Letak dan Keadaan Alam
Kabupaten Bandung merupakan satu dari delapan belas kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten yang merupakan daerah penyangga ibukota Provinsi Jawa Barat ini secara geografis sebelah utara berbatasan dengan Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi; sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut; sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat; dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut. Wilayahnya tidak hanya berada di kaki tapi juga di lereng gunung, sehingga tidak hanya berupa dataran rendah semata, tetapi juga dataran tinggi atau berbukit-bukit. Sedangkan luasnya sekitar 1.762,4 km² dengan titik koordinat 6° 41’ – 7° 19’ Lintang Selatan dan 107° 22’ – 108° 50’ Bujur Timur.
Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan yang mencakup 10 kelurahan serta 280 desa. Ke-31 kecamatan itu beserta luasnya adalah sebagai berikut: (1) Kecamatan Ciwidey beribukota di Lebakmuncang terdiri atas 7 desa seluas 48,47 km² (2,75%); (2) Kecamatan Rancabali beribukota di Patengan terdiri atas 5 desa seluas 148,37 km² (8,42%); (3) Kecamatan Pasirjambu beribukota di Pasirjambu terdiri atas 10 desa seluas 239,58 km² (13,59%); (4) Kecamatan Cimaung beribukota di Cipinang terdiri atas 10 desa seluas 55 km² (3,12%); (5) Kecamatan Pangalengan beribukota di Pangalengan terdiri atas 13 desa seluas 195,41 km² (11.09%); (6) Kecamatan Kertasari beribukota di Ciberureum terdiri atas 8 desa seluas 152,07 km² (8,63%); (7) Kecamatan Pacet beribukota di Cikitu terdiri atas 13 desa seluas 91,94 km² (5,22%); (8) Kecamatan Ibun beribukota di Ibun terdiri atas 12 desa seluas 54,57 km² (3,10%); (9) Kecamatan Paseh beribukota di Tangsimekar terdiri atas 12 desa seluas 51,03 km² (2,90%); (10) Kecamatan Cikancung beribukota di Cikancung terdiri atas 9 desa seluas 40,14 km² (2,28%); (11) Kecamatan Cicalengka beribukota di Cicalengka terdiri atas 12 desa seluas 35,99 km² (2,04%); (12) Kecamatan Nagreg beribukota di Ganjarsabar terdiri atas 8 desa seluas 49,30 km² (2,80%); (13) Kecamatan Rancaekek beribukota di Rancaekek Wetan terdiri atas 14 desa dan 1 kelurahan seluas 45,25 km² (2,57%); (14) Kecamatan Majalaya beribukota di Majasetra terdiri atas 11 desa seluas 25,36 km² (1,44%); (15) Kecamatan Solokanjeruk beribukota di Solokanjeruk terdiri atas 7 desa seluas 24,01 km² (1,35%); (16) Kecamatan Ciparay beribukota di Pakutandang terdiri atas 14 desa seluas 46,18 km² (2,62%); (17) Kecamatan Baleendah beribukota di Baleendah terdiri atas 8 desa dan 5 kelurahan seluas 41,56 km² (2,36%); (18) Kecamatan Arjasari beribukota di Patrolsari terdiri atas 11 desa seluas 64,98 km² (3,69%); (19) Kecamatan Banjaran beribukota di Banjaran terdiri atas 11 desa seluas 42,92 km² (2,44%), (20) Kecamatan Cangkuang beribukota di Ciluncat terdiri atas 7 desa seluas 24,61 km² (1,40%); (21) Kecamatan Pameungpeuk beribukota di Sukasari terdiri atas 6 desa seluas 14,62 km² (0,83%); (22) Kecamatan Ketapang beribukota di Sangkanhurip terdiri atas 7 desa seluas 15,72 km² (0,89%); (23) Kecamatan Soreang beribukota di Soreang terdiri atas 10 desa seluas 25,52 km² (1,45%); (24) Kecamatan Kutawaringin beribukota di Jatisari terdiri atas 11 desa 47,30 km² (2,68%); (25) Kecamatan Margaasih beribukota di Margaasih terdiri atas 6 desa seluas 18,35 km² (1,04%); (26) Kecamatan Margahayu beribukota di Sukamenak terdiri atas 5 desa dan 1 kelurahan seluas 10,54 km² (0,60%); (27) Kecamatan Dayeuhkolot beribukota di Citeureup terdiri atas 6 desa dan 1 kelurahan seluas 11,03 km² (0,63%); (28) Kecamatan Bojongsoang beribukota di Bojongsoang terdiri atas 6 desa seluas 27,81 km² (1,58%); (29) Kecamatan Cileunyi beribukota di Cileunyi terdiri atas 6 desa seluas 31,58 km² (1,79%); (30) Kecamatan Cilengkrang beribukota di Jatiendah terdiri atas 6 desa seluas 30,13 km² (1,71%); dan Kecamatan Cimenyan beribukota di Cimenyan terdiri atas 9 desa serta 2 kelurahan dengan las 53,08 km persegi (3,01%) (BPS Kabupaten Bandung, 2020).
Topografi Kabupaten Bandung bervariasi mulai dari dataran sedang hingga tinggi (perbukitan dan pegunungan). Dataran sedang dengan ketinggian 500-900 meter dari permukaan air laut menempati hampir seluruh wilayah, di antaranya: Cimaung, Pacet, Ibun, Paseh, Cikancung, Cicalengka, Nagreg, Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk, Ciparay, Baleendah, Ariasari, Banjaran, Cangkuang, Pameungpeuk, Katapang, Soreang, Kutawaringin, Margaasih, Margahayu, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Cileunyi, Cilengkrang, dan Cimenyan. Sedangkan dataran di atas 1.001 meter dari permukaan air laut di antaranya: Ciwidey, Rancabali,. Pasirjambu, Pangalengan, dan Kertasari.
Iklim yang menyelimutinya sama seperti daerah lain di Indonesia, yaitu tropis yang ditandai oleh adanya dua musim, penghujan dan kemarau. Musim penghujan biasanya dimulai pada bulan Oktober - Maret, sedangkan musim kemarau biasanya dimulai pada bulan April - September. Curah hujan rata-rata 179 milimeter per tahun. Sedangkan, temperaturnya rata-rata 20°-31° Celcius. Sesuai dengan iklimnya yang tropis maka flora yang ada di sana pada umumnya sama dengan daerah-daerah lain di Indonesia, seperti: jati, kelapa, bambu, tanaman buah (seperti rambutan, manggis, duku, kopi, dan durian), padi, dan tanaman palawija (jagung, kedelai, singkong, dan mentimun). Fauna yang ada di wilayah kabupaten ini seperti yang biasa diternakan oleh masyarakat di Indonesia pada umumnya.
Pemerintahan
Struktur organisasi pemerintahan tertinggi di Kabupaten Bandung dipegang oleh seorang Bupati yang bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jawa Barat. Bupati menjalankan pemerintahan dengan tugas-tugas meliputi bidang pemerintahan, ketentraan dan ketertiban, kesejahteraan masyarakat, sosial politik. Agama, tenaga kerja, pendidikan, kepemudaan dan olahraga, kependudukan, perekonomian, dan pembangunan fisik prasarana lingkungan, serta bidang-bidang lain yang ditetapkan oleh Gubernur Jawa Barat.
Dalam menjalankannya Bupati dibantu oleh Inspektorat Daerah (PPID) dan Sekretariat Daerah. Sekretariat Daerah terdiri atas: Bagian Pemberdayaan, Bagian Hukum dan HAM, Bagian Humas dan Protokol, Bagian Kerjasama dan Otonomi Daerah, Baian Kesejahteraan Rakyat, Bagian Organisasi, Bagian Pembangunan, Bagian Pengasaan Barang/Jasa, Bagian Perekonomian, Bagian Program dan Keuangan, Bagian Tata Pemerintahan, dan Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga. Selain itu ada pula dinas-dinas yang menjalankan peran tertentu dalam menunjang roda pemerintahan daerah, di antaranya: Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Dinas Pemuda dan Olah Raga, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Dinas Kebakaran, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Dinas Penanaman Modal dan PTSP, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik, serta Dinas Arsip dan Perpustakaan.
Para aparatur bekerja dalam satu kerangka visi dan misi yang sama untuk kemajuan Kabupaten Bandung. Visi tersebut adalah “Memantapkan Kabupaten Bandung yang maju, mandiri, dan berdaya saing, melalui tata kelola pemerintahan yang baik dan sinergi pembangunan perdesaan, berlandaskan religius, kultural dan berwawasan lingkungan”. Visi itu dijadikan sebuah misi yang harus dilaksanakan atau diemban agar seluruh anggota organisasi dan pihak yang berwenang dapat mengetahui dan mengenal keberadaan serta peran Kabupaten Bandung dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah. Adapun misinya adalah: (a) peningkatan kualitas SDM; (b) menciptakan pembangunan ekonomi yang berdaya saing; (c) mewujudkan pembangunan infrastruktur dasar terpadu tata ruang wilayah; (d) meningkatkan kualitas lingkungan hidup; dan (e) mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (bandungkab.go.id).
Dan, sama seperti daerah lain di Indonesia, Kabupaten Bandung juga memiliki logo sebagai bagian dari identitas wilayah. Adapun logo Kabupaten Bandung dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu: (a) Bagian pertama yang berada di kanan atas berlatar kuning emas dengan gambar Gunung Takuban Perahu berwarna hijau melambangkan Kabupaten Bandung termasyhur karena tanahnya yang subur di daerah bergunung-gunung; (b) Bagian melintang bergerigi berbentuk bendungan kokoh berwarna hitam melambangkan masyarakat Kabupaten Bandung memiliki pendirian yang kokoh dan kuat membendung hawa nafsu; (c) Pohon kina berwarna hijau berlatar belakang merah melambangkan di Kabupaten Bandung kaya akan air karena dilintasi oleh dua buah sungai besar (Citarum, Cikapundung) serta memiliki sejumlah danau/situ (Patengang, Cileunca, Lembang, Ciburuy); dan (d) Perisai bertulis “Repeh Rapih Kertaraharja” yang berarti Suasana kehidupan yang aman tentram (Repeh), Suasana kehidupan yang rukun tertib dalam lingkungan yang bersih, sehat, asri (Rapih), dan Tatanan kehidupan yang sejahtera lahir batin secara seimbang, serasi, adil, dan merata (Kertaraharja) (bandungkab.go.id).
Kependudukan
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Bandung (sensus tahun 2019) penduduk Kabupaten Bandung berjumlah 3.717.291 jiwa, dengan jumlah Kelapa Keluarga (KK) 819.413. Jika dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, maka jumlah penduduk laki-laki mencapai 1.911.189 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan mencapai 1.864.090 jiwa. Para penduduk ini tersebar di 31 kecamatan, yaitu: Ciwidey dihuni oleh 82.552 jiwa; Rancabali dihuni oleh 53.753 jiwa; Pasirjambu 90.760 jiwa; Cimaung 83.800 jiwa; Pangalengan 157.660 jiwa; Kertasari 74.076 jiwa; Pacet 115.802 jiwa; Ibun 87.042 jiwa; Paseh 138.309 jiwa; Cikancung 96.897 jiwa; Cicalengka 126.305 jiwa; Nagreg 55.777 jiwa; Rancaekek 193.944 jiwa; Majalaya 174.114 jiwa; Solokanjeruk 89.036 jiwa; Ciparay 174.378 jiwa; Baleendah 274.744 jiwa; Arjasari 105.026 jiwa; Banjaran 132.830 jiwa; Cangkuang 79.231 jiwa; Pameungpeuk 81.316 jiwa; Katapang 134.187 jiwa; Soreang 122.941 jiwa; Kutawaringin 105.306 jiwa; Margaasih 161.684 jiwa; Margahayu 137.452 jiwa; Dayeuhkolot 127.772 jiwa; Bojongsoang 130.091 jiwa; Cileunyi 209.488 jiwa; Cilengkrang 55.816 jiwa; serta Kecamatan Cimenyan dihuni oleh 123.199 jiwa (BPS Kabupaten Bandung, 2020).
Jika dilihat berdasarkan golongan usia, penduduk yang berusia 0-4 tahun ada 388.537 jiwa (laki-laki 198.196 jiwa dan perempuan 190.341 jiwa), kemudian yang berusia 5-9 tahun ada 376.401 jiwa (laki-laki 191.971 jiwa dan perempuan 184.430 jiwa), berusia 10-14 tahun ada 352.613 jiwa (laki-laki 179.011 jiwa dan perempuan 173.602 jiwa), berusia 15-19 tahun ada 347.133 jiwa (laki-laki 175.943 jiwa dan perempuan 171.190 jiwa), berusia 20-24 tahun ada 322.390 jiwa (laki-laki 163.485 jiwa dan perempuan 158.905 jiwa), berusia 25-29 tahun ada 325.913 jiwa (laki-laki 164.671 jiwa dan perempuan 161.242 jiwa), berusia 30-34 tahun ada 330.863 jiwa (laki-laki 164.671 jiwa dan perempuan 161.242 jiwa), berusia 35-39 tahun ada 301.184 jiwa (laki-laki 152.028 jiwa dan perempuan 149.156 jiwa), berusia 40-44 tahun ada 259.594 jiwa (laki-laki 133.139 jiwa dan perempuan 126.455 jiwa), berusia 45-49 tahun ada 215.073 jiwa (laki-laki 110.193 jiwa dan perempuan 104.880 jiwa), berusia 50-54 tahun ada 170.654 jiwa (laki-laki 87.426 jiwa dan perempuan 83.228 jiwa), berusia 55-59 tahun ada 135.164 jiwa (laki-laki 69.501 jiwa dan perempuan 65.663 jiwa), berusia 60-64 tahun ada 88.377 jiwa (laki-laki 45.475 jiwa dan perempuan 42.902 jiwa), dan berusia 65 tahun ke atas ada 161.383 (laki-laki 74.780 jiwa dan perempuan 86.603 jiwa) dari jumlah total penduduk. Ini menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Bandung sebagian besar berusia produktif.
Mata Pencaharian
Jenis-jenis mata pencaharian yang digeluti oleh masyarakat Kabupaten Bandung sangat beragam, di antaranya: pegawai negeri di berbagai instansi pemerintah, seperti: kabupaten, kelurahan, kecamatan, pemerintah daerah, dan lain sebagainya (16.796 orang). Kemudian, ada juga yang berusaha sendiri/own account worker (329.813 orang), berusaha dibantu buruh tidak tetap/employer assisted by temporary worke (156.164 orang), berusaha dibantu buruh tetap/employer assisted permanent worker (46.096 orang), buruh/karyawan (909.107 orang), pekerja bebas di pertanian/agriculture free time worker (63.944 orang), pekerja bebas non pertanian/non agriculture free tima worker (92.919 orang), pekerja tak dibayar/unpaid worker (90.163 oranng), dan lain sebagainya.
Para pekerja yang mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian, baik sebagai pemilik maupun pekerja bebas (agriculture free time worker), mengusahakan berbagai macam tanaman guna dipasarkan ke berbagai daerah. Tanaman tersebut diantaranya adalah: bawang merah seluas 5.288 ha dengan produksi sebanyak 621.001 ton; jagung seluas 18.774 ha; cabai seluas 2.168 ha (434.261 ton); kentang seluas 3.902 ha (816.543 ton); kubis seluas 4.286 ha (978.130 ton); petsai seluas 3.811 ha (789.006 ton); tomat seluas 1.432 ha (738.864 ton); wortel seluas 2.350 ha (485.646 ton); melon seluas 24 ha (ton); paprika seluas 4 ha (ton); semangka seluas 1 ha (ton), stroberi seluas 22h ha (ton); terung seluas 306 ha (ton); bawang daun seluas 3.772 ha (ton); bawang putih seluas 286 ha (ton); bayam seluas 128 ha (ton); blewah seluas 2 ha (ton); buncis seluas 477 ha (ton); cabai rawit seluas 1.220 ha (ton); kacang merah seluas 702 ha (ton); kacang panjang seluas 173 ha (ton); kangkung seluas 250 ha (ton); kembang kol seluas 370 ha (ton); mentimun seluas 589 ha (ton); labu siam seluas 408 ha (ton); lobak seluas 440 ha (ton); jahe seluas 220.028 m2 (535.469 kg), dan laos/lengkuas seluas 33..693 m2 dengan hasil produksi sejumlah 104.781 kg.
Pendidikan dan Kesehatan
Sebagai sebuah daerah yang dekat dengan ibu kota provinsi, Kabupaten Bandung tentu saja memiliki sarana pendidikan dan kesehatan yang memadai bagi masyarakatnya. Adapun sarana pendidikan yang terdapat di kabupaten ini adalah: 354 buah Taman Kanak-kanan (TK) dengan jumlah siswa sebanyak 22.408 orang dan 1.483 tenaga pengajar; 754 buah Raudatul Atfah (RA) dengan jumlah siswa sebanyak 32.359 orang dan 3.019 orang tenaga pengajar; 1.406 buah Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah siswa sebanyak 366.582 orang dan 14.044 orang tenaga pengajar; 216 buah Madrasah Ibtidaiyah dengan jumlah siswa sebanyak 35.054 orang dan 2.052 orang tenaga pengajar; 322 buah Sekolah Menengah Pertama dengan jumlah siswa 135.700 orang dan 5.779 orang tenaga pengajar; 227 buah Madrasah Tsanawiyah dengan jumlah siswa sebanyak 41.587 orang dan 3.008 orang tenaga pengajar; 108 buah Sekolah Menangah Atas dengan jumlah siswa sebanyak 53.167 orang dan 2.305 orang tenaga pengajar; 139 buah Sekolah Menangah Kejuruan dengan jumlah siswa sebanyak 58.199 orang dan 2.532 orang tenaga pengajar; 121 buah Madrasah Aliah dengan jumlah siswa 19.196 orang dan 1.528 orang tenaga pengajar; dan 4 buah perguruan tinggi swasta.
Sementara untuk sarana kesehatan terdapat 11 buah rumah sakit, 13 buah rumah sakit bersalin, 140 buah poliklinik, 67 buah puskesmas, 110 buah puskesmas pembantu, 137 buah apotek, 4.190 buah Posyandu, dan 278 buah balai kesehatan (BPS Kabupaten Bandung, 2020).
Agama dan Kepercayaan
Agama yang dianut oleh warga masyarakat Kabupaten Bandung sangat beragam. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung tahun 2020, Islam merupakan agama yang dianut oleh sebagian besar penduduknya (3.454.487 orang). Sedangkan sisanya adalah penganut Kristen Protestan (49.097 orang), Katolik (17.311 orang), Hindu (543 orang), Budha (3.151 orang), Konghucu 55 orang), dan aliran kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa sejumlah 390 orang. (gufron)
Sumber:
BPS Kabupaten Bandung. 2020. Kabupaten Bandung Dalam Angka 2020. Soreang, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung.
“Visi Misi Kabupaten Bandung”, diakses dari http://www.bandungkab.go.id/arsip/visi-misi, tanggall 12 Agustus 2020.
“Lambang Arti” diakses dari http://www.bandungkab.go.id/arsip/lambang-arti, tanggal 12 Agustus 2020.
Kabupaten Bandung merupakan satu dari delapan belas kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten yang merupakan daerah penyangga ibukota Provinsi Jawa Barat ini secara geografis sebelah utara berbatasan dengan Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi; sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut; sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat; dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut. Wilayahnya tidak hanya berada di kaki tapi juga di lereng gunung, sehingga tidak hanya berupa dataran rendah semata, tetapi juga dataran tinggi atau berbukit-bukit. Sedangkan luasnya sekitar 1.762,4 km² dengan titik koordinat 6° 41’ – 7° 19’ Lintang Selatan dan 107° 22’ – 108° 50’ Bujur Timur.
Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan yang mencakup 10 kelurahan serta 280 desa. Ke-31 kecamatan itu beserta luasnya adalah sebagai berikut: (1) Kecamatan Ciwidey beribukota di Lebakmuncang terdiri atas 7 desa seluas 48,47 km² (2,75%); (2) Kecamatan Rancabali beribukota di Patengan terdiri atas 5 desa seluas 148,37 km² (8,42%); (3) Kecamatan Pasirjambu beribukota di Pasirjambu terdiri atas 10 desa seluas 239,58 km² (13,59%); (4) Kecamatan Cimaung beribukota di Cipinang terdiri atas 10 desa seluas 55 km² (3,12%); (5) Kecamatan Pangalengan beribukota di Pangalengan terdiri atas 13 desa seluas 195,41 km² (11.09%); (6) Kecamatan Kertasari beribukota di Ciberureum terdiri atas 8 desa seluas 152,07 km² (8,63%); (7) Kecamatan Pacet beribukota di Cikitu terdiri atas 13 desa seluas 91,94 km² (5,22%); (8) Kecamatan Ibun beribukota di Ibun terdiri atas 12 desa seluas 54,57 km² (3,10%); (9) Kecamatan Paseh beribukota di Tangsimekar terdiri atas 12 desa seluas 51,03 km² (2,90%); (10) Kecamatan Cikancung beribukota di Cikancung terdiri atas 9 desa seluas 40,14 km² (2,28%); (11) Kecamatan Cicalengka beribukota di Cicalengka terdiri atas 12 desa seluas 35,99 km² (2,04%); (12) Kecamatan Nagreg beribukota di Ganjarsabar terdiri atas 8 desa seluas 49,30 km² (2,80%); (13) Kecamatan Rancaekek beribukota di Rancaekek Wetan terdiri atas 14 desa dan 1 kelurahan seluas 45,25 km² (2,57%); (14) Kecamatan Majalaya beribukota di Majasetra terdiri atas 11 desa seluas 25,36 km² (1,44%); (15) Kecamatan Solokanjeruk beribukota di Solokanjeruk terdiri atas 7 desa seluas 24,01 km² (1,35%); (16) Kecamatan Ciparay beribukota di Pakutandang terdiri atas 14 desa seluas 46,18 km² (2,62%); (17) Kecamatan Baleendah beribukota di Baleendah terdiri atas 8 desa dan 5 kelurahan seluas 41,56 km² (2,36%); (18) Kecamatan Arjasari beribukota di Patrolsari terdiri atas 11 desa seluas 64,98 km² (3,69%); (19) Kecamatan Banjaran beribukota di Banjaran terdiri atas 11 desa seluas 42,92 km² (2,44%), (20) Kecamatan Cangkuang beribukota di Ciluncat terdiri atas 7 desa seluas 24,61 km² (1,40%); (21) Kecamatan Pameungpeuk beribukota di Sukasari terdiri atas 6 desa seluas 14,62 km² (0,83%); (22) Kecamatan Ketapang beribukota di Sangkanhurip terdiri atas 7 desa seluas 15,72 km² (0,89%); (23) Kecamatan Soreang beribukota di Soreang terdiri atas 10 desa seluas 25,52 km² (1,45%); (24) Kecamatan Kutawaringin beribukota di Jatisari terdiri atas 11 desa 47,30 km² (2,68%); (25) Kecamatan Margaasih beribukota di Margaasih terdiri atas 6 desa seluas 18,35 km² (1,04%); (26) Kecamatan Margahayu beribukota di Sukamenak terdiri atas 5 desa dan 1 kelurahan seluas 10,54 km² (0,60%); (27) Kecamatan Dayeuhkolot beribukota di Citeureup terdiri atas 6 desa dan 1 kelurahan seluas 11,03 km² (0,63%); (28) Kecamatan Bojongsoang beribukota di Bojongsoang terdiri atas 6 desa seluas 27,81 km² (1,58%); (29) Kecamatan Cileunyi beribukota di Cileunyi terdiri atas 6 desa seluas 31,58 km² (1,79%); (30) Kecamatan Cilengkrang beribukota di Jatiendah terdiri atas 6 desa seluas 30,13 km² (1,71%); dan Kecamatan Cimenyan beribukota di Cimenyan terdiri atas 9 desa serta 2 kelurahan dengan las 53,08 km persegi (3,01%) (BPS Kabupaten Bandung, 2020).
Topografi Kabupaten Bandung bervariasi mulai dari dataran sedang hingga tinggi (perbukitan dan pegunungan). Dataran sedang dengan ketinggian 500-900 meter dari permukaan air laut menempati hampir seluruh wilayah, di antaranya: Cimaung, Pacet, Ibun, Paseh, Cikancung, Cicalengka, Nagreg, Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk, Ciparay, Baleendah, Ariasari, Banjaran, Cangkuang, Pameungpeuk, Katapang, Soreang, Kutawaringin, Margaasih, Margahayu, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Cileunyi, Cilengkrang, dan Cimenyan. Sedangkan dataran di atas 1.001 meter dari permukaan air laut di antaranya: Ciwidey, Rancabali,. Pasirjambu, Pangalengan, dan Kertasari.
Iklim yang menyelimutinya sama seperti daerah lain di Indonesia, yaitu tropis yang ditandai oleh adanya dua musim, penghujan dan kemarau. Musim penghujan biasanya dimulai pada bulan Oktober - Maret, sedangkan musim kemarau biasanya dimulai pada bulan April - September. Curah hujan rata-rata 179 milimeter per tahun. Sedangkan, temperaturnya rata-rata 20°-31° Celcius. Sesuai dengan iklimnya yang tropis maka flora yang ada di sana pada umumnya sama dengan daerah-daerah lain di Indonesia, seperti: jati, kelapa, bambu, tanaman buah (seperti rambutan, manggis, duku, kopi, dan durian), padi, dan tanaman palawija (jagung, kedelai, singkong, dan mentimun). Fauna yang ada di wilayah kabupaten ini seperti yang biasa diternakan oleh masyarakat di Indonesia pada umumnya.
Pemerintahan
Struktur organisasi pemerintahan tertinggi di Kabupaten Bandung dipegang oleh seorang Bupati yang bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jawa Barat. Bupati menjalankan pemerintahan dengan tugas-tugas meliputi bidang pemerintahan, ketentraan dan ketertiban, kesejahteraan masyarakat, sosial politik. Agama, tenaga kerja, pendidikan, kepemudaan dan olahraga, kependudukan, perekonomian, dan pembangunan fisik prasarana lingkungan, serta bidang-bidang lain yang ditetapkan oleh Gubernur Jawa Barat.
Dalam menjalankannya Bupati dibantu oleh Inspektorat Daerah (PPID) dan Sekretariat Daerah. Sekretariat Daerah terdiri atas: Bagian Pemberdayaan, Bagian Hukum dan HAM, Bagian Humas dan Protokol, Bagian Kerjasama dan Otonomi Daerah, Baian Kesejahteraan Rakyat, Bagian Organisasi, Bagian Pembangunan, Bagian Pengasaan Barang/Jasa, Bagian Perekonomian, Bagian Program dan Keuangan, Bagian Tata Pemerintahan, dan Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga. Selain itu ada pula dinas-dinas yang menjalankan peran tertentu dalam menunjang roda pemerintahan daerah, di antaranya: Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Dinas Pemuda dan Olah Raga, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Dinas Kebakaran, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Dinas Penanaman Modal dan PTSP, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik, serta Dinas Arsip dan Perpustakaan.
Para aparatur bekerja dalam satu kerangka visi dan misi yang sama untuk kemajuan Kabupaten Bandung. Visi tersebut adalah “Memantapkan Kabupaten Bandung yang maju, mandiri, dan berdaya saing, melalui tata kelola pemerintahan yang baik dan sinergi pembangunan perdesaan, berlandaskan religius, kultural dan berwawasan lingkungan”. Visi itu dijadikan sebuah misi yang harus dilaksanakan atau diemban agar seluruh anggota organisasi dan pihak yang berwenang dapat mengetahui dan mengenal keberadaan serta peran Kabupaten Bandung dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah. Adapun misinya adalah: (a) peningkatan kualitas SDM; (b) menciptakan pembangunan ekonomi yang berdaya saing; (c) mewujudkan pembangunan infrastruktur dasar terpadu tata ruang wilayah; (d) meningkatkan kualitas lingkungan hidup; dan (e) mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (bandungkab.go.id).
Dan, sama seperti daerah lain di Indonesia, Kabupaten Bandung juga memiliki logo sebagai bagian dari identitas wilayah. Adapun logo Kabupaten Bandung dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu: (a) Bagian pertama yang berada di kanan atas berlatar kuning emas dengan gambar Gunung Takuban Perahu berwarna hijau melambangkan Kabupaten Bandung termasyhur karena tanahnya yang subur di daerah bergunung-gunung; (b) Bagian melintang bergerigi berbentuk bendungan kokoh berwarna hitam melambangkan masyarakat Kabupaten Bandung memiliki pendirian yang kokoh dan kuat membendung hawa nafsu; (c) Pohon kina berwarna hijau berlatar belakang merah melambangkan di Kabupaten Bandung kaya akan air karena dilintasi oleh dua buah sungai besar (Citarum, Cikapundung) serta memiliki sejumlah danau/situ (Patengang, Cileunca, Lembang, Ciburuy); dan (d) Perisai bertulis “Repeh Rapih Kertaraharja” yang berarti Suasana kehidupan yang aman tentram (Repeh), Suasana kehidupan yang rukun tertib dalam lingkungan yang bersih, sehat, asri (Rapih), dan Tatanan kehidupan yang sejahtera lahir batin secara seimbang, serasi, adil, dan merata (Kertaraharja) (bandungkab.go.id).
Kependudukan
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Bandung (sensus tahun 2019) penduduk Kabupaten Bandung berjumlah 3.717.291 jiwa, dengan jumlah Kelapa Keluarga (KK) 819.413. Jika dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, maka jumlah penduduk laki-laki mencapai 1.911.189 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan mencapai 1.864.090 jiwa. Para penduduk ini tersebar di 31 kecamatan, yaitu: Ciwidey dihuni oleh 82.552 jiwa; Rancabali dihuni oleh 53.753 jiwa; Pasirjambu 90.760 jiwa; Cimaung 83.800 jiwa; Pangalengan 157.660 jiwa; Kertasari 74.076 jiwa; Pacet 115.802 jiwa; Ibun 87.042 jiwa; Paseh 138.309 jiwa; Cikancung 96.897 jiwa; Cicalengka 126.305 jiwa; Nagreg 55.777 jiwa; Rancaekek 193.944 jiwa; Majalaya 174.114 jiwa; Solokanjeruk 89.036 jiwa; Ciparay 174.378 jiwa; Baleendah 274.744 jiwa; Arjasari 105.026 jiwa; Banjaran 132.830 jiwa; Cangkuang 79.231 jiwa; Pameungpeuk 81.316 jiwa; Katapang 134.187 jiwa; Soreang 122.941 jiwa; Kutawaringin 105.306 jiwa; Margaasih 161.684 jiwa; Margahayu 137.452 jiwa; Dayeuhkolot 127.772 jiwa; Bojongsoang 130.091 jiwa; Cileunyi 209.488 jiwa; Cilengkrang 55.816 jiwa; serta Kecamatan Cimenyan dihuni oleh 123.199 jiwa (BPS Kabupaten Bandung, 2020).
Jika dilihat berdasarkan golongan usia, penduduk yang berusia 0-4 tahun ada 388.537 jiwa (laki-laki 198.196 jiwa dan perempuan 190.341 jiwa), kemudian yang berusia 5-9 tahun ada 376.401 jiwa (laki-laki 191.971 jiwa dan perempuan 184.430 jiwa), berusia 10-14 tahun ada 352.613 jiwa (laki-laki 179.011 jiwa dan perempuan 173.602 jiwa), berusia 15-19 tahun ada 347.133 jiwa (laki-laki 175.943 jiwa dan perempuan 171.190 jiwa), berusia 20-24 tahun ada 322.390 jiwa (laki-laki 163.485 jiwa dan perempuan 158.905 jiwa), berusia 25-29 tahun ada 325.913 jiwa (laki-laki 164.671 jiwa dan perempuan 161.242 jiwa), berusia 30-34 tahun ada 330.863 jiwa (laki-laki 164.671 jiwa dan perempuan 161.242 jiwa), berusia 35-39 tahun ada 301.184 jiwa (laki-laki 152.028 jiwa dan perempuan 149.156 jiwa), berusia 40-44 tahun ada 259.594 jiwa (laki-laki 133.139 jiwa dan perempuan 126.455 jiwa), berusia 45-49 tahun ada 215.073 jiwa (laki-laki 110.193 jiwa dan perempuan 104.880 jiwa), berusia 50-54 tahun ada 170.654 jiwa (laki-laki 87.426 jiwa dan perempuan 83.228 jiwa), berusia 55-59 tahun ada 135.164 jiwa (laki-laki 69.501 jiwa dan perempuan 65.663 jiwa), berusia 60-64 tahun ada 88.377 jiwa (laki-laki 45.475 jiwa dan perempuan 42.902 jiwa), dan berusia 65 tahun ke atas ada 161.383 (laki-laki 74.780 jiwa dan perempuan 86.603 jiwa) dari jumlah total penduduk. Ini menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Bandung sebagian besar berusia produktif.
Mata Pencaharian
Jenis-jenis mata pencaharian yang digeluti oleh masyarakat Kabupaten Bandung sangat beragam, di antaranya: pegawai negeri di berbagai instansi pemerintah, seperti: kabupaten, kelurahan, kecamatan, pemerintah daerah, dan lain sebagainya (16.796 orang). Kemudian, ada juga yang berusaha sendiri/own account worker (329.813 orang), berusaha dibantu buruh tidak tetap/employer assisted by temporary worke (156.164 orang), berusaha dibantu buruh tetap/employer assisted permanent worker (46.096 orang), buruh/karyawan (909.107 orang), pekerja bebas di pertanian/agriculture free time worker (63.944 orang), pekerja bebas non pertanian/non agriculture free tima worker (92.919 orang), pekerja tak dibayar/unpaid worker (90.163 oranng), dan lain sebagainya.
Para pekerja yang mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian, baik sebagai pemilik maupun pekerja bebas (agriculture free time worker), mengusahakan berbagai macam tanaman guna dipasarkan ke berbagai daerah. Tanaman tersebut diantaranya adalah: bawang merah seluas 5.288 ha dengan produksi sebanyak 621.001 ton; jagung seluas 18.774 ha; cabai seluas 2.168 ha (434.261 ton); kentang seluas 3.902 ha (816.543 ton); kubis seluas 4.286 ha (978.130 ton); petsai seluas 3.811 ha (789.006 ton); tomat seluas 1.432 ha (738.864 ton); wortel seluas 2.350 ha (485.646 ton); melon seluas 24 ha (ton); paprika seluas 4 ha (ton); semangka seluas 1 ha (ton), stroberi seluas 22h ha (ton); terung seluas 306 ha (ton); bawang daun seluas 3.772 ha (ton); bawang putih seluas 286 ha (ton); bayam seluas 128 ha (ton); blewah seluas 2 ha (ton); buncis seluas 477 ha (ton); cabai rawit seluas 1.220 ha (ton); kacang merah seluas 702 ha (ton); kacang panjang seluas 173 ha (ton); kangkung seluas 250 ha (ton); kembang kol seluas 370 ha (ton); mentimun seluas 589 ha (ton); labu siam seluas 408 ha (ton); lobak seluas 440 ha (ton); jahe seluas 220.028 m2 (535.469 kg), dan laos/lengkuas seluas 33..693 m2 dengan hasil produksi sejumlah 104.781 kg.
Pendidikan dan Kesehatan
Sebagai sebuah daerah yang dekat dengan ibu kota provinsi, Kabupaten Bandung tentu saja memiliki sarana pendidikan dan kesehatan yang memadai bagi masyarakatnya. Adapun sarana pendidikan yang terdapat di kabupaten ini adalah: 354 buah Taman Kanak-kanan (TK) dengan jumlah siswa sebanyak 22.408 orang dan 1.483 tenaga pengajar; 754 buah Raudatul Atfah (RA) dengan jumlah siswa sebanyak 32.359 orang dan 3.019 orang tenaga pengajar; 1.406 buah Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah siswa sebanyak 366.582 orang dan 14.044 orang tenaga pengajar; 216 buah Madrasah Ibtidaiyah dengan jumlah siswa sebanyak 35.054 orang dan 2.052 orang tenaga pengajar; 322 buah Sekolah Menengah Pertama dengan jumlah siswa 135.700 orang dan 5.779 orang tenaga pengajar; 227 buah Madrasah Tsanawiyah dengan jumlah siswa sebanyak 41.587 orang dan 3.008 orang tenaga pengajar; 108 buah Sekolah Menangah Atas dengan jumlah siswa sebanyak 53.167 orang dan 2.305 orang tenaga pengajar; 139 buah Sekolah Menangah Kejuruan dengan jumlah siswa sebanyak 58.199 orang dan 2.532 orang tenaga pengajar; 121 buah Madrasah Aliah dengan jumlah siswa 19.196 orang dan 1.528 orang tenaga pengajar; dan 4 buah perguruan tinggi swasta.
Sementara untuk sarana kesehatan terdapat 11 buah rumah sakit, 13 buah rumah sakit bersalin, 140 buah poliklinik, 67 buah puskesmas, 110 buah puskesmas pembantu, 137 buah apotek, 4.190 buah Posyandu, dan 278 buah balai kesehatan (BPS Kabupaten Bandung, 2020).
Agama dan Kepercayaan
Agama yang dianut oleh warga masyarakat Kabupaten Bandung sangat beragam. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung tahun 2020, Islam merupakan agama yang dianut oleh sebagian besar penduduknya (3.454.487 orang). Sedangkan sisanya adalah penganut Kristen Protestan (49.097 orang), Katolik (17.311 orang), Hindu (543 orang), Budha (3.151 orang), Konghucu 55 orang), dan aliran kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa sejumlah 390 orang. (gufron)
Sumber:
BPS Kabupaten Bandung. 2020. Kabupaten Bandung Dalam Angka 2020. Soreang, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung.
“Visi Misi Kabupaten Bandung”, diakses dari http://www.bandungkab.go.id/arsip/visi-misi, tanggall 12 Agustus 2020.
“Lambang Arti” diakses dari http://www.bandungkab.go.id/arsip/lambang-arti, tanggal 12 Agustus 2020.