Cip dor adalah permainan seperti kucing-kucingan. Permainan ini biasanya disenangi oleh anak perempuan. Mereka yang terlibat dalam permainan tersebut lebih dari empat orang. Tempat yang digunakan untuk bermain cip dor harus luas agar anak-anak dapat berlari dengan leluasa.
Cara bermain cip dor dimulai dengan mencari siapa yang akan menjadi kucingnya. Baru kemudian yang lainnya berlari menghindari kejaran kucing. Kalau sudah sulit untuk menghindari kejaran kucing, pemain dapat berhenti sambil mengucapkan kata “cip”. Dia berdiri seperti patung dengan kedua belah tangan dilipat mengilang di dada. Dia tidak boleh bergerak sebelum ditepuk atau disentuh oleh temannya yang sedang bebas berlari sambil mengucapkan “dor”.
Pergantian pemain dilakukan jika seseorang yang dikejar kucin tertangkap tanpa sempat mengucapkan “cip”. Cara lainnya adalah jika yang dikejar kucing sudah menyatakan “cip” semuanya. Dengan demikian, dia yang paling dulu menyebutkan “cip” yang akan menjadi kucingnya.
Sumber:
Sucipto, Toto, dkk,. 2003. Kebudayaan Masyarakat Lampung di Kabupaten Lampung Timur. Bandung: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung.
Cara bermain cip dor dimulai dengan mencari siapa yang akan menjadi kucingnya. Baru kemudian yang lainnya berlari menghindari kejaran kucing. Kalau sudah sulit untuk menghindari kejaran kucing, pemain dapat berhenti sambil mengucapkan kata “cip”. Dia berdiri seperti patung dengan kedua belah tangan dilipat mengilang di dada. Dia tidak boleh bergerak sebelum ditepuk atau disentuh oleh temannya yang sedang bebas berlari sambil mengucapkan “dor”.
Pergantian pemain dilakukan jika seseorang yang dikejar kucin tertangkap tanpa sempat mengucapkan “cip”. Cara lainnya adalah jika yang dikejar kucing sudah menyatakan “cip” semuanya. Dengan demikian, dia yang paling dulu menyebutkan “cip” yang akan menjadi kucingnya.
Sumber:
Sucipto, Toto, dkk,. 2003. Kebudayaan Masyarakat Lampung di Kabupaten Lampung Timur. Bandung: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung.