Burak Siluman

Pengarang : Moh. Ambri
Penerbit : Rahmat Cijulang Cetakan I Tahun 1932, Cetakan II tahun 1966, Cetakan III tahun 2000

Ringkasan Cerita
Di sebuah Kampung bernama Pakemitan hiduplah seorang bernama Ijem. Di sana ia tinggal dengan keluar-ganya. Pada suatu hari Ijem dan ibunya membicarakan Nyi Ewi, tetangganya. Nyi Ewi pinsan dalam upacara perni-kahannya dan sakitnya tidak bisa disembuhkan. Para tetang-ga menghubungkan penyakit Nyi Ewi dengan cerita tentang "Burak", yaitu sejenis makhluk halus yang dipercaya masya-rakat masih ada.

Cerita yang dituturkan oleh seorang tokoh tersebut adalah sebagai berikut:
Konon zaman dahulu di Pangalengan hidup keluarga peladang yang terdiri atas sepasang suami istri dan seorang anak perempuannya bernama Nyi Asmanah. Nyi Asmanah kecil yang menggemaskan karena kelucuannya tumbuh menjadi seorang remaja putri yang cantik jelita. Ketika usianya menginjak 16 tahun, ia dibawa oleh kedua orang tuanya memenuhi undangan pernikahan di kampung lain. Waktu itu tuan rumah menanggap wayang. Nyi Asmanah yang duduk di barisan paling depan menyaksikan pertun-jukan wayang tersebut hingga selesai. Ia sangat terpesona oleh tokoh Arjuna dalam pertunjukan wayang tersebut. Sejak menonton pertunjukan wayang itu sosok Arjuna selalu hadir dalam pikiran dan mimpinya.

Sementara itu, kehadiran Nyi Asmanah di tengah keramaian pertunjukan wayang telah membuat banyak pemuda menaruh hati kepadanya. Di antaranya ada empat orang pemuda yang memberanikan diri datang ke rumahnya dan menginap. Mereka berpura-pura sedang dalam perja-lanan. Akan tetapi tidak seorang pun dari mereka yang berhasil memikat hati Nyi Asmanah. Setelah keempat pemuda tersebut, datang pula seorang pemuda dengan orang tuanya bermaksud melamar Nyi Asmanah. Nyi Asmanah menolaknya. Cintanya kepada Arjuna menyebabkan tertutup hatinya untuk semua laki-laki.

Akan halnya laki-laki yang menjadi tambatan hati-nya, yang selama ini dirahasiakan kepada semua orang, termasuk kedua orang tuanya, akhirnya terbuka ketika ibunya mendesak dengan berbagai pertanyaan. Nyi Asmanah mengutarakan tekadnya kepada ibu dan bapaknya untuk tidak menikah dengan siapa pun kecuali dengan Arjuna. Keinginan Nyi Asmanah tersebut tentu saja mengejutkan kedua orang tuanya.

Belum habis rasa terkejut kedua orang tuanya, pada suatu hari Nyi Asmanah kedapatan telah pergi dari rumahnya. Mereka terutama ayahnya mencari dan terus mencari dengan berbagai upaya, namun tidak berhasil juga. Menginjak bulan ketujuh, di suatu sore pintu rumah orang tua Nyi Asmanah ada yang mengetuk dan memanggil-manggil. Ketika dibuka, mereka terperanjat karena tamunya seorang perempuan yang sedang hamil dan wajahnya mirip dengan Nyi Asmanah. Namun mereka masih diliputi keraguan karena penampilan perempuan tersebut seperti orang kaya dan membawa beberapa orang pengawal.

Keraguan orang tua Nyi Asmanah berubah menjadi tangisan ketika perempuan tersebut mengaku sebagai anak-nya, Nyi Asmanah yang hilang. Nyi Asmanah menceritakan sejak kepergiannya dari rumah hingga masuk ke dunia siluman. Ketika berada di dunia siluman ia disuruh mandi di jamban larangan sehingga wujudnya berubah menjadi Nyai Putri Mayang Gading. Sekarang ia bisa menemui kedua orang tuanya namun terikat janji tidak melebihi waktu tengah malam karena harus kembali ke dunia siluman. Tidak terasa pertemuan tersebut sudah melewati batas, Nyi Asmanah bergegas kembali diantar kedua orang tuanya, tetapi wujud Nyi Asmanah tiba-tiba menghilang. Yang ter-tinggal hanya suaranya yang mengucapkan kata penyesalan kepada kedua orang tuanya bahwa ia tidak bisa kembali ke dunia siluman dan tidak pula ke dunia manusia karena telah melanggar janji.

Selanjutnya anak yang dikandung Nyi Asmanah lahir dan tumbuh menjadi seorang pemuda tampan yang disebut Burak, tetapi telapak kakinya seperti telapak kaki kuda. Konon Burak tersebut suka mengganggu pengantin perempuan dan perawan yang berkeliaran menjelang malam.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive