Loddrok adalah sebuah jenis seni pertunjukkan yang sangat populer di daerah Sumenep, Madura. Kesenian ini sering disebut juga sebagai “ajhing”, salah satu genre drama Madura yang konon mendahului loddrok. Oleh karena itu, loddrok tidak lepas dari unsur dagelan ajhing lama, seperti: permainan kata, gerak badan, dan wajah yang dihiasi dengan warna hitam dan putih.
Loddrok memiliki kemiripan dengan ludruk dan ketoprak dari Jawa. Namun, dalam pertunjukkannya bahasa yang digunakan adalah bahasa Madura. Bagi sementara orang yang tidak mengetahui secara persis tentang loddrok, seringkali berpendapat bahwa ludruk Surabaya adalah loddrok asli Madura. Padahal, ludruk Surabaya genrenya berbeda dengan loddrok. Loddrok merupakan genre dari ajhing lama Madura yang ciri lawakannya memang diwarisi loddrok. Ada yang mengklasifikasikan bahwa loddrok Madura sepadan dengan ketoprak Jawa; keduanya berdasarkan cerita raja-raja, sandiwara Madura, atau drama yang sepadan dengan ludruk Jawa. Pada umumnya mereka menggunakan ungkapan ketoprak Madura atau kadang-kadang ludruk Madura. Meskipun demikian, ketika tampil, para pelawak selalu mengajak penonton untuk “nengguh loddrok” (nonton ludruk).
Rombongan loddrok berjumlah sekitar 50 orang yang terdiri atas: pemain musik, pemain teater, pelawak, teknisi, dan sutradara. Mereka semuanya laki-laki. Peran perempuan dilakukan oleh laki-laki muda. Para pemain sekaligus adalah penyanyi. Mereka bertutur dan bernyanyi secara berselang-seling. Loddrok dipergelarkan dalam berbagai kesempatan dan tempat. Jika dipergelarkan di tempat umum (gedung pertunjukkan), para penonton diwajibkan untuk membeli karcis. Di tempat tersebut biasanya pertunjukkan dimulai pukul 21.00 WIB dan berakhir pukul 01.00 atau 02.00 WIB. Jika dipergelarkan dalam suatu khajatan (upacara perkawinan) biasanya dimulai dari pukul 21.00 WIB dan berakhir pukul 03.00 atau 04.30 WIB. Pergelaran loddrok terdiri atas: pembukaan musikal, tarian oleh dua sampai 6 orang, dua sajian lawak, dan satu pelakonan (cerita). Adapun judul lakon yang biasanya dipentaskan adalah: Lutung Kasarung, Joko Kodok, Angling Sakti, Satria Gunung Kidul, dan Pinang Mas.