Objek wisata yang mulai beroperasi pada tanggal 20 Desember 2015 ini menempati lahan seluas sekitar 5,2 ha. Adapun tujuan pendiriannya adalah sebagai arena wisata edukasi bagi anak-anak agar lebih dekat dengan alam melalui pengenalan hewan (mamalia dan reptil) serta tumbuhan. Oleh karena itu, fasilitas yang disediakan pun berkaitan dengan pengenalan alam berupa: taman kelinci dan kambing perah, camping ground, outbond training, dan lain sebagainya.
Taman kelinci letaknya tidak jauh dari tempat penjualan tiket. Di tempat ini ada tiga buah kandang. Kadang pertama dan kedua berisi berbagai macam jenis kelinci dari dalam maupun dari luar negeri yang ditempatkan dalam sangkar-sangkar berukuran kecil. Konon, di antara jenis-jenis kelinci tersebut ada yang langka dan berharga relatif mahal (antara 1 hingga 8 juta rupiah). Sedangkan kandang ketiga diisi dengan sejumlah kelinci yang sengaja dilepas agar dapat bermain dengan pengunjung.
Selain kandang kelinci ada sejumlah kandang lagi yang diperuntukkan bagi mamalia (kambing, kuda) dan reptil (kura-kura, ular, biawak, kadal). Untuk kambing jenis ettawa kandang berbentuk panggung dan berpagar rapat terbuat dari kayu dengan atap genting, sementara kambing atau domba import berbulu tebal bentuk kandangnya "lebih modern" dengan lantai paving block/conblock dan berpagar renggang agar sirkulasi udara lebih baik. Di area pengembangbiakan kambing ini pengunjung dapat memberi makan dedaunan, meminumkan susu pada anak kambing hingga memerah susu salah seekor kambing yang ditempatkan dalam sebuah kandang khusus.
Sementara kandang reptil bentuknya ada yang berupa rumah kecil berpagar kaca, kolam dilengkapi dengan bebatuan untuk kura-kura, dan rumah panggung kecil dari bambu yang di dalamnya terdapat akuarium atau sangkar besi. Bagi pengunjung yang ingin berinteraksi terdapat pula sebuah taman berpagar setinggi sekitar satu meter untuk melepas kura-kura dan ular pyton berukuran sangat besar. Dengan bantuan pemandu pengunjung dapat berfoto sambil memegang atau bahkan menggendong binatang-binatang tersebut.
Terakhir, kandang untuk kuda berada pada bagian ujung agrowisata Bhumi Merapi. Kadang agak jarang dikunjungi karena sebagian kuda digunakan sebagai sarana tunggangan bagi pengunjung yang ingin berkeliling dengan biaya antara 10-20 ribu rupiah bergantung ukuran kuda dan yang menaikinya. Area berkeliling hanya berada di bagian belakang agrowisata sehingga tidak mengganggu pengunjung lain yang sedang berekreasi.
Sebagai catatan, bila tidak puas hanya dengan mengenalkan anak pada hewan peliharaan yang diternakkan, agrowisata Bhumi Merapi juga menyediakan sejumlah fasilitas lain, di antaranya: (1) dua buah "rumah hobbit" yang berada tidak jauh dari kandang kuda dan kambing untuk berselfie ria; (2) kebun hidroponik; (3) kantin yang cukup luas; (4) taman bermain; (5) camping ground yang dilengkapi dengan arena outbond berlatar belakang Gunung Merapi di kejauhan; dan (6) situs Goa Ponggolo, sebuah goa sepanjang 350 meter dan lebar 1-1,25 meter yang dibuat antara tahun 1825-1830 (selama perang Diponegoro) oleh Kyai dan Nyi Ponggolo. Fungsi goa dahulu adalah sebagai sarana irigasi bagi sawah-sawah yang berada di sekitar lereng Gunung Merapi.
Bagaimana? Anda tertarik mengajak keluarga berwisata ke Bhumi Merapi sambil mengenalkan buah hati pada budidaya tanaman maupun hewan ternak? Apabila tertarik agrowisata Bhumi Merapi buka mulai pukul 08.30-17.00 WIB dengan harga tiket relatif murah yaitu 10 ribu rupiah per orang (tahun 2017). Tahun 2018 terjadi sedikit kenaikan (saya lupa harganya ^_^) dengan diberi bonus berupa segelas susu kambing.