratif termasuk dalam Provinsi Riau. Di daerah yang masyarakatnya adalah pendukung kebudayaan Melayu ini ada sebuah permainan yang disebut sebagai tali merdeka. Inti dari permainan ini adalah melompat tali-karet yang tersimpul. Penamaan permainan ini ada kaitannya dengan tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan pemain itu sendiri, khususnya pada lompatan yang terakhir. Pada lompatan ini (yang terakhir), tali direnggangkan oleh pemegangnya setinggi kepalan tangan yang diacungkan ke udara. Kepalan tangan tersebut hampir mirip dengan apa yang dilakukan oleh para pejuang ketika mengucapkan kata “merdeka”. Gerakan tangan yang menyerupai simbol kemerdekaan itulah yang kemudian dijadikan sebagai nama permainan yang bersangkutan. Kapan dan dari mana permainan ini bermula sulit diketahui secara pasti. Namun, dari nama permainan itu sendiri dapat diduga bahwa permainan ini muncul di zaman penjajahan.

Pemain
Pemain tali merdeka ini berjumlah 3--10 orang. Pemain dibagi dalam dua kelompok, yaitu pemegang karet dan pelompat karet. Pada umumnya permainan ini dilakukan oleh kaum perempuan yang masih berusia antara 7--15 tahun. Kaum perempuan yang telah berumur lebih dari 15 tahun biasanya akan segan untuk ikut bermain, karena takut auratnya akan terlihat sewaktu melompati tali karet. Kalau pun ada yang ikut bermain, biasanya hanya sebagai penggembira saja dan hanya melompat saat ketinggian tali masih sebatas lutut atau pinggang. Sedangkan kaum laki-laki hanya kadang kala saja ikut serta dalam permainan.

Tempat Permainan
Permainan ini tidak membutuhkan tempat yang luas. Oleh karena itu, dapat dimainkan di mana saja dan kapan saja, seperti: di halaman sekolah (pada waktu istirahat) dan di halaman rumah.

Peralatan Permainan
Peralatan yang digunakan dalam permainan ini adalah karet-karet gelang yang dianyam memanjang. Cara menganyamnya adalah dengan menyambungkan dua buah karet pada dua buah karet lainnya hingga memanjang dengan ukuran sekitar 3--4 meter. Karet-karet tersebut berbentuk bulat seperti gelang yang banyak terdapat di pasar-pasar tradisional. Karet tersebut tidak dijual perbuah, melainkan dalam bentuk satuan berat (gram, ons, dan kilo). Fungsi karet pada umumnya adalah sebagai pengikat plastik-plastik pembungkus makanan, pengikat rambut dan barang-barang lainnya yang tidak membutuhkan pengikat yang kuat, karena karet akan mudah putus jika dipakai untuk mengikat terlalu kuat pada suatu benda. Oleh karena itu, sewaktu membuat anyaman untuk membentuk tali karet, diperlukan dua buah karet yang disambungkan dengan dua buah karet lain agar tidak lekas putus oleh anggota tubuh pemain yang sedang melompat. Ada kalanya tali-karet dianyam dengan menyambungkan 3--4 buah karet sekaligus, agar tali menjadi semakin kuat dan dapat dipakai berkali-kali.

Aturan Permainan
Permainan tali merdeka tergolong sederhana karena hanya melompati anyaman karet dengan ketinggian tertentu. Jika pemain dapat melompati tali-karet tersebut, maka ia akan tetap menjadi pelompat hingga merasa lelah dan berhenti bermain. Namun, apabila gagal sewaktu melompat, pemain tersebut harus menggantikan posisi pemegang tali hingga ada pemain lain yang juga gagal dan menggantikan posisinya. Ada beberapa ukuran ketinggian tali karet yang harus dilompati, yaitu: (1) tali berada pada batas lutut pemegang tali; (2) tali berada sebatas (di) pinggang (sewaktu melompat pemain tidak boleh mengenai tali karet sebab jika mengenainya, maka ia akan menggantikan posisi pemegang tali; (3) posisi tali berada di dada pemegang tali (pada posisi yang dianggap cukup tinggi ini pemain boleh mengenai tali sewaktu melompat, asalkan lompatannya berada di atas tali dan tidak terjerat); (4) posisi tali sebatas telinga; (5) posisi tali sebatas kepala; (6) posisi tali satu jengkal dari kepala; (7) posisi tali dua jengkal dari kepala; dan (8) posisi tali seacungan atau hasta pemegang tali.

Jalannya Permainan
Sebelum permainan diadakan, terlebih dahulu akan dipilih dua orang pemain yang akan menjadi pemegang tali dengan jalan gambreng dan suit. Gambreng dilakukan dengan menumpuk telapak tangan masing-masing peserta yang berdiri dan membentuk sebuah lingkaran. Kemudian, secara serentak tangan-tangan tersebut akan diangkat dan diturunkan. Pada saat diturunkan, posisi tangan akan berbeda-beda (ada yang membuka telapak tangannya dan ada pula yang menutupnya). Apabila yang terbanyak adalah posisi telapak terbuka, maka yang memperlihatkan punggung tangannya dinyatakan menang dan gambreng akan diulangi lagi hingga nantinya yang tersisa hanya tinggal dua orang peserta yang akan menjadi pemegang tali. Kedua orang tersebut nantinya akan melakukan suit, untuk menentukan siapa yang terlebih dahulu akan menggantikan pemain yang gagal ketika melompat. Suit adalah adu ketangkasan menggunakan jari-jemari tangan, khususnya ibu jari, jari telunjuk dan jari kelingking. Ibu jari dilambangkan sebagai gajah, jari telunjuk sebagai manusia dan jari kelingking sebagai semut. Apabila ibu jari beradu dengan jari telunjuk, maka ibu jari akan menang, karena gajah akan menang jika bertarung dengan seorang manusia. Namun apabila ibu jari beradu dengan jari kelingking, maka ibu jari akan kalah, sebab semut dapat dengan mudah memasuki telinga gajah, sehingga gajah akan kalah. Sedangkan apabila jari kelingking beradu dengan jari telunjuk, maka jari kelingking akan kalah, sebab semut akan kalah dengan manusia yang mempunyai banyak akal.

Setelah semuanya siap, maka satu-persatu pemain akan melompati tali dengan berbagai macam tahap ketinggian yang telah disebutkan di atas. Pada ketinggian-ketinggian yang sebatas lutut dan pinggang, umumnya para pemain dapat melompatinya, walaupun pada ketinggian tersebut tali tidak boleh tersentuh tubuh pemain. Pada tahap ketinggian yang sebatas dada hingga satu jengkal di atas kepala, mulai ada pemain yang merasa kesulitan untuk melompatinya. Pergantian pemegang tali mulai banyak terjadi pada saat ketinggian tali sebatas hingga dua jengkal di atas kepala. Tahap yang paling sulit adalah ketika tali berada seacungan hasta pemegangnya. Pada tahap ketinggian seperti ini, pada umumnya hanya pemain-pemain yang memiliki postur tubuh yang tinggi dan atau sering bermain tali merdeka saja yang dapat melompatinya. Agar mempermudah lompatan, pemain juga boleh melakukan gerakan berputar menyamping, yang jika diamati akan nampak seperti perputaran baling-baling. Gerakan berputar pada umumnya dilakukan oleh anak laki-laki. Selain berputar, pemain juga boleh memegang dan menurunkan tali terlebih dahulu sebelum melompat. Cara ini biasanya dilakukan oleh anak-anak perempuan. Pemain yang telah berhasil melompati tali yang setinggi acungan tangan, akan menunggu pemain lain selesai melompat. Dan, setelah seluruh pemain berhasil melompat, maka tali akan diturunkan kembali sebatas lutut. Begitu seterusnya, hingga pemain merasa lelah dan berhenti bermain.

Nilai Budaya
Permainan yang disebut sebagai tali merdeka ini mengandung nilai kerja keras, ketangkasan, kecermatan dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat pemain yang berusaha agar dapat melompati tali dengan berbagai macam ketinggian. Nilai ketangkasan dan kecermatan tercermin dari usaha pemain untuk memperkirakan antara tingginya tali dengan lompatan yang akan dilakukannya. Ketangkasan dan kecermatan dalam bermain hanya dapat dimiliki, apabila seseorang sering bermain dan atau berlatih melompati tali merdeka. Sedangkan nilai sportivitas tercermin dari sikap pemain yang tidak berbuat curang dan bersedia menggantikan pemegang tali jika melanggar peraturan yang telah ditetapkan dalam permainan. (Pepeng)

Sumber:
Fakhri dan Bustami M. Lipsi. 2002. Permainan Rakyat Kabupaten Kuantan Singingi. Pekanbaru: Unri Press.

Nokia 6600

Specifications
Nokia 6600
Network2G
3G
GSM 900 / 1800 / 1900
SizeDimensions
Weight
Display
109 x 58 x 24 mm
122 gram
TFT, 65k colors
176 x 208 pixels, 2.1 inches, 35 x 41 mm (~130 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
Yes, Photocall
Yes
6 MB
MMC, 32 MB card included
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 6 (3+1/2+2 slots), 24 - 36 kbps



v1.1
Yes
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java
Symbian OS v7.0s, Series 60 v2.0 UI
104 MHz ARM 9
SMS, MMS, Email
Vibration; Downloadable polyphonic, monophonic ringtones
WAP 2.0/xHTML


Yes
VGA, 640x480 pixels
Yes
Light gray
MIDP 2.0
- Loudspeaker
- 5-way joystick navigation
- Selectable themes
- 25 voice command slots
- Voice memo
- Mono audio player
- Predictive text input
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard, Li-Ion 850 mAh (BL-5C)
Up to 150 h - 240 h
Up to 2 h - 4 h

Image: http://pective.com/pic/nokia-6600

Nokia 1100

Specifications
Nokia 1100
Network2G
3G
GSM 900 / 1800
SizeDimensions
Weight
Display
106 x 46 x 20 mm
86 gram
Monochrome graphic
96 x 65 pixels, 4 lines
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
50


DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB






FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS
Vibration; Downloadable monophonic ringtones, composer



Snake II and Space Impact+


Xpress-on covers

- Flashlight
- 2-way scroll key
- Full display screensaver
- Dynamic font size
- Softkeys
- Dynamic phonebook memory
- Editable message templates
- Predictive text input
- SMS to many
- Calculator
- Stopwatch
- Xpress-on front and back covers
- Picture messaging
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard, Li-Ion 850 mAh (BL-5C)
Up to 400 h
Up to 4 h 30 min

Image: http://images.businessweek.com/ss/05/11/cheap_phones/source/2.htm

Nokia 2300

Specifications
Nokia 2300
Network2G
3G
GSM 900 / 1800
SizeDimensions
Weight
Display
107 x 46 x 20 mm
92 gram
Monochrome graphic
96 x 65 pixels, 4 lines
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
50
10 dialed, 10 received, 10 missed calls

DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB






FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS
Vibration; Downloadable polyphonic, monophonic ringtones, composer

FM radio

Snake II, Space Impact+, and Opposite


Xpress-on covers

- Loudspeaker
- 4-way scroll key
- Predictive text input
- SMS to many
- Calculator
- Stopwatch
- Changeable front and back covers
- Picture messaging
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard, Li-Ion 850 mAh (BL-5C)
Up to 400 h
Up to 4 h 30 min

Image: http://www.fonearena.com/nokia-2300_43.html

Nokia 3200

Specifications
Nokia 3200
Network2G
3G
GSM 900 / 1800 / 1900
SizeDimensions
Weight
Display
108 x 45 x 21 mm
90 gram
CSTN, 4096 colors
128 x 128 pixels, 5 lines, 1.56 inches (~116 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
256 x 4 fields, Photo call
10 dialed, 10 received, 10 missed calls
1 MB
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 10 (4+1/3+2 slots), 32 - 48 kbps




Yes
Pop-Port
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, MMS
Vibration; Downloadable polyphonic, monophonic ringtones
WAP 2.0/xHTML
Stereo FM radio

Virtual Me, Bounce + Java
CIF, 352 x 288 pixels, night mode


Yes
- Loudspeaker
- Flashlight
- Cut-out covers
- Four-way navigation
- Wallpaper and screensavers
- 50 short messages
- 100 calendar notes
- In shared memory
- MMS, max 100 kB each
- Ringtones
- Images
- Java apps, max 64 kB each
- Voice memo
- Predictive text input
- Organizer
- Voice memo
- Image editor
- Profiles
- Personal shortcuts
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard, Li-Ion 780 mAh (BLD-3)
Up to 144 h - 288 h
Up to 2 h - 4 h

Image: http://nokiandtech.com/2011/05/28/nokia-3200/

Nokia E70

Specifications
Nokia E70
Network2G
3G
GSM 900 / 1800 / 1900
UMTS 2100
SizeDimensions
Weight
Display
117 x 53 x 22 mm
127 gram
TFT, 16M colors
352 x 416 pixels, 2.1 inches, 35 x 41 mm (~259 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
Yes, Photocall
Yes
64 MB storage, 64 MB RAM
miniSD, 64 MB card included, hotswap
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 10 (4+1/3+2 slots), 32 - 48 kbps
Class 10, 236.8 kbps
384 kbps
Wi-Fi 802.11 i/e/g, VoIP over WLAN
v1.2
Yes
Pop-Port
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java
Symbian OS 9.1, S60 3rd edition
220 MHz Dual ARM 9
SMS, MMS, Email, Instant Messaging
Vibration; Downloadable polyphonic, monophonic, MP3 ringtones
WAP 2.0/xHTML, HTML


Yes
2 MP, 1600x1200 pixels
CIF
Black, silver
MIDP 2.0
- Loudspeaker
- QWERTY keyboard
- Five-way scroll key
- Videocalling
- Push to talk
- WMV/RV/MP4/3GP video player
- MP3/WMA/WAV/RA/AAC/M4A music player
- Document viewer (Word, Excel, PowerPoint, PDF)
- Blackberry connectivity
- Predictive text input
- Voice command/memo
- Organizer
- Printing
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion 1150 mAh (BL-6C)
Up to 220 h
Up to 7 h 20 min

Image: http://www.gsmarena.com/nokia_e70-pictures-1323.php

Nokia 7390

Specifications
Nokia 7390
Network2G
3G
GSM 900 / 1800 / 1900
UMTS 2100
SizeDimensions
Weight
Display
90 x 47 x 19 mm
115 gram
TFT, 16M colors
240 x 320 pixels, 2.3 inches (~174 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
1000 entries, Photocall
20 dialed, 20 received, 20 missed calls
21 MB
microSD, up to 2GB, hotswap
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 10 (4+1/3+2 slots), 32 - 48 kbps
Class 10, 236.8 kbps
384 kbps

v2.0 with A2DP

Pop-Port
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, MMS, Email
Vibration; Downloadable polyphonic, MP3, AAC ringtones
WAP 2.0/xHTML
Stereo FM radio

Music quiz, Snake, 3D race
3.15 MP, 2048x1536 pixels, autofocus, LED flash
Yes
Bronze black, powder pink
MIDP 2.0
- Loudspeaker with stereo speakers
- External 256K colors display, 160 x 128 pixels
- Downloadable themes, wallpapers
- VGA videocall camera
- MP3/AAC/M4A/eAAC+/AAC+ player
- Predictive text input
- Organizer
- Voice memo/dial
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion BP-5M
Up to 220 h
Up to 3 h

Image: http://www.cellulardiary.com/specification/Nokia/7390

Nokia 8800 Sirocco

Specifications
Nokia 8800 Sirocco
Network2G
3G
GSM 900 / 1800 / 1900
SizeDimensions
Weight
Display
107 x 45 x 17.5 mm
138 gram
TFT, 256K colors
208 x 208 pixels, 1.7 inches, 31 x 31 mm (~173 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
1000 entries, Photocall
20 dialed, 20 received, 20 missed calls
128 MB
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 8 (4+1 slots), 32 - 40 kbps
Class 8, 236.8 kbps


v2.0 with A2DP

FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, EMS, MMS, EMail, Instant Messaging
Vibration; Downloadable polyphonic, MP3, AAC ringtones, composer
WAP 2.0/xHTML
FM radio

Yes
2 MP, 1600x1200 pixels
QCIF
Black, silver, gold edition
MIDP 2.0
- Loudspeaker
- Scratch-resistant glass protection
- Downloadable wallpapers, screensavers
- Stainless steel panels
- MP3/AAC player
- Predictive text input
- Organizer
- Voice dial
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion 700 mAh (BP-6X)
Up to 240 h
Up to 2 h 45 min

Image: http://www.gsmarena.com/nokia_8800_sirocco-pictures-1692.php

Nokia 6288


Specifications
Nokia 6288
Network2G
3G
GSM 900 / 1800 / 1900
UMTS 2100
SizeDimensions
Weight
Display
100 x 46 x 21 mm
115 gram
TFT, 256K colors
240 x 320 pixels, 2.2 inches, 35 x 45 mm (~182 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
500 x 16 fields, Photocall
20 dialed, 20 received, 20 missed calls
6 MB
miniSD, 512 MB card included, hotswap
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 10 (4+1/3+2 slots), 32 - 48 kbps
Class 10, 236.8 kbps
384 kbps

v2.0 with A2DP

v2.0, Pop-Port
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, MMS, Email, Instant Messaging
Vibration; Downloadable polyphonic, MP3 ringtones
WAP 2.0/xHTML
Stereo FM radio; Visual radio

Yes
2 MP, 1600x1200 pixels, LED flash
VGA
White, black, red, blue
MIDP 2.0
- Loudspeaker
- 4-way navi key
- Downloadable screensavers, wallpapers
- VGA videocall camera
- Push to Talk
- MP3/AAC/M4A/eAAC+ player
- Predictive text input
- Organizer
- SyncML
- Voice dial/memo
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion 1100 mAh (BP-6M )
Up to 250 h
Up to 4 h 30 min

Image: http://welectronics.com/gsm/Nokia/Nokia_6288.HTML

Nokia 6085

Specifications
Nokia 6085
Network2G
3G
GSM 850 / 900 / 1800 / 1900
SizeDimensions
Weight
Display
92 x 46 x 23 mm
84 gram
CSTN, 256K colors
128 x 160 pixels, 1.8 inches, 28 x 35 mm (~114 ppi pixel density)
MemoryPhonebook
Call records
Internal
Card slot
500 x 10 fields, Picture call
20 dialed, 20 received, 20 missed calls
4 MB
microSD, up to 2 GB
DataGPRS
EDGE
3G
WLAN
Bluetooth
Infrared port
USB
Class 10 (4+1/3+2 slots), 32 - 48 kbps
Class 10, 236.8 kbps

Wi-Fi 802.11 b/g
v2.0 with A2DP

v1.1, Pop-Port
FeaturesOS
CPU
Messaging
Ringtones
Browser
Radio
GPS
Games
Camera
Video
Colors
Java


SMS, MMS, Email, Instant Messaging
Vibration; Downloadable polyphonic, MP3, AAC ringtones
WAP 2.0/xHTML
FM radio; Visual radio

Sudoku, Galaxy Balls, 3D Golf
VGA, 640x480 pixels
Yes
Black, silver
MIDP 2.0
- Loudspeaker
- Second external mono display (96 x 68 pixels)
- Themes and wallpapers
- Push to talk
- MP3/MP4/AAC/AAC+/eAAC+/WMA player
- Predictive text input
- Organizer
- Presence enhanced contacts
- Voice dial/memo
- Clock
- Calendar
- Alarm
Battery
Stand-by
Talk time
Standard battery, Li-Ion 970 mAh (BL-5C)
Up to 240 h
Up to 5 h

Image: http://www.nokia.ca/find-products/phones/nokia-6085
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive