Sandhekala

(Cerita Rakyat Daerah Jawa Timur)

Alkisah, ada seorang randha (janda) yang tinggal bersama anak laki-lakinya bernama Sentot. Mereka tinggal di tepi sebuah hutan dengan mata pencaharian sebagai peternak kambing. Kambing-kambing yang mereka usahakan berjumlah banyak dan gemuk-gemuk. Setiap dua minggu sekali sebagian kambing mereka jual guna memenuhi kebutuhan hidup.

Oleh karena mereka tinggal di tepian hutan yang jauh dari pemukiman penduduk, hampir setiap sore Mbok Randa selalu mengingatkan Sentot agar masuk ke rumah menjelang sandhekala atau waktu senja hari tiba. Biasanya, sekali diingatkan Sentot akan langsung menurut dan masuk ke rumah mengikuti perintah Sang ibu.

Sekali waktu, karena terlalu asyik mencari belalang untuk makanan burungnya, Sentot enggan disuruh masuk. Mbok Randha kemudian memberitahu mengapa sebelum sandhekala orang harus berada di dalam rumah. Dia menjelaskan bahwa setiap senja tiba Den Bagus Sandhekala akan keluar dari sarangnya guna mencari makan. Dia gemar memakan kepala makhluk hidup, mulai dari harimau, manusia, dan bahkan anak kecil yang masih berada di luar rumah di waktu senja.

Mendengar penjelasan Sang ibu Sentoto menjadi takut setengah mati. Dia langsung berlari masuk rumah. Sampai di dalam dia mengintip melalui sela-sela dinding anyaman bambu melihat kalau-kalau Den Bagus Sandhekalau berada di sekitar rumahnya. Dia dan Mbok Randha sebenarnya tidak tahu kalau dari arah hutan ada dua makhluk yang tengah mengintai kandang kambing. Mereka adalah seekor harimau besar yang berada di sisi barat dan dua orang maling di bagian timur kandang.

Ketika anak-beranak itu telah tertidur lelap, barulah harimau keluar dari persembunyian mengendap-endap menuju kandang. Dia sebenarnya ragu karena tadi mendengar perkataan Mbok Randha tentang Den Bagus Sandhekala yang suka makan kepala harimau. Tetapi karena sudah beberapa hari tidak makan, dia tetap nekat masuk kandang kambing yang gelap tanpa penerangan. Pikirnya, setelah makan seekor dia akan lari secepatnya agar tidak bertemu Den Bagus.

Selagi harimau berada di dalam, giliran kedua pencuri yang sejak sore juga mengintai masuk kandang. Harimau yang bermata awas tentu saja terkejut setengah mati dikira yang datang adalah Den Bagus Sandhekala. Dia hanya terdiam kaku dan pasrah apabila Den Bagus Sandhekala memakan kepalanya.

Di lain pihak, dalam keadaan gelap gulita para pencuri mulai meraba-raba mencari kambing paling gemuk. Setelah beberapa saat mereka menemukan seekor yang tiga kali lipat dari ukuran kambing pada umumnya. Mereka tidak tahu kalau itu adalah harimau yang terdiam kaku ketakutan dan sudah pasrah bila kepalanya bakal dimakan. Harimau yang dikira kambing tadi lantas diikat lalu dimasukkan dalam karung.

Sampai di tengah jalan yang agak terang keduanya heran melihat kambing di dalam karung berbulu loreng. Selidik punya selidik ternyata yang dikarungi adalah seekor harimau. Mereka pun langsung membuang karung itu lalu lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Oleh karena hari masih gelap, salah seorang maling terjerembab ke dalam sebuah kakus sedangkan temannya tercebur di kolam berlumpur.

Sementara sang harimau yang ditinggalkan sejenak tertegun dan tidak mengerti mengapa Den Bagus Sandhekala membuangnya begitu saja. Setelah sadar kalau yang mamasukkannya ke dalam karung adalah manusia, dia pun hanya bisa menggerutu sambil berjalan menuju hutan. Dia lupa niat semula kalau akan mencuri kambing milik Sentot.

Diceritakan kembali oleh Gufron
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Pocong Gemoy

Archive