Munawar Fuad Noeh

Perubahan adalah transformasi dari keadaan yang sekarang menuju keadaan yang diharapkan akan lebih baik. Perubahan dapat terjadi secara besar-besaran seperti revolusi pertanian disusul oleh revolusi industri di benua Eropa dan ada pula yang hanya berskup kecil yang dilakukan agen-agen perubahan dalam suatu masyarakat. Di daerah Bekasi ada seorang profesional yang bertindak sebagai agen tersebut. Dia, yang di media massa setempat disebut penggiat perubahan, adalah Munawar Fuad Noeh atau lengkapnya Dr. H. Munawar Fuad Noeh, Mag.

Munawar yang lebih dikenal dengan nama Bang Fuad atau Bang Kabek lahir di Bekasi pada tanggal 16 Mei 1970 dari pasangan KH Raden Noeh Inayatillah Ahmad dan Nyai Raden Hj Maskanah. Bang Fuad menempuh pendidikan awalnya di Sekolah Dasar Negeri Sukamanah di Kampung Babakan Cibarusah. Lima tahun kemudia melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Yaspia dan Madrasah Aliyah Cibogo Cibarusah. Selain itu, dia juga pernah mondok selama beberapa lama di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
 
Selama menempuh pendidikan dasar dan menengah Bang Fuad sudah mulai menunjukkan prestasi, antara lain dengan menjadi juara kedua Lomba Cerdas Cermat se-Kabupaten Bekasi (1986), Juara Pertama Lomba Cerdas Cerman mewakili Bekasi di Tingkat Jawa Barat (1988), juara nominasi Lomba Karya Tulis Ilmiah Santri Tingkat Nasional (1988), dan Juara Pertama Lomba Pidato Pemuda se-Kabupaten Bekasi (1989).

Usai menempuh pendidikan menengah atas, Bang Fuad melanjutkan ke perguruan tinggi guna menempuh jenjang Strata 1. Setelah lulus, dia melanjutkan lagi di Pasca Sarjana IAIN Jakarta (1998) dalam bidang studi Islam dan Tata Negara. Bahkan tidak hanya Strata 1 dan 2 saja yang ditempuhnya, melainkan juga Strata 3 di University Malaya, Malaysia, dengan riset berjudul “Peranan Kyai Dalam Pemilu Presiden 2004: Studi Kasus Jawa Timur”. Hasil riset tersebut kemudian dipublikasikan dalam bentuk sebuah buku berjudul “Kyai Di Panggung Pemilu Presiden: Dari Kyai Khos sampai Kyai High Cost”.

Pria yang menikah dengan Dra. Hj. Ariyana Wahidah (putri KH. Muhammad Thahir dan Nyai Hj. Tazkiyah Thahir) dan dikaruniai empat orang anak (R. Ahela Shindy Farica, R. Arsya Millenio Fuad, Farah Najwa Madiena, dan Muhammad Kaisar Khan) ini pernah mendapat kepercayaan sebagai Asisten Bidang Sosial Engineering (Hubungan Kelembagaan dan Sosial) dari tahun 1999 hingga 2012.

Di antara masa tersebut Bang Fuad juga dipercaya mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (saat menjadi Mentamben) sebagai Alhi Pemberdayaan Persepsi Publik Menteri Pertambangan dan Energi. Adapun tugasnya terkait dengan pemberdayaan masyarakat, media relation, dan eksternal relation dari Kementerian Pertambangan dan Energi beserta BUMN yang berada di bawahnya seperti Pertamina, Aneka Tmbang, PLN, PT Timah, dan lain sebagainya.

Berkat kompetensi, profesionalisme serta pengalamannya, tahun 2004 Bang Fuad masih dipercaya oleh SBY menjadi staf khusus kandidat presiden yang menangani pengelolaan hubungan dan penggalangan aspirasi politik umat Islam dan lintas agama secara nasional. Bang Fuad dianggap mampu berinteraksi secara luas karena memiliki basis sosio-kultural dengan kalangan pesantren dan tokoh-tokoh lintas agama sehingga diharapkan dapat ikut membangun komunikasi yang kuat guna menata berbagai agenda strategis dalam kerangka pemberdayaan pesantren, perdesaan, dan pembangunan secara lebih terarah dan menyeluruh. Tahun berikutnya, dia bekerja sebagai staf khusus Menteri Komunikasi dan Informasi Dr. H. Sofyan A Djalil.
Selain berkutat dalam dunia konsultan, Bang Fuad juga aktif dalam keorganisasian tingkat nasional maupun internasional, di antaranya: Pimpinan Pusat Ansor yang membidangi Hubungan Luar Negeri dan Media Komunikasi (2000-2005); Sekretaris Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (2012-2017); Wakil Bendahara LTNU (Lajnah Taklif Wan Nashr)/ Badan Informasi, Komunikasi dan Publikasi PBNU (2015-2020); Ketua Departemen Kajian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan di Majelis Pengurus Pusat ICMI (2015-2020); Anggota Komisi Riset dan Pengembangan MUI Pusat (2015-2020); penasihat bidang perekonomian BUMDES, pimpinan pusat Parade Nusantara sejak 2015-sekarang; Vice President Pemuda Asia (The Asian Youth Coincil) di Korea selatan periode 2008-2011); Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) periode 2005-2008; Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (2005-2010); President Global Common Society (GCS) International Indonesia Chapter (2003-2005); Wakil Sekretaris Jenderal SAMYO (South East Asia Muslim Youth Organization – Organisasi Pemuda Muslim Asia Tenggara); dan Direktur Program Workshop dan Pelatihan The New Generaton of Religious Leaders di berbagai daerah Indonesia.

