Payung geulis merupakan salah satu kerajinan khas sekaligus ikon Kota Tasikmalaya yang telah diproduksi sejak zaman Belanda hingga sekarang. Payung ini sama seperti payung-payung lainnya yaitu sebagai alat pelindung tubuh yang biasanya dibuat dari kain atau kertas diberi bertangkai dan dapat dilipat-lipat. Namun, payung geulis hanya dapat digunakan sebagai pelindung dari terik sinar matahari karena dia mempunyai fungsi lain yaitu sebagai aksesori penampilan para mojang Tasikmalaya. Bahkan, saat ini penggunaan payung geulis telah beralih fungsi menjadi hiasan dan alat peraga pada acara-acara kesenian tradisional, pintu utama hotel-hotel serta perkantoran di seputaran Kota dan Kabupaten Tasikmalaya.
Lapisan penutup payung geulis terbuat dari kertas atau kain yang akan tembus atau meresap apabila terkena air. Oleh karena itu, tidak cocok atau tidak dapat digunakan sebagai pelindung dari terpaan air hujan. Bagian rangkanya dari bambu yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menyangga penutup payung. Sedangkan tangkainya dari bahan kayu bulat licin agar penyangga dapat mudah di turun-naikkan.
Adapun proses pembuatanya diawali dengan memotong bambu menjadi bilah-bilah kecil untuk dijadikan sebagai rangka payung. Selanjutnya, membuat bagian tangkai dari bahan kayu yang diampelas hingga berbentuk silinder licin. Tahap berikutnya memasang kain atau kertas sebagai penutup payung dengan bagian tengah dipasang benang berwarna-warni agar terlihat lebih menarik lalu dijemur di bawah sinar matahari selama 1-2 hari. Proses terakhir, pada lapisan penutup yang terbuat dari kertas atau kain dilakukan proses pewarnaan dan pelukisan motif bunga, ornamen, atau bergantung pesanan.
Di Kota Tasikmalaya sedikitnya ada 4 unit usaha payung geulis dengan total bekerja berjumlah 37 orang. Seluruhnya terpusat di Kecamatan Indihiang. Hasil produksi payung geulis di kecamatan ini mencapai nilai sekitar 350 juta rupiah per tahunnya. Sedangkan harga jual payungnya sendiri bervariasi bergantung besar-kecilnya ukuran. Untuk ukuran besar dijual dengan harga Rp.65.000, ukuran sedang Rp.55.000, dan ukuran kecil sekitar Rp. 35.000.
Lapisan penutup payung geulis terbuat dari kertas atau kain yang akan tembus atau meresap apabila terkena air. Oleh karena itu, tidak cocok atau tidak dapat digunakan sebagai pelindung dari terpaan air hujan. Bagian rangkanya dari bambu yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menyangga penutup payung. Sedangkan tangkainya dari bahan kayu bulat licin agar penyangga dapat mudah di turun-naikkan.
Adapun proses pembuatanya diawali dengan memotong bambu menjadi bilah-bilah kecil untuk dijadikan sebagai rangka payung. Selanjutnya, membuat bagian tangkai dari bahan kayu yang diampelas hingga berbentuk silinder licin. Tahap berikutnya memasang kain atau kertas sebagai penutup payung dengan bagian tengah dipasang benang berwarna-warni agar terlihat lebih menarik lalu dijemur di bawah sinar matahari selama 1-2 hari. Proses terakhir, pada lapisan penutup yang terbuat dari kertas atau kain dilakukan proses pewarnaan dan pelukisan motif bunga, ornamen, atau bergantung pesanan.
Di Kota Tasikmalaya sedikitnya ada 4 unit usaha payung geulis dengan total bekerja berjumlah 37 orang. Seluruhnya terpusat di Kecamatan Indihiang. Hasil produksi payung geulis di kecamatan ini mencapai nilai sekitar 350 juta rupiah per tahunnya. Sedangkan harga jual payungnya sendiri bervariasi bergantung besar-kecilnya ukuran. Untuk ukuran besar dijual dengan harga Rp.65.000, ukuran sedang Rp.55.000, dan ukuran kecil sekitar Rp. 35.000.