Seabreg jabatan tersebut tentu saja membuat Bang Fuad menjadi orang super sibuk, baik di dalam maupun luar negeri. Di kancah internasional dia pernah menghadiri berbagai macam seminar dan workshop, di antaranya: sebagai narasumber, pembicara, dan peserta dialog antarbangsa untuk misi perdamaian dan diplomasi di New Zaelan, Turki, dan Korea Selatan; penceramah dalam The New Asian African’s Strategic Partnership di India, Sri Lanka, dan China; memimpin delegasi pemuda Indonesia dalam Forum Dialog Pemuda Malaysia-Indonesia di Selangor, Malaysia; memimpin delegasi dan mempresentasikan pemikirannya tentang pemuda dan entrepreneurship dalam forum pertemuan pemuda Asia di Beijing; kunjungan kenegaraan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Afrika Selatan; memimpin delegasi pemuda NU untuk sebuah kunjungan kebudayaan dan persahabatan di Jepang; narasumber acara Voice of America dengan presentasi tentang pengembangan tradisi keagamaan moderat melawan terorisme; peserta Forum Indonesia-Australia untuk mengikuti berbagai diskusi lintas agama; mewakili delegasi pemuda Indonesia dalam Forum Konvensi Pemuda Dunia di Thailand; dan lain sebagainya.

Namun, walau memiliki segudang kegiatan, Bang Fuad masih juga sempat melahirkan berbagai karya tulis intelektual yang dipublikasikan secara luas. Adapun karya tulis tersebut, di antaranya adalah: Kyai di Panggung Pemilu Presiden: Substansialisasi Hukum Islam dalam Hukum Pertanahan di Indonesia (1994); 99 Alasan Memilih SBY for President (sby.com, 2009); 31 Alasan Memenangkan Partai Demokrat (sby.com, 2009); Islam dan Gerakan Moral Anti Korupsi (1997); Islam di Abad 21 (1998); Masalah Korupsi di Indonesia: Respons Cendekiawan Muslim (1998); Menembus Batas; Lintas Agama, Budaya, dan Bangsa (1999); Susilo Bambang Yudhoyono: Mengatasi Krisis Menyelamatkan Reformasi (1999); Jejak Setapak Saifullah Yusuf (2000); Menghidupkan Ruh Pemikiran KH. Ahmad Siddiq (2000); Dua yang Satu: Nu-Muhammadiyah (2003); Bersaksi di Tengah Badai; Jenderal Wiranto (2004); SBY dan Islam (2004); Kebangsaan-Keislaman SBY (2004); Ziarah Nurani SBY (2005); Kyai di Republik Maling (2005); Tentara Berkarakter dan Profesional: Jelang Pelantikan Pangkostrad (catatan kritis Munawar Fuad, 2006); Mengelola Pemuda Pelopor Perdamaian (2007); Indonesia Today: The Characteristic Indonesian Muslim (2007); Menegakkan Daulat dan Martabat Bangsa (2008); Awakening the Giant: Membangunkan Negeri Raksasa yang Tertidur (2009); Mahligai Cinta Firdaus, Ketika Rasul Membelaiku (Novel, 2009); Pesona Ibu Negara: Hj. Kristiani Herrawati (2009); Terbanglah ke Angkasa Anakku (2011), Sahabat, Salam Indonesia, Bunga Rampai SMS Dr. Darwin Zahedi Saleh (2007-2011); Dari Kyai Khos sampai Kyai High Cost (2014); serta puluhan artikel yang dipublikasikan di media massa (Kompas, Media Indonesia, Gatra, Tempo, Republika, Suara Pembaruan, dan lain sebagainya).

Sementara di kampung halaman sendiri, kiprah serta pengabdian sosial Bang Fuad juga tidak kalah banyaknya. Di daerah Cibarusah misalnya, sejak tahun 1994 hingga sekarang menggantikan Sang ayah menjadi Direktur Pesantren Al Quran Ash-Shulaha yang bergerak di bidang keagamaan, sosial, pendidikan, dan pembinaan mental remaja. Oleh Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi dia diangkat menjadi Sekretaris Majelis Adat Kabupaten Bekasi (2016-2021). Kemudian, mendapat amanah pula sebagai Syuriah NU Kabupaten Bekasi, Pengurus Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi, Dewan Pertimbangan KADIN Kabupaten Bekasi, dan Ketua Umum Yayasan Masjid Al Mujahidin Cibarusah.

Peran lainnya adalah sebagai penggagas dan Ketua Dewan Pembina GSA Foundation (Yayasan Silih Asah Asih Asuh Bekasi), Ketua Dewan Pembina LSM Aliansi Masyarakat Bekasi (2012-2017), Ketua Dewan Pembina LSM Gempal (Gerakan Masyarakat Peduli Alam dan Lingkungan), Ketua Panitia Pemilihan Daerah (PPD II) Pemilu Legislatif 1999; Direktur Eksekutif Asosiasi Forum Investor Bekasi; dan penggagas berdirinya Bekasi Industri Society Association atau Lembaga Kemitraan Masyarakat Industri Bekasi yang bertujuan mengembangkan kerjasama dan hubungan baik antarpemangku kepentingan di lingkungan masyarakat industri di Bekasi.

Foto: https://www.facebook.com/moonmf1203/
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